Follow dulu sebelum baca!
Aretha Khanza Zayna. Ikhlas menerima perjodohan yang disusun oleh orang tuanya dengan seorang pria yang sedikit pun tidak ia ketahui.
Rezvano Arkan Rabbani. Hanya nama itu yang Aretha ketahui, sementara wajah dari pria ters...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku hanya berbuat baik kepadanya bukan menyukainya."
~ Rezvano Arkan Rabbani ~
____________________________________
Tatapan Rez dan Aretha kini saling beradu dalam keheningan, sebelum Rez memutuskan untuk masuk ke kamar Aretha dan menutup pintu kamar tersebut.
Aretha hanya terdiam di kursi meja riasnya, ia tidak mengerti apa yang harus ia lakukan, hanya perasaan canggung dan deg-degan yang ia rasakan saat ini, karena untuk pertama kalinya seorang pria berada dalam satu kamar bersamanya.
Rezvano membuka jas yang ia gunakan lalu meletakkannya di pinggir sofa, hingga menyisakan kemeja putih yang lengannya ia lipat hingga siku dan beralih membuka dua kancing kemejanya di bagian atas.
Semua yang Rez lakukan tidak luput dari penglihatan Aretha. Meski tidak menatap Rez secara langsung, tapi Aretha bisa melihat Rez dari pantulan cermin di hadapannya.
Rez membuka sepatu pantofel yang melekat di kakinya, lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa tersebut, dengan kedua tangannya ia lipat di atas dadanya.
Aretha yang melihat kelakuan Rez langsung menautkan kedua alisnya. Bagaimana mungkin pria itu langsung merebahkan tubuhnya tanpa menyapa pemilik dari kamar tersebut.
Aretha lagi-lagi menggelengkan kepalanya, sungguh ia tidak bisa percaya jika dirinya adalah istri dari pria tersebut.
"Kamu mandi duluan, saya pengen istirahat dulu," suara bariton itu tiba-tiba keluar dari mulut Rez dengan posisi matanya yang tetap terpejam. Membuat Aretha berbalik menatap ke arah sumber suara.
Aretha hanya memperhatikan Rez sejenak tanpa mengeluarkan sepatah katapun lalu beranjak menuju kamar mandinya.
Rez yang masih merebahkan tubuhnya merasa lega saat suara pintu kamar mandi tertutup.
Rez sebenarnya tidak begitu lelah, hanya saja ia tak mengerti apa yang harus ia ucapkan kepada Aretha, sehingga ia lebih memilih untuk merebahkan tubuhnya.
Meski memejamkan matanya, tapi pikirannya masih tertuju pada Aretha, entah lah mungkin karena berada dalam satu kamar membuat Rez merasa sedikit tidak nyaman.
Tidak ingin berlarut dalam pikirannya, Rez pun membuka matanya dan perlahan mendudukkan tubuhnya, menatap sekeliling kamar Aretha yang nampak rapi dan wangi.
Rez perlahan berjalan menuju rak buku minimalis modern yang berada di dekat meja belajar Aretha. Selain buku-buku ada beberapa foto yang terpajang di sana, foto Aretha yang tersenyum manis sambil dipeluk oleh kedua orang tuanya.
Rez masih mengedarkan pandangannya pada buku-buku yang kebanyakan adalah novel, tapi ada satu buku yang menarik perhatiannya yaitu sebuah novel yang berjudul 'sajak cinta untukmu'.