Dansa

154 14 0
                                    

Swara dan Sanskar sampai di balkon.

"Kenapa kau membawaku kesini Sanskar?" tanya Swara.

"Swara lihatlah bulan dan bintang itu," kata Sanskar menunjuk langit.

"Emangnya ada apa dengan bulan dan bintang Sanskar," kata Swara bingung.

"Mereka bersinar seperti penampilan mu malam ini. Kau terlihat sangat cantik dan mempesona dengan memakai saree," kata Sanskar.

"Terima kasih atas pujiannya. Tapi kalau cuma mau bilang itu, enggak usah kesini segala kali,"kata Swara yang sedikit kesal dengan sikap Sanskar.

"Bukan hanya itu saja Swara. Sekarang kau duduklah disini dulu, aku akan mengambilkan jus untuk kita," kata Sanskar lalu pergi mengambil jus.

"Ini pesta atau apa sih? Enggak ada dansa. Kenapa juga Sanskar nyuruh aku kesini. Padahal dibawah kan masih ada pesta. Dasar aneh," kata Swara kesal.

Saat Sanskar akan turun ke bawah, dia bertemu seorang pelayan.

"Hai tunggu dulu. Kau ambilkan 2 gelas jus jeruk lalu bawa ke balkon," kata Sanskar.

"Baik Tuan," kata pelayan lalu pergi.

Sanskar kembali lagi ke balkon. Sedangkan di pesta terlihat seorang pria datang dengan membawa koper. Adars yang melihat pria itu langsung menghampiri nya.

"Laks," kata Adars lalu memeluk Laks.

"Udah jangan peluk-peluk. Malu dilihat sama banyak orang,"kata Laks melepaskan pelukan Adars.

"Si Sanskar itu kemana sih. Kayaknya aku lihat-lihat dia enggak ada di pesta," kata Laks.

"Biasa sama temannya Swara. Tapi entah mereka kemana," kata Adars.

"Lebih baik tamunya disuruh pulang aja. Masa yang ulang tahun enggak ada pesta ulang tahun nya dan ini pasti sangat membosankan," kata Laks.

"Enggak bisa gitu dong. Acaranya sih memang udah selesai. Karena Sanskar udah potong kuenya. Tapi ini kan belum terlalu malam," kata Adars.

"Terserah saja. Dimana Bibi Paman dan kakak ipar," kata Laks.

"Kau ikutlah denganku," kata Adars lalu mengantar Laks untuk menemui Orang tuanya dan istrinya.

Sanskar masih menunggu jusnya datang dan duduk disamping Swara. Tak lama jusnya datang.

"Ini tuan jusnya," kata pelayan menaruh jus di meja.

"Sudah sana pergi," usir Sanskar.

"Iya Tuan," kata pelayan lalu pergi.

"Swara," kata Sanskar.

"Iya," kata Swara.

"Terima kasih karena kau telah memakai saree," kata Sanskar.

"Iya sama-sama," kata Swara.

"Kok kamu kayak enggak suka ada disini," kata Sanskar.

"Aku bosen cuma kayak gini doang," kata Swara.

"Yaudah ayo kita turun," kata Sanskar lalu menggendong Swara.

"Enggak usah digendong juga kali," kata Swara.

Sanskar menghiraukan perkataan Swara dan tetap menggendong Swara sampai ke pesta.

"Perhatian semuanya. Acara ini membosankan, jadi aku ingin membuat pesta ini meriah. Bagaimana kalau kita menari dan berdansa malam ini," teriak Laks.

"Setuju," kata semua orang.

"Nyalakan musiknya," teriak Laks.

Para tamu mulai menari dengan Laks. Sanskar sampai dipesta dan mendengar ada musik. Sanskar menurunkan Swara, kemudian mereka berdua ikut menari. Sedangkan Sanskar belum menyadari kalau sepupunya sudah datang yaitu Laks.

"Kita sudah menari, sekarang kita berdansa. Kalian bisa mencari pasangan kalian," teriak Laks.

Laks berdansa dengan salah satu tamu. Sedangkan Sanskar berdansa dengan Swara dan banyak tamu lain yang ikut berdansa.

"Aku sangat bahagia bisa berdansa denganmu Swara," batin Sanskar.

Musik sudah berhenti tapi Sanskar terus melanjutkan dansanya dengan Swara. Sedangkan semua orang melihat ke arah mereka berdua dengan tatapan heran.

"Sanskar musiknya sudah berhenti," kata Swara.

Tapi Sanskar menghiraukan perkataan Swara karena dia terlalu menikmati berdansa dengan Swara.

"Aku punya ide,"batin Laks.

Laks mengambil ember yang berisi air lalu menyiram air itu pada Sanskar. Membuat semua orang tertawa. Sanskar lalu tersadar kalau musiknya sudah berhenti.

"Gara-gara kamu aku jadi basah kuyub kayak gini," kata Sanskar kesal lalu melihat ke arah Laks.

"Laks," kata Sanskar lalu langsung memeluk Laks.

"Lepasin, baju aku jadi basah kan," kata Laks kesal lalu melepaskan pelukan Sanskar.

"Acaranya sudah selesai, jadi kalian boleh pulang," kata Ram ayahnya Sanskar.

Para tamu sudah pulang dan kini tinggal keluarga Maheswari dan Swara.

"Dia siapa Sanskar?" tanya Swara.

"Dia itu sepupu aku yang tinggal di Delhi," kata Sanskar.

"Dan kamu pasti Swara kan, yang selalu mengakhiri panggilan saat aku menelpon Sanskar," kata Laks membuat Swara malu.

"Iya,"kata Swara malu.

"Heh, jangan bongkar disini dong Laks. Kamu diam dan jangan membuat Swara malu," kata Sanskar membela Swara.

"Terserah aku," kata Laks lalu pergi dengan membawa koper ke kamarnya.

"Paman Bibi Kakak Sanskar aku permisi. Ini kan sudah malam, jadi aku harus pulang sekarang," kata Swara.

"Iya, hati-hati di jalan," kata Ram.

"Iya Paman," kata Swara.

"Mau aku antar," tawar Sanskar.

"Tidak perlu Sanskar, aku sama supir kok," kata Swara.

"Aku antar sampai depan ya," kata Sanskar.

"Iya," kata Swara.

Sanskar lalu mengantar Swara ke depan rumah. Swara lalu masuk ke dalam mobil. Setelah itu supir melajukan mobilnya.





CINTA SEORANG SAHABAT  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang