Hari Yang Spesial

89 13 0
                                    

Keesokan harinya, Sanskar sudah merencanakan sesuatu untuk menembak Swara. Dia sudah menyewa sebuah restoran hanya untuk dirinya dan Swara. Sanskar membuat restoran itu agar seromantis mungkin. Dia juga sudah menyuruh para pelayan restoran itu untuk membantunya menghias restoran itu. Sanskar lalu membicarakan konsep yang akan dibuat pada para pelayan agar semuanya sesuai dengan rencana yang dia buat. Para pelayan pun mulai mengerjakan tugas mereka masing-masing.

Akhirnya Sanskar selesai menyiapkan semua itu sampai sore hari. Sanskar juga menyuruh pemain musik dan penyanyi untuk datang kesana.

"Akhirnya selesai juga. Aku harus pulang sekarang dan mengganti bajuku. Aku harus terlihat sangat tampan hari ini," kata Sanskar.

Sanskar pun pulang untuk mengganti bajunya. Tapi saat sampai dirumah Ram sedang menunggunya. Langkah Sanskar terhenti saat Ayahnya memanggilnya dan menyuruhnya duduk. Sanskar pun duduk disamping Ram.

"Ada apa lagi Ayah? Aku sedang buru-buru, jadi Ayah bicara intinya saja," kata Sanskar.

"Kenapa kau tidak berangkat bekerja hari ini dan darimana saja kau hari ini?" tanya Ram.

"Aku ada urusan yang lebih penting dari pekerjaan dan ini tentang hidupku. Aku sudah menjawabnya dan aku akan pergi ke kamar ku sekarang. Karena aku ada urusan yang sangat penting malam ini," kata Sanskar lalu pergi kekamarnya.

"Sebenarnya ada urusan penting apa sampai-sampai dia bersikap seperti ini," kata Ram menatap kepergian Sanskar.

Sanskar sudah bersih-bersih dan juga sudah mengganti baju. Setelah itu dia pergi menjemput Swara saat malam tiba. Sanskar pun sampai di rumah Swara. Ternyata sudah siap dan menunggu Sanskar di depan rumah karena memang Sanskar sudah mengabarinya kalau mereka berdua akan pergi makan malam hari ini. Sanskar keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Swara.

"Silahkan masuk Swara dan hari ini kau terlihat sangat cantik," kata Sanskar.

"Terima kasih Sanskar. Tapi kau juga terlihat tampan kok," kata Swara.

Swara lalu masuk ke dalam mobil, kemudian Sanskar juga masuk ke dalam mobil. Dia lalu melajukan mobilnya menuju restoran.

"Sebenarnya kita mau kemana Sanskar?" tanya Swara.

"Kita mau ke restoran untuk makan malam," kata Sanskar.

"Oh kirain mau ngajak kemana," kata Swara.

"Apa orang tuamu sudah pulang?" tanya Sanskar.

"Belum," kata Swara.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di restoran. Sanskar keluar dari mobil lebih dulu lalu membukakan pintu mobil. Swara lalu keluar dari mobil. Sanskar mengambil kain yang ada di dalam mobil. Sanskar lalu menutup mata Swara menggunakan kain itu.

"Kenapa kau menutup mataku dengan kain Sanskar?" tanya Swara bingung.

"Aku ada kejutan untukmu," kata Sanskar.

Swara dan Sanskar masuk ke dalam. Sanskar menyuruh Swara untuk berdiri dan diam di tempat itu. Sanskar berlutut dan mengambil kotak kecil yang ada disakunya lalu dia meletakan kotak itu di tangannya. Sanskar kemudian membuka kotak itu yang berisi cincin. Sanskar menyuruh salah satu pelayan untuk membukakan kain menutup mata Swara. Pelayan lalu membuka kain itu dan dia lalu pergi. Swara sangat terkejut ketika melihat Sanskar berlutut didepannya dengan membawa cincin.

"Swara maukah kau menjadi kekasih kekasihku," kata Sanskar.

Sanskar lalu memberikan kode pada pelayan agar membuka kotak besar diatas Swara dan Sanskar yang berisi bunga mawar. Pelayan pun menarik tali untuk membuka kotak itu dan bunga mawar jatuh diatas Swara dan Sanskar.

"Aku mau Sanskar," kata Swara.

Sanskar lalu memasangkan cincin di jari Swara dan kemudian dia berdiri. Sanskar  memeluk Swara dan Swara membalas pelukannya. Bunga terus bertaburan dari atas mereka. Sanskar dan Swara melepaskan pelukan mereka.

" Aku ada kejutan lagi untukmu Swara. Ayo masuk," kata Sanskar.

Pemain musik memainkan musiknya dan seorang penyanyi masuk ke dalam dengan menyanyikan sebuah lagu yang romantis. Penyanyi itu adalah Armaan Malik karena Swara penggemar beratnya.

"Armaan Malik," kata Swara yang tak percaya.

"Iya Swara. Ini aku persembahkan untuk dirimu. Maukah kau berdansa denganku," kata Sanskar mengulurkan tangannya.

"Tentu saja Sanskar," kata Swara.

Swara dan Sanskar berdansa dengan diiringi nyanyian lagu yang romantis. Setelah beberapa lama berdansa, akhirnya mereka memutuskan untuk duduk. Sanskar menarik kursi untuk Swara dan Swara duduk disana. Sanskar kemudian juga duduk. Makanan sudah ada di meja dan makanan itu disiapkan saat mereka berdansa tadi.

"Ini adalah hari yang spesial bagiku Swara karena kau sekarang sudah menjadi kekasih ku," kata Sanskar.

"Ini juga hari yang spesial bagiku Sanskar. Terima kasih karena kau telah mengundang Armaan Malik kesini dan dia juga menyanyikan lagu kesukaanku," kata Swara bahagia.

"Sama-sama Swara. Apa sih yang enggak buat kamu," kata Sanskar.

Swara dan Sanskar kemudian makan dengan saling menyuapi satu sama lain. Mereka berdua terlihat sangat bahagia karena akhirnya mereka bisa menjadi sepasang kekasih. Swara dan Sanskar selesai makan.

"Sanskar aku boleh kan foto dengan Armaan Malik," kata Swara.

"Tentu saja Swara," kata Sanskar.

Swara dan Armaan Malik foto bersama tapi Sanskar lah yang memfoto mereka karena Swara yang memintanya. Setelah itu Sanskar mengantar Swara pulang.

"Apa Ibu dan Ayahmu tak akan marah jika melihat kita pulang larut malam seperti ini Swara?" tanya Sanskar sedikit khawatir.

"Tidak mungkin karena Ibu dan Ayah tadi pagi bilang kalau mereka akan menginap di rumah temannya itu karena rumah temannya itu ada diluar kota," kata Swara.

"Untung saja. Jika tidak entah apa yang akan orang tuamu pikirkan tentang apa yang kita lakukan sampai pulang larut malam seperti ini. Aku hanya takut jika orang tuamu sampai marah padamu Swara dan itu gara-gara kita pulang larut malam," kata Sanskar khawatir.

"Itu tak akan terjadi Sanskar," kata Swara.

"Semoga saja orang tua kita merestui hubungan kita ini Swara agar aku bisa segera menikahimu," kata Sanskar.

"Aku juga berharap hal yang sama Sanskar," kata Swara.

Swara dan Sanskar sampai di rumah. Tak disangka ternyata orang tua Swara sudah ada dirumah dan sedang menunggu Swara pulang di ruang tamu.

CINTA SEORANG SAHABAT  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang