27. 13 JUTA?

259 51 0
                                    

Kini Enka, Iqbaal, dan Iqqi sudah sampai di mall yang biasa menjadi langganan Rena untuk membeli tas-tas branded.

"Itu Rena. Ren!", panggil Iqbaal sambil menghampiri Rena.

"Hai Baal. Kok baru nyampe sih?", tanya Rena.

"Sorry, tadi macet", jawab Iqbaal.

"Baal, kok kamu ketemu sama aku ngajak mereka sih?", tanya Rena terlihat kesal sambil melirik Enka dan Iqqi.

"Oh ya, Ren kenalin ini Enka, Enka kenalin ini Rena", ucap Iqbaal.

"Enka", ucap Enka sambil mengulurkan tangannya pada Rena tapi diabaikan olehnya.

"Sabar Enka, Rena emang gitu orangnya", bisik Iqqi membuat Enka menarik tangannya kembali.

"Yaudah yuk Baal kita ke dalem! Tadi aku udah milih-milih tas dan udah dapet yang bagus banget. Kamu harus liat pokoknya", ajak Rena dengan antusiasnya.

"Nggak deh Ren. Aku tunggu di sini aja ya", tolak Iqbaal karena ia lagi mode males nemenin Rena belanja.

"Tapi bayarin ya Baal, please! Aku kan lagi nggak dikasih uang sama mama papa", pinta Rena sambil memasang muka memelasnya.

"Berapa harganya?", tanya Iqbaal.

"Nggak mahal kok Baal, cuma 13 juta", jawab Rena.

"Yaudah nih, ATM aku. Buruan ya. Habis itu kita cari makan, aku udah laper soalnya", ucap Iqbaal memberikan salah satu kartunya.

"Siap. Makasih ya sayang", balas Rena tersenyum senang lalu ia segera pergi ke toko yang dimaksudnya.

"Gila! 13 juta dia bilang cuma. Menurut aku itu udah mahal banget lho", ucap Enka.

"Buat Iqbaal sih itu udah biasa, Enka. Iqbaal udah sering beliin Rena barang-barang mewah kayak gitu", sahut Iqqi.

"Kamu nggak nyesel Baal beliin pacar kamu tas atau barang-barang yang harganya se-langit?", tanya Enka.

"Nggak sih. Lagipula kan udah kewajiban gue buat nyenengin pacar gue", jawab Iqbaal.

"Aku aja ya, seumur-umur, beli tas paling mahal ya 1 atau 2 jutaan, itupun ibu sama ayah yang beliin. Lah itu? 13 juta. Kan kamu yang susah payah kerja Baal, tapi kok malah Rena yang enak sih?"

"Ya mau gimana lagi Enka, Iqbaal udah terlanjur cinta sama Rena", sahut Iqqi lagi.

"Eh, diem aja lo! Nggak usah ikut-ikutan!", seru Iqbaal.

"Baal, kalau boleh aku ngasih saran, kamu jangan terlalu sering nurutin kemauan Rena. Bukan apa-apa nih ya, Rena kan masih pacar kamu, belum tentu nanti dia juga yang akan jadi jodoh kamu. Sekarang aku tanya deh, pernah nggak kamu beliin bunda atau ayah kamu barang-barang se-mahal itu?", ucap Enka perlahan agar Iqbaal tidak tersinggung.

"Ya nggak pernah sih. Kalau ayah kan udah kerja. Terus bunda kan juga bisa minta ke ayah", jawab Iqbaal.

"Lah apa bedanya sama Rena, Baal? Dia juga bisa minta ke mama papanya kan"

"Tapi dia bilang-"

"Hai. Ngomongin gue ya?", ucap Rena yang tiba-tiba datang dengan sebuah paperbag berlogo salah satu brand terkenal di dunia.

"Nggak kok say. Udah belanjanya?", tanya Iqbaal mengalihkan pembicaraan.

"Udah. Nih tasnya. Bagus nggak?", tanya Rena mengeluarkan tas yang baru saja dibelinya itu.

"Bagus kok", jawab Iqbaal.

"Makasih ya say udah beliin aku tas. Oh ya, nih ATM kamu, aku balikin", ucap Rena sambil memberikan kartu Iqbaal dan langsung diterima olehnya.

"Oke. Sekarang kita cari makan yuk di restoran deket sini!", ajak Iqbaal.

"Kayaknya aku harus pulang deh Baal", ucap Enka.

"Gue anterin ya Enka?", tawar Iqqi.

"Eh, nggak nggak! Enka harus tetep ikut sama gue", sahut Iqbaal dengan ngegas.

"Biarin aja sih Baal dia pulang. Biasanya kita kalau ketemu kan selalu berdua", ucap Rena.

"Nggak bisa say. Enka tadi ke sini sama aku, pulang juga harus sama aku", balas Iqbaal.

"Yaudah aku nggak jadi pulang sekarang", putus Enka yang tidak mau berdebat.

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang