Bagian XXXIII: Akhir

3.1K 382 28
                                    

"Makanya Anda betah hidup dengan dendam yang Anda ciptakan sendiri. Seharusnya Anda belajar menerima sesuatu yang bukan ditakdirkan untuk Anda. Bukannya malah menyalahkan orang lain."

Sampai kapan mau menyalahkan orang lain atas sesuatu yang terjadi? Apa yang terjadi pada dirimu adalah akibat ulahmu sendiri. Kamu diuji Tuhan karena Tuhan tau kamu sanggup melewatinya. Tapi kamu malah menyalahkan orang lain. Apa untung yang kamu dapat dengan itu?

Daripada menyalahkan orang lain, kenapa gak coba untuk memperbaiki diri? Tuhan ngasih kamu cobaan agar kamu bisa belajar tentang kehidupan. Cobaan itulah yang akan menjadikan kamu semakin kuat.

"Saya bukan hanya mencelakakan, tapi membunuh. Saya bahkan pernah membunuh dengan tangan saya sendiri. Tapi untuk istri Damar, dia mati karena memang terlalu lemah." Aku mengepalkan tanganku menahan emosi. Kalau saja dia sudah berbicara banyak, mungkin aku akan menghadiahi bogem mentah padanya karena sudah berani membahas tentang Bunda.

Bunda bukan wanita lemah. Mereka yang lemah karena sudah menyerang Bunda dengan cara yang licik.

"Dan untuk Kervino, anak Damar. Dia lumayan kuat dalam menghadapi serangan pertama saya. Kamu pasti gak tau kan ya? Kecelakaan yang menimpa kalian dua tahun lalu. Padahal saya menargetkan kamu, tapi dia rela masuk perangkap sehingga dia sendiri yang tertabrak. Gak masuk akal." Mulut embernya sudah mulai berbicara banyak. Apa ini saatnya aku menyerang balik?

"Saya bahkan merelakan anak saya untuk Kervino, dan akan melupakan dendam itu kalau dia benar-benar bisa menerima anak saya. Tapi kenyataannya apa? Dia malah menjatuhkan saya lewat anak saya sendiri." Ia berdiri sambil memutarkan pisau di tangannya.

Aku menyandarkan tubuhku pada kursi. Rasanya badanku sangat remuk. Padahal cuma diikat di kursi. Tapi tetap saja terasa capek. Tapi aku yakin sebentar lagi semuanya akan berakhir.

Aku akan pastikan yang berakhir bukanlah aku, tapi dia. Karena dialah yang memulai semuanya. Tugasku mengakhirinya.

"Padahal kalau memang Om ngerasa apa yang Om lakukan benar, percaya aja Tuhan akan membalas orang yang sudah mendzalimi Om dan keluarga Om." Bukankah karma itu ada?

Orang yang melakukan kejahatan akan mendapat balasan yang setimpal. Begitu juga dengan orang yang melakukan kebaikan, balasan pun sudah disiapkan. Hanya menunggu waktu.

"Kamu jangan nasehatin saya ya." Ia mendekatkan ujung pisau itu kearahku. "Kamu mau mulai darimana? Saya bisa bantu kamu ukir nama Kervino di kepala kamu." Aku tertawa.

Aku juga akan bantu dia untuk terus mengingatku karena sudah berhasil menjatuhkannya. Dia harus ingat aku, karena akulah yang memberikan mimpi buruk ini untuknya.

"Sepertinya Om juga yang berencana tentang insiden pertandingan basket waktu itu." Ia menarik pisau itu menjauh dan mengusapnya. Dia seperti seorang psikopat.

"Kamu kok tau? Padahal saya belum cerita apa-apa. Saya memang yang merencanakan itu semua, termasuk dalam hal menghasut Gio. Dia dengan senang hati melakukan apa yang saya mau. Dan hasilnya sangat memuaskan. Kervino luka karena ulang tiang basket yang saya sabotase, dan istri Damar meninggal karena surat yang saya berikan. Itulah yang dinamakan, sekali dayung dua pulau terlampaui. Saya tidak hanya menghancurkan hati Kervino seperti dia menghancurkan hati anak saya, tapi saya juga menghancurkan hati Damar." Ia berdiri, dan memutari kursi yang tadinya ia duduki. Pisau di tangannya kembali membentuk goresan di kursi itu.

Mungkin dia pikir aku takut dengan pisau itu. Tapi dia salah. Aku tak takut sedikitpun.

"Kamu dengan senang hati menyerahkan diri pada Boni si penghianat, orang yang sepertinya kamu percayai. Bukan begitu?" Aku tak menjawab. "Kalau kamu musnah dari bumi, Kervino akan hancur. Bukan hanya itu, Damar juga akan menyaksikan kehancuran anaknya sendiri. Keturunannya satu-satunya, si pewaris tahta. Saat itu terjadi, saya akan benar-benar puas." Dia menghayal terlalu tinggi, tapi lupa kalau ada saat dimana khayalannya itu akan dihempaskan ke bumi.

Laksana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang