25. KAMAR IQBAAL

270 52 0
                                    

Siang harinya, mereka sudah sampai di Jakarta. Setelah mengantar orang tua Iqbaal, Enka pulang ke rumah bersama kedua orang tuanya.

Saat Enka sudah selesai mandi dan berganti baju, tiba-tiba ibu memanggilnya.

"Iya, bu. Ada apa?", tanya Enka setelah menghampiri ibu yang tengah berada di ruang keluarga.

"Kamu udah selesai beres-beres?", tanya ibu.

"Udah dong bu", jawab Enka.

"Baguslah kalau gitu. Sekarang kamu ke rumah Iqbaal ya", ucap ibu.

"Emangnya ada apa bu?"

"Ini, barusan ayah nemuin sepatunya Iqbaal di dalam mobil. Kayaknya jatuh deh waktu Iqbaal ngambil barang-barangnya tadi. Kamu anterin ke rumahnya ya", ibu memberikan sebuah paper bag pada Enka.

"Yaudah deh bu. Kalau gitu aku ke sana sekarang aja ya. Assalamu'alaikum", pamit Enka.

"Wa'alaikumsalam", balas ibu.

---

Di siang hari yang begitu terik, Enka berjalan ke rumah Iqbaal. Ternyata saat ia baru sampai di depan rumah tujuannya, ia berpapasan dengan Iqqi yang baru saja sampai dari Jogja. Terlihat Iqqi baru saja turun dari taksi yang ditumpanginya.

"Enka? Lo ngapain di sini?", tanya Iqqi.

"Kamu baru nyampe di rumah, Qi?", tanya Enka.

"Iya. Lo ada apa siang-siang ke sini? Mau ketemu Iqbaal? Atau mau ketemu gue?", tanya Iqqi lagi.

"Aku mau ketemu Iqbaal, mau ngembaliin ini", jawab Enka sambil menunjuk paperbagnya.

"Yaudah yuk masuk dulu!", ajak Iqqi

"Iya"

---

"Assalamu'alaikum ayah bunda, Iqqi pulang", ucap Iqqi setelah mengetuk pintu rumahnya dan tak lama kemudian ada bunda yang membukakannya.

"Wa'alaikumsalam, kamu baru nyampe sayang?", balas bunda memeluk sang anak.

"Iya bun. Ayah mana?"

"Ayah lagi istirahat. Eh, ada Enka. Ayo masuk dulu Enka!", ajak bunda

"Iya tante, makasih", ucap Enka.

"Bun, Enka mau ketemu sama Iqbaal", ucap Iqqi setelah mereka bertiga masuk ke dalam rumah.

"Kamu langsung ke kamarnya aja Enka. Itu di lantai atas yang pintunya ada stiker 5 elang. Itu kamarnya Iqbaal"

"Nggak papa tante kalau aku ke kamar Iqbaal? Ntar kalau aku ganggu dia gimana?", tanya Enka merasa tidak enak, lagi dan lagi.

"Nggak papa kok. Kalau Iqbaal marah, bilang aja tante yang suruh", jawab bunda.

"Iya tante. Aku permisi ya", pamit Enka lalu segera pergi.

"Bunda kok malah nyuruh Enka ke kamar Iqbaal sih?", tanya Iqqi.

"Ya emang kenapa Qi? Ada yang salah? Atau jangan-jangan kamu cemburu ya?", tebak bunda.

"Hah? Aku? Cemburu? Ya nggak lah bun. Aku cuma takut Iqbaal marah aja kalau ada yang ke kamarnya. Kan selama ini bunda tau, nggak ada cewek manapun yang dibolehin dateng ke kamarnya", jawab Iqqi.

"Bunda yakin kok kalau Iqbaal nggak akan marah kalau Enka yang ke kamarnya. Bunda seneng kalau Iqbaal bisa deket sama Enka, karena bunda yakin kalau Enka yang bisa bikin Iqbaal berubah", ucap bunda tersenyum.

"Terserah bunda aja. Aku ke kamar dulu ya, mau istirahat", pamit Iqqi.

---

Saat Enka sudah berada di depan kamar Iqbaal, dengan ragu ia mengetuk pintunya. Beberapa detik kemudian, Iqbaal membuka pintunya.

"Enka? Lo ngapain siang-siang gini ke sini?", tanya Iqbaal terlihat agak kaget saat mendapati keberadaan Enka yang saat ini berdiri di hadapannya.

"Aku mau ngembaliin ini. Punya kamu kan?", Enka memberikan paperbagnya pada Iqbaal.

"Ini apa?", tanya Iqbaal setelah menerima paperbag itu.

"Sepatu kamu yang ketinggalan di mobil ayah. Tadi ibu nyuruh aku ngembaliin ini ke kamu", jawab Enka.

"Oh, jadi lo nggak ikhlas ngembaliin ini ke gue?", canda Iqbaal

"Bukan gitu. Aku ikhlas kok. Yaudah aku dulu ya Baal. Daa..", pamit Enka.

Saat Enka membalikkan badan, tiba-tiba Iqbaal menahan pergelangan tangannya.

"Buru-buru amat Enka. Masuk dulu yuk ke kamar gue!", ajak Iqbaal.

"Hah? Nggak deh Baal. Makasih", tolak Enka.

"Tenang aja, kali ini nggak bakal ada apa-apa kok. Gue janji!", ucap Iqbaal.

"Tapi.. Tapi nggak enak Baal kalau ada yang tau aku masuk ke kamar kamu. Takut malah timbul fitnah"

"Hahahah.. Tenang aja kali Enka. Udah yuk!"

Iqbaal langsung menarik tangan Enka ke dalam kamarnya. Kamar Iqbaal cukup luas dan begitu rapi. Semua barang-barang tertata rapi di tempatnya masing-masing. Di kamar Iqbaal juga ada banyak sekali medali penghargaan.

"Duduk Enka!", suruh Iqbaal dan Enka segera duduk di atas kasurnya.

"Gue ambilin minum dulu ya", ucap Iqbaal.

"Nggak usah repot-repot Baal, aku nggak-"

"Nggak repot kok. Tunggu sini bentar!", sahut Iqbaal.

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang