Bahagia

121 14 2
                                    

Siang harinya terlihat Swara dan Sanskar masih duduk disana tanpa berbicara sedikit pun.

"Swara sampai kapan kita akan duduk disini. Aku sudah bosan karena kita hanya diam saja tanpa bicara sedikit pun setelah kita duduk tadi. Lebiha baik kita kemana gitu dari pada berdiam diri disini," kata Sanskar.

"Baiklah Sanskar. Aku lapar jadi bagaimana kalau kita makan di restoran," kata Swara.

"Oke," kata Sanskar.

Mereka lalu pergi ke restoran sesuai dengan yang Swara inginkan. Ternyata restoran itu adalah khusus untuk pasangan. Mereka lalu masuk ke dalam dan terkejut ketika di dalam hanya khusus pasangan.

"Seperti nya kamu salah pilih restoran deh. Ini kan khusus untuk pasangan, jadi ayo kita pergi dari sini," kata Sanskar.

Swara langsung duduk dan terpaksa Sanskar juga duduk. Swara mengambil dompet Sanskar saat Sanskar sedang memesan makanan dan minuman tanpa Sanskar sadari dan menaruhnya di bawah meja. Tak beberapa lama makanan dan minuman mereka datang.

"Suapin dong Sanskar," kata Swara.

"Enggak mau, kau kan bisa makan sendiri," tolak Sanskar.

"Kalau kamu enggak mau nyuapin aku. Aku enggak akan makan," kata Swara.

"Baiklah aku akan menyuapi kamu," kata Sanskar.

Sanskar menyuapi Swara lalu Swara juga menyuapi Sanskar. Mereka berdua saling menyuapi satu sama lain dan membuat mereka terbawa suasana disana. Mereka berdua terlihat sangat romantis.

"Swara aku sangat bahagia bisa makan seperti ini denganmu," batin Sanskar bahagia.

"Aku sangat merindukan momen-momen ini saat kita berteman dulu," batin Swara bahagia.

Mereka selesai makan, setelah itu pelayan datang untuk menagih. Tapi saat Sanskar mencari dompet nya ternyata dompet nya tidak ada. Sedangkan Swara sangat senang bisa mengerjai Sanskar.

"Tuan apa ada masalah," kata pelayan.

"Tidak ada. Swara dompet aku hilang. Apa kau membawa uang," kata Sanskar khawatir.

"Tidak Sanskar. Tas aku ada di mobil tapi seperti aku lupa tak membawa uang," kata Swara berbohong.

"Tuan Nyonya kalau Anda tak punya uang jangan makan direstoran mahal seperti ini," kata pelayan marah.

Menejer pun datang karena mendengar ada keributan.

"Ini ada apa?" tanya Menejer.

"Pak mereka tidak bisa membayar makanan dan minuman. Mereka hanya membuat alasan saja katanya dompetnya ketinggalan. Tapi kan sudah banyak orang yang menipu seperti itu," kata pelayan.

"Baiklah. Jika kalian tidak bisa membayar kalian harus mencuci piring," kata Menejer.

"Siap Pak," kata Swara.

Akhirnya mereka berdua mencuci piring. Swara dan Sanskar terlihat gembira walaupun terpaksa harus mencuci piring.

"Sanskar apa kau pernah mencuci piring?" tanya Swara.

"Iya dong. Aku ini bukan anak yang manja. Aku ini sering bantu ibu mencuci piring loh. Jadi orang tuaku selalu mengajariku untuk mandiri dengan mengajariku semua tentang pekerjaan rumah dan juga tentang bisnis," kata Sanskar.

"Wahh jadi siapapun yang menjadi istrimu pasti sangat beruntung," kata Swara.

"Kau salah Swara. Orang yang lebih beruntung itu orang yang bisa memilikimu," kata Sanskar.

"Hei kalian jangan ngobrol saja. Cepat selesaikan semua itu," tegas Menejer.

Mereka berdua sudah selesai mencuci semua piring. Setelah itu mereka kembali ke tempat duduk mereka lagi untuk istirahat sebentar.

"Aku memberi kalian hanya 5 menit untuk istirahat setelah itu kalian pergi dari sini atau aku akan menyuruh satpam untuk mengusir kalian," kata Menejer lalu pergi.

"Kenapa dompet ku bisa hilang sih? Setelah ini kita harus mencari dompet ku," kata Sanskar.

Swara kemudian mengambil dompet Sanskar yang tadi dia jatuhkan di bawah meja.

"Apa yang sedang kau cari Swara?" tanya Sanskar bingung.

"Ini dompet kamu Sanskar," kata Swara memberikan dompet Sanskar.

"Kok kamu bisa tau sih dompet aku ada disitu," kata Sanskar

"Sebenarnya aku yang mengambilnya dan aku yang meletakkannya di bawah meja," kata Swara.

"Kau dasar aneh dan makin aneh. Kita tadi disuruh mencuci piring sebanyak itu karena tidak bisa membayar makanan. Tapi kau malah lebih memilih itu daripada membayar makanan dan minuman itu," kata Sanskar sedikit kesal.

"Itu memang yang aku inginkan. Aku ingin kita mencuci piring, bukan kah itu sangat asik," kata Swara.

"Terserah kamu deh Swara. Aku sudah tak habis pikir dengan cara pikirmu yang aneh," kata Sanskar.

"Sebenarnya aku hanya ingin menambah kenangan indah bersama dirimu sebelum kau menikah Sanskar," batin Swara dan menatap Sanskar.

"Kenapa kalian belum pergi juga dari sini," kata Menejer menghampiri mereka karena masih ada disana.

"Dompetku sudah ditemukan jadi ini aku bayar," kata Sanskar membayar.

"Maafkan kami atas ketidaknyamanan kalian karena kami telah menyuruh kalian untuk mencuci piring dan telah menuduh kalian sebagai penipu karena tak bisa membayar. Sekali lagi kami minta maaf," kata Menejer.

"Tidak papa. Aku sangat senang karena bisa mencuci piring bersama Sanskar," kata Swara.

"Kami sudah memaafkan kalian dan kau jangan dengarkan perkataan Swara," kata Sanskar.

"Terima kasih Tuan Nyonya. Tapi kami harap kalian bisa datang kesini lagi. Tuan dan Nyonya memang pasangan yang serasi," kata Menejer membuat Swara dan Sanskar saling menatap.

"Kami bukan sepasang kekasih," kata Swara dan Sanskar bersamaan.

"Tuan dan Nyonya pasti sedang marahan ya. Mana mungkin kalian bukan kekasih karena disinikan khusus untuk pasangan," kata Menejer.

"Sudahlah kau jangan ikut campur urusan kami. Swara ayo kita pergi dari sini," kata Sanskar.

Sanskar dan Swara lalu pergi dari sana. Mereka berdua lalu pergi ke pantai karena Swara yang menginginkannya. Mereka akhirnya sampai di pantai. Mereka lalu turun dari mobil.

"Sudah sampai kan. Sekarang terserah kau mau ngapain aku akan menunggu disini saja," kata Sanskar yang tidak menginginkan dia mengingat kenangan indah bersama Swara disana.

"Kau harus ikut Sanskar," kata Swara lalu manarik tangan Sanskar dan terpaksa Sanskar ikut.

Mereka pergi ke pantai lalu mereka bermain pasir. Membuat mereka bahagia dan melupakan masalah mereka. Setelah itu Sanskar memegang tangan Swara dan mereka menikmati keindahan pantai. Mereka berdua seperti sepasang kekasih tanpa mereka sadari. Swara dan Sanskar mengenang kenangan indah dipantai itu dan mengulangi kenangan itu.

CINTA SEORANG SAHABAT  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang