41. KAFE & TOKO BUKU

255 48 0
                                    

Enka dan Rival baru saja sampai di sebuah kafe yang begitu indah.

"Kafe ini kan-"

"Iya, ini kafe kesukaan kamu kan? Dulu kita sering banget ke sini", sahut Rival.

"Iya Val. Aku jadi kangen nongkrong di sini lagi sama kamu, sama yang lain juga", ucap Enka.

"Yaudah, masuk yuk!", ajak Rival.

Mereka lalu memilih tempat duduk yang kosong. Kafe itu memang selalu ramai, tak heran jika banyak remaja seperti Enka yang suka dengan kafe itu.

---

Sedangkan Iqbaal, kini masih berada di dalam taksi.

"Mau ke mana ini mas?", tanya si supir taksi.

"Saya juga belum tau pak. Bapak tau nggak, kafe di sekitar sini yang makanannya enak di mana?", tanya Iqbaal balik.

"Tau mas. Di depan sana ada kafe yang paling digemari para remaja"

"Yaudah, kita ke sana ya pak"

"Baik mas"

Beberapa menit kemudian, Iqbaal telah sampai di depan kafe yang dimaksud oleh sang supir taksi.

"Ini mas kafenya"

"Makasih pak, ini uangnya"

"Iya mas, sama-sama"

Iqbaal turun dari taksi. Sebelum ia masuk ke dalam kafe, ia harus memastikan tidak ada seorang pun yang akan mengenalinya.

---

Sesampainya di dalam kafe, Iqbaal mencoba mencari tempat duduk yang kosong. Namun, ada sesuatu yang justru membuat Iqbaal terdiam untuk beberapa saat.

Itu Enka nggak sih? Tapi kok lagi sama cowok? Atau jangan-jangan itu pacarnya di Surabaya? Nggak nggak, gue nggak boleh nethink. Gue harus pastiin Enka lagi sama siapa. Gue duduk di belakangnya aja, jadi gue bisa denger apa yang mereka omongin. Ucap batin Iqbaal.

Iqbaal memilih tempat duduk yang berada di belakang Enka yang kebetulan memang kosong. Jadi posisinya Iqbaal dan Enka saling membelakangi ya.

Kini Enka tengah berbagi cerita dan tertawa bersama Rival.

"Hahhaha, kamu ada-ada aja", ucap Enka.

"Beneran Enka, kalau kamu liat sendiri pasti ngakak deh. Sumpah, dia itu lucu banget. Masa iya dia nggak bisa bedain mana garam mana gula. Mana waktu itu dia bikin minumannya buat calon mertuanya lagi. Hahhaha, lucu banget Enka", ucap Rival.

"Terus pasti camernya langsung marah-marah ya?", tebak Enka.

"Bukan marah lagi Enka, cewek itu langsung di ajak ke dokter dong", jawab Rival.

"Ngapain ke dokter?", bingung Enka.

"Ya karena camernya mau meriksain dia. Apa mata dan lidahnya masih berfungsi dengan baik atau enggak"

"Hahaha, kasian banget dia"

"Iya Enka, tapi lucu juga sih. Hahaha"

Iqbaal yang melihat Enka sedang tertawa bersama cowok lain merasakan seperti ada sesuatu yang membakar dadanya.

Kenapa kalau sama dia lo bisa ketawa lepas kayak gitu? Tapi kalau sama gue nggak bisa? Apa jangan-jangan bener dugaan gue? Dia itu pacar lo di Surabaya? Dan niat utama lo ke sini buat nemuin dia bukan buat nenangin diri? Iqbaal bertanya-tanya dalam hatinya.

---

Selesai makan, Enka meminta Rival untuk menemaninya ke toko buku. Iqbaal yang masih penasaran, terus mengikuti mereka sampai ke toko buku.

"Kamu mau nyari buku apa?", tanya Rival.

"Novel", jawab Enka singkat.

"Kebiasaan kamu nggak berubah ya? Tetep aja suka baca novel"

"Iya dong, kan sekalian buat ngisi waktu luang"

Iqbaal senantiasa mengikuti Enka dan Rival. Sampai tiba-tiba ada dua orang anak kecil yang saling berkejaran tanpa sengaja menabrak Enka. Namun Rival dengan sigapnya langsung menangkap tubuh Enka. Iqbaal yang melihat adegan itu merasa benar-benar cemburu. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk pergi dari toko buku itu.

"Kamu nggak papa kan?", tanya Rival membantu Enka berdiri seperti semula.

"Nggak papa, makasih ya", jawab Enka.

"Sama-sama"

---

Setelah mendapatkan novel yang diinginkan, Enka segera pulang ke rumah.

"Kamu nggak mau masuk dulu Val?", tanya Enka.

"Nggak usah Enka. Aku mau langsung balik ke hotel aja", jawab Rival.

"Hah? Hotel? Maksudnya?", bingung Enka.

"Hehehe, sebenernya aku nggak pulang ke rumah Enka, soalnya males beres-beres. Jadinya aku nginep di hotel deh, biar nggak ribet gitu", jujur Rival.

"Kenapa nggak ngomong dari tadi?"

"Emang kalau aku ngomong dari tadi kamu bakal ngizinin aku nginep di rumah kamu?"

"Hahahah, ngarep! Ya nggak lah. Maksudnya, kalau kamu males beres-beres rumah kan bisa aku bantuin Val"

"Oalah. Nggak perlu Enka. Aku cabut dulu ya. Besok aku ke sini lagi. Oke? Bye!", pamit Rival.

"Bye!"

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang