Follow dulu sebelum baca!
Aretha Khanza Zayna. Ikhlas menerima perjodohan yang disusun oleh orang tuanya dengan seorang pria yang sedikit pun tidak ia ketahui.
Rezvano Arkan Rabbani. Hanya nama itu yang Aretha ketahui, sementara wajah dari pria ters...
Jangan lupa untuk ninggalin jejak vote and coment.
Kalau ada typo tolong bantu tandai 😊
Happy Reading
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Meluluhkan hatimu mungkin sulit, tapi tak mengapa, karena sesuatu yang indah memang membutuhkan perjuangan yang lebih untuk mendapatkannya dan selama masih ada Allah untuk tempatku memintamu, maka semuanya akan baik-baik saja."
Suasana malam di kediaman mereka terasa dingin sesuai dengan cuaca hari ini, bukan hanya hujan yang membuat Aretha merasa dingin, tapi diamnya Rez lah yang membuat Aretha merasakan dingin yang seutuhnya.
Tidak adanya ucapan yang keluar dari mulut Rez membuat Aretha merasa canggung untuk memulai percakapan di antara mereka.
Aretha yang kini melangkah keluar dari kamarnya memilih untuk berjalan menuju dapur, dibandingkan harus duduk bersama Rez yang tengah menonton film kartun.
Aretha meraih panci, meletakkannya di atas kompor dan menuangkan air ke dalamnya. Ia berniat untuk membuat teh hangat agar rasa dinginnya segera hilang.
Sambil menunggu air tersebut mendidih, Aretha sesekali menatap ke arah Rez. Pria itu terlihat sangat tampan, senyumannya memang sangat mudah membuat kaum hawa jatuh hati kepadanya. Apakah, karena itu dia tak senang dengan pernikahan ini? Pertanyaan itu terlintas begitu saja dalam benaknya. Apa lagi saat mengingat bagaimana respons mahasiswi kepada Rez siang tadi, dan Rez pun tak menjawab pertanyaan mengenai statusnya saat ini. Memusingkan! Apa seberat itu untuk mengakuinya sebagai istri?.
"Ah! Panas." Tiba-tiba saja Aretha berteriak akibat tangannya yang tak sengaja menyentuh ujung kompor tersebut.
Rez yang mendengar teriakkan itu dengan cepat berjalan menuju dapur. "Tangan kamu kenapa?" tanyanya dengan nada khawatir sambil mematikan kompor di hadapannya.
"Nggak pa-pa, Kak. Hanya kena kompor aja," jawab Aretha sambil meniup tangannya yang masih terasa panas.
"Sini, saya lihat." Rez langsung meraih tangan Aretha, membawanya lebih dekat dengan dirinya dan hal itu membuat Aretha tersentak kaget. Netranya kini menatap wajah Rez yang tengah memfokuskan pandangan pada tangannya.
"Kasih salep aja, ini kulit kamu mulai memerah," ucapnya sambil mengangkat pandangannya menatap Aretha. Namun, betapa terkejutnya Rez saat netra cokelat itu pun tengah memandanginya hingga kedua mata mereka saling bertemu.