👩‍❤️‍👨 Senior Halalku~ 43

8.1K 870 60
                                    

Assalamu'alaikum 🙏

Happy Reading, and jangan lupa untuk ninggalin jejak vote and coment 🆗

"Jangan terlalu jauh menarik kesimpulan jika kalian tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, lagian kenapa kalian harus memusingkan urusan orang lain? Emang kalian pikir diri kalian lebih baik? Ingat tidak ada manusia yang benar-benar sempurna, lebi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan terlalu jauh menarik kesimpulan jika kalian tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, lagian kenapa kalian harus memusingkan urusan orang lain? Emang kalian pikir diri kalian lebih baik? Ingat tidak ada manusia yang benar-benar sempurna, lebih baik perbaiki diri kalian selagi ada kesempatan dan jangan sibuk menjelekkan orang lain karena bisa jadi kalianlah yang lebih buruk dari mereka ."

~Senior Halalku~

Dafi membulatkan matanya, ia menggelengkan kepalanya dan berusaha untuk tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya, ia mengenal Aretha dengan baik dan ia tahu Aretha tidak akan mungkin bersentuhan dengan pria yang bukan mahramnya.

Dafi yakin bahwa foto Aretha yang bergandengan tangan dengan Rez adalah sebuah ketidak sengajaan.

Dafi berusaha menetralkan perasaannya yang tak karuan itu, menahan rasa cemburunya dan berusaha tenang. Namun, semakin ia berusaha tenang benaknya malah semakin tertuju pada Aretha.

Ia pun meletakkan ponselnya kembali di atas meja, dan memutuskan untuk bersiap-siap menuju kampus. Tujuan utamanya adalah bertemu Aretha, ia ingin bertanya langsung mengenai foto tersebut.

Foto gandengan tangan antara Rez dan Aretha kini telah tersebar di fakultasnya, bukan hanya Dafi saja yang terkejut, tapi semua yang melihat foto itu pun ikut terkejut dan berspekulasi yang tidak-tidak tentang mereka, terutama pada Aretha.

Edo dan Edi saling bertatapan, bukan terkejut karena melihat Rez dan Aretha gandengan di foto tersebut, tapi ia terkejut dengan respon teman-teman mereka di grup chat kelasnya yang seakan memojokkan Aretha, padahal gadis itu tak bersalah sedikit pun.

"Menurut Lo, Rez udah baca ini atau belum?" tanya Edo pada Edi.

Edi menggelengkan kepalanya, "belum, chat gue juga belum dibaca."

"Terus kita harus ngapain?"

Edi menaikkan sebelah alisnya, sebab ia tak mengerti dengan pertanyaan Edo barusan.

"Maksud Lo?"

"Maksud gue, kita harus ngapain masa kita hanya diam aja ngelihat temen sekelas ngomongin Aretha yang nggak-nggak."

"Gue nggak tau, lagian untuk menjelaskan mereka telah menikah itu bukan hak kita, gue juga udah chat dia mengenai hal ini jadi lebih baik kita nungguin respon dari dia dulu."

"Yaudah, sambil nungguin respon Rez, gue punya cara untuk membuat mereka diam sejenak," kata Edo sambil tersenyum dan memicingkan matanya, membuat Edi menggelengkan kepala saat menatapnya.

"Jangan ngelakuin hal yang aneh-aneh, ingat kalau Rez marah Lo tanggung sendiri."

"Tenang aja," jawab Edo sambil fokus mengetikkan sesuatu di handphone miliknya.

Senior HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang