Sedih

116 15 2
                                    

Tak terasa sudah sore dan hampir malam tapi Swara dan Sanskar masih belum sadar. Sepasang kekasih kagum karena melihat mereka yang mesra dan romantis dan membuat mereka berdua sadar tentang hubungan mereka.

"Wahh kalian itu mesra dan romantis banget. Sampai -sampai aku iri melihat kalian," kata pria itu.

"Benar banget kamu sayang. Dari tadi mereka itu tak pernah melepaskan pegangan tangan mereka. Kalian itu memang sangat serasi dan cocok," kata wanita pacar pria yang bicara tadi.

Swara dan Sanskar saling menatap lalu melihat ke arah tangan dimana mereka saling berpegangan tangan dengan segera Swara dan Sanskar langsung melepaskan. Mereka pun sadar kalau sudah bersikap berlebihan.

"Maaf kami bukan sepasang kekasih. Kami cuma sahabat dekat," kata Sanskar.

"Tapi sepertinya itu tidak mungkin. Aku rasa kalian saling mencintai," kata pria itu.

"Kami cuma berteman doang kok," kata Swara.

"Sudah kalian berdua pergi saja dan kalian enggak perlu ikut campur tentang hubungan kami," kata Sanskar marah.

"Baiklah terserah kalian saja. Sayang lebih baik kita pergi dari sini dari pada ngurusin pasangan kayak mereka yang lagi berantem dan enggak ngakuin perasaan mereka," kata Pria itu lalu pergi dengan kekasih nya itu.

Sanskar dan Swara saling menatap satu sama lain.

"Apakah kau mungkin sudah mencintaimu? Tapi rasanya tidak mungkin karena kau kan mencintai Zain," batin Sanskar.

"Sanskar apa selama ini kau mencintai ku. Tapi kenapa kau tak pernah mengatakan perasaanmu padamu. Tapi itu tak mungkin karena kau kan akan segera menikah dengan Ragini dan aku melihat kalau kalian bahagia. Pasti kalian pasti saling mencintai," kata Swara.

"Swara sebaiknya kita pulang sekarang karena ini sudah sore dan hampir malam," kata Sanskar berhenti menatap Swara.

"Baiklah. Tapi kau harus menggendongku ke tempat dimana mobilmu di parkir," kata Swara bercanda.

"Oke," kata Sanskar lalu menggendong Swara.

"Sanskar turunkan aku, aku tadi hanya bercanda," kata Swara.

"Aku sudah terlanjur menggendongmu jadi aku akan menurunkanmu sesuai dengan candaanmu tadi," kata Sanskar mulai berjalan.

Swara menatap Sanskar dengan tatapan bahagia sekaligus sedih. Bahagia karena bisa digendong oleh Sanskar dan sedih karena Sanskar akan segera menikah. Sanskar lalu menurunkan Swara setelah sampai parkiran. Mereka lalu pulang, tapi sebelum mereka sampai mereka mampir ke restoran karena sudah malam dan mereka juga lapar. Mereka lalu memesan makanan.

"Swara kau jangan berbuat yang aneh-aneh seperti tadi siang lagi," kata Sanskar memperingatkan.

"Baiklah Sanskar. Aku tidak akan berbuat aneh- aneh tapi nanti kau harus menyuapiku dan aku akan menyuapimu," kata Swara.

"Oke," kata Sanskar.

Makanan mereka pun datang, mereka saling menyuapi satu sama lain. Setelah itu mereka pulang dan Sanskar mengantar Swara terlebih dahulu.

"Sanskar aku sangat mengantuk, tolong bangunkan aku setelah sampai rumah ya," kata Swara.

"Iya Swara," kata Sanskar.

Swara tertidur dan akhirnya Swara dan Sanskar sampai di rumah Swara. Sanskar menatap Swara dengan sedih.

"Swara hari ini aku sangat bahagia bisa menghabiskan waktu denganmu. Tapi aku harus menjaga batasanku karena aku akan segera menikah dengan Ragini. Semoga kau selalu bahagia dengan Zain," kata Sanskar.

Sanskar akan membangunkan Swara tapi dia tak jadi karena Swara tertidur pulas. Sanskar lalu menggendong Swara. Saat Sanskar ingin membunyikan bel, Sharmishta membuka pintu karena bingung kenapa Swara belum pulang padahal sudah malam.

"Sanskar kenapa Swara?" tanya Sharmishta khawatir dengan keadaan Swara.

"Bibi Swara tidak papa. Dia hanya tertidur saat kita pulang tadi," kata Sanskar.

"Tolong kau bawa Swara langsung ke kamarnya," kata Sharmishta.

"Iya Bibi," kata Sanskar.

Sanskar lalu mengantar Swara ke kamarnya. Sanskar lalu menaruh Swara di ranjang.

"Kau terlihat sangat cantik kalau kau sedang tidur," batin Sanskar.

Pada saat Sanskar ingin pergi tangan Swara menahannya. Sanskar lalu menoleh ke arah Swara dan ternyata Swara masih tidur. Sanskar lalu melepaskan pegangan Swara  dan dia pergi dari sana. Sharmishta melihat Sanskar akan pergi.

"Sanskar duduk dulu, Bibi akan membuat teh," tawar Sharmishta.

"Tidak perlu Bi karena ini sudah malam. Aku takut orang tuaku mengkhawatirkanku," kata Sanskar.

"Baiklah. Hati-hati di jalan ya," kata Sharmishta.

"Iya Bi," kata Sanskar.

Sanskar pergi dari sana dan setelah sampai diluar dia menangis.

"Hari ini kau telah membuatku sulit melupakanmu Swara. Karena hari ini kau telah mengingatkan semua kenangan tentang kita," kata Sanskar sedih.

CINTA SEORANG SAHABAT  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang