"Jika kamu ingin dihargai, maka hargailah orang lain sebagaimana kamu ingin dihargai. Menghargai seseorang tidak harus memandang takaran tinggi dan rendahnya status mereka, karena di mata Allah kita semua sama."
~ Aretha Khanza Zayna ~
_______
Gadis berusia 18 tahun dengan setelan gamis dan khimar yang menutupi kepalanya hingga menjuntai menutup dadanya, kini mengayuh sepedanya perlahan-lahan menuju hamparan perkebunan.
Sesekali gadis tersebut tersenyum ramah sambil menyapa para buruh tani yang sedang berjalan.
Gadis cantik itu menghirup udara segar, menikmati kebebasannya dari bangku SMA. Dua hari yang lalu, ia resmi menjadi alumni di salah satu sekolah menengah atas di kotanya.
Hingga sekarang ia menikmati hari liburnya, sebelum kembali fokus untuk masuk ke Universitas pilihannya.
Gadis cantik itu masih mengayuh sepedanya hingga ia tiba di perkebunan yang dipenuhi tanaman kol dan brokoli. Ia memarkirkan sepedanya, lalu berjalan dan menyapa buruh tani yang sedang memanen sayuran tersebut.
"Assalamu'alaikum Bu, gimana kabarnya?" sapa gadis itu pada wanita paruh baya yang sedang memanen sayuran.
"Waalaikumsalam Neng Aretha, ih meni geulis pisan. Alhamdulillah Ibu teh sehat Neng."
"Alhamdulillah kalau begitu Bu, semangat yah panennya."
"Iya, Neng."
Aretha pun berjalan untuk melihat buruh tani yang lainnya dan juga ia pun ikut memanen sayuran walau hanya membantu sebisanya.
"Neng Aretha nggak usah bantuin atuh, nanti tangannya malah kotor."
"Nggak pa-pa Mang Jono, kan kalau kotor entar bisa dicuci tangannya."
Itulah Aretha, meski ia adalah anak dari pemilik perkebunan tersebut, tapi ia selalu ramah dan berbuat baik kepada buruh tani yang bekerja untuk Ayahnya. Aretha seperti membawa hal positif untuk sekitarnya, semua orang yang menatapnya akan menyukai keramahan dan tutur sapanya.
Aretha sangat mudah berbaur dengan masyarakat sekitarnya, baik dari usia muda hingga tua. Ia tak pernah membeda-bedakan antara sesama manusia.
Karena moto hidupnya, jika kamu ingin dihargai, maka hargailah orang lain, sebagaimana kamu ingin dihargai. Menghargai seseorang tidak harus memandang takaran tinggi dan rendahnya status mereka, karena di mata Allah kita semua sama.
"Neng Aretha!" teriak pria paruh baya dari kejauhan, sambil berjalan ke arah Aretha.
"Ada apa Pak, kok nyusul saya ke sini?"
"Kata tuan dan nyonya, Neng Aretha disuruh pulang, di rumah ada tamu yang ingin bertemu sama Neng Aretha."
"Tamu untuk saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Halalku
Novela JuvenilFollow dulu sebelum baca! Aretha Khanza Zayna. Ikhlas menerima perjodohan yang disusun oleh orang tuanya dengan seorang pria yang sedikit pun tidak ia ketahui. Rezvano Arkan Rabbani. Hanya nama itu yang Aretha ketahui, sementara wajah dari pria ters...