23. KISS?

290 54 0
                                    

Malam ini adalah malam yang spesial. Karena Enka akan menghabiskan waktu semalaman bersama keluarganya juga dengan keluarga Iqbaal. Yaps! Tonight is a family time. Sejak pulang dari mall tadi, Enka langsung membantu ibu dan bunda untuk mempersiapkan semua bahan-bahan untuk barbeque nanti malam.

Oh ya, perlu diketahui, saat ini di villa keluarga Iqbaal tidak ada yang menjaga. Karena kata ayah Iqbaal dan bunda, setiap kali mereka berkunjung ke villa, mereka tidak ingin ada penjaga ataupun pembantu. Tapi saat mereka meninggalkan villa, barulah ada penjaga dan pembantu yang bertugas untuk menjaga dan membersihkan villa.

"Ada lagi yang bisa aku bantu?", tanya Enka.

"Kayaknya udah deh", jawab bunda.

"Iya. Makasih ya Enka udah bantuin ibu sama bu Rike nyiapin semuanya", ucap ibu.

"Sama-sama bu. Kalau gitu aku mau ke kamar dulu ya, mau mandi sama ganti baju dulu", pamit Enka.

"Bentar Enka, tante boleh minta tolong nggak?", tanya bunda.

"Boleh tan. Mau minta tolong apa?", tanya Enka.

"Tolong kamu panggilin Iqbaal ya. Bilangin ke dia kalau tante nyariin, ada yang mau tante omongin soalnya. Penting!"

"Siap tante. Eh, btw Iqbaal ada di mana ya tan?"

"Dia lagi di kamar"

"Oke. Aku pergi dulu ya ibu, tante. Dadaaa.."

---

Enka segera menghampiri Iqbaal di kamarnya. Kamar Iqbaal dan kamar Enka bersebelahan ya. Enka mengetuk pintu kamar Iqbaal namun sama sekali tidak ada jawaban. Enka mencoba membuka pintu yang ternyata tidak dikunci. Enka masuk dengan perlahan sambil memanggil nama Iqbaal.

"Baal! Iqbaal! Kamu di mana? Baal!"

Tiba-tiba terdengar suara orang membuka pintu. Enka membalikkan badannya dan mendapati Iqbaal yang baru keluar dari kamar mandi.

Terlihat rambutnya masih basah dan Iqbaal hanya memakai handuk yang menutupi pinggang sampai lututnya. Yaaa Iqbaal bertelanjang dada. Sontak saja hal tersebut membuat Enka  langsung berteriak dan menutup mata dengan kedua telapak tangannya.

"IQBAAAALLLLLLL!"

"Eh, Enka. Sorry sorry gue nggak tau kalau ada lo. Ada apa?"

Iqbaal berjalan mendekati Enka namun Enka malah berjalan mundur untuk menghindarinya. Alhasil, sekarang Enka sudah ada di pojok kamar Iqbaal. Iqbaal semakin mendekat dan membuat Enka semakin menutup matanya.

"Kok lo malah ngejauh? Kenapa?", tanya Iqbaal.

Dari jarak yang begitu dekat, Enka bisa merasakan hempusan nafas Iqbaal. Apalagi saat ia berbicara di telinga Enka. Nafas Iqbaal mampu membuat lehernya menjadi hangat dan wangi tubuhnya yang begitu maskulin sangat menusuk di indra penciuman Enka.

"Enka", panggil Iqbaal.

Enka mencoba membuka mata dan kini ia mendapati Iqbaal tengah menatapnya dalam-dalam. Jarak antara wajah Enka dan Iqbaal hanya beberapa cm.

"Baal, kamu bisa mundur dikit nggak?", lirih Enka.

"Kalau gue bilang nggak bisa kenapa?", tanya Iqbaal.

Iqbaal tertawa geli.  Sepertinya ia sedang mempermainkan  Enka dengan cara menggodanya.

"Nggak.. Nggak papa kok", jawab Enka

"Lo ngapain ke kamar gue? Mau liat gue mandi?"

Pertanyaan Iqbaal sukses membuat Enka membulatkan matanya.

"Hah? Nggak. Tadi.. Tante.. Apa.. Dia.. Dia nyuruh aku buat manggil kamu katanya tante mau ngomong penting sama kamu", jawab Enka terlihat gugup.

"Itu aja?", tanya Iqbaal.

"Iya.. Kalau gitu aku.. Aku pergi dulu ya", pamit Enka.

Saat Enka ingin pergi, Iqbaal menahannya. Iqbaal menggunakan kedua tangannya untuk mengurung Enka. Jadi Enka tidak bisa pergi ke mana-mana.

"Baal, aku mau pergi", ucap Enka memelas.

"Pergi ke mana? Sini aja napa temenin gue", ucap Iqbaal lalu mengedipkan sebelah matanya.

Baal, please, jangan bikin aku mati berdiri gara-gara deg-degan deket sama kamu. Pinta Enka dalam hati.

"Aku.. Aku mau ke kamar dulu Baal"

"Ngapain? Enakan di sini bisa berduaan sama gue. Nggak ada yang ganggu lagi. Iya kan?"

"Dari tadi aku belum.. Aku belum mandi Baal. Bentar lagi kan acara barbeque-nya kan mau dimulai", Enka berusaha mencari alasan.

"Oh, jadi lo mau mandi?", tanya Iqbaal.

"Iya", jawab Enka.

"Kenapa tadi nggak mandi bareng gue aja?"

Lagi-lagi Iqbaal mengedipkan sebelah matanya. Dan hal itu semakin membuat Enka keringat dingin.

"Hm.. A-aku.. Aku.."

"Aku apa? Hayooo. Udah, mandi di kamar gue aja, nggak papa kok. Atau mau gue mandiin? Hahahha", Iqbaal semakin gencar menggoda Enka.

"IQBAAAAALLLLLL!!", teriak Enka yang merasa kesal bercampur malu dan gugup.

"Iya, kenapa?", tanya Iqbaal dengan sok polosnya.

"Ihh, udah cukup! Aku mau ke kamar. Minggir!"

Saat Enka berusaha untuk mendorong Iqbaal dengan sekuat tenaganya, ia malah kembali mendekat, seolah-olah seperti ada pantulan, dan secara sengaja atau tidak, Iqbaal telah mencium kening Enka.

"I.. Iqbaal", lirih Enka sambil tangan kanannya memegang keningnya.

"Sorry Enka, gue nggak sengaja. Ah, lo sih tadi pakek dorong gue segala", ucap Iqbaal yang kini sudah mengambil jarak dari Enka.

Tanpa menggubris ucapan Iqbaal lagi, Enka langsung berjalan ke luar kamar.

"Enka, tunggu! Enka, gue minta maaf. Enka!"

Iqbaal terus mengejar Enka sampai ke kamarnya. Bahkan saat Enka sudah mengunci pintu kamar, Iqbaal tetap saja mengetuknya, mungkin lebih tepatnya menggedor pintunya.

"Enka, gue bener-bener minta maaf. Tadi gue nggak sengaja nyi-"

"Udah Baal, kamu pergi aja dari sini!", sahut Enka dari dalam kamarnya.

Setelah Enka menyuruh Iqbaal pergi, akhirnya Iqbaal mau pergi juga.

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang