Swara dan Sanskar memutuskan untuk menemui Kavita terlebih dahulu sebelum membebaskannya dari penjara.
"Kavita," panggil Swara membuat Kavita langsung berdiri dan menghampiri nya.
"Ada apa kalian kemari? Apa kalian ingin mengejekku?" tanya Kavita marah.
"Kedatangan kami tak bermaksud untuk mengejekmu. Tapi kami ingin menanyakan sesuatu padamu," kata Swara.
"Baiklah cepat tanyakan saja," kata Kavita.
"Apa kau mencintai Kak Vishal?" tanya Swara.
"Itu artinya Swara sudah mengetahui tentang hubungan ku dengan Vishal. Itu artinya aku bisa memanfaatkan keadaan ini," batin Kavita lalu dia pura-pura sedih.
"Kavita katakan saja, jika kau mencintai Kak Vishal. Aku akan mendukungmu," kata Swara.
"Sebenarnya dulu aku hanya pura-pura mencintainya. Tapi sekarang aku sadar kalau aku mencintai nya. Tapi Vishal masih tak percaya dengan ku dan dia juga masih marah padaku," kata Kavita menangis.
"Kami akan membantumu keluar dari penjara ini. Secepat mungkin agar kau bisa membuktikan pada Kak Vishal kalau kau mencintainya," kata Swara.
"Terima kasih banyak. Aku juga sudah sadar terhadap kesalahanku pada kalian. Aku mohon maafkan semua kesalahanku. Aku tak akan mengulangi kesalahan itu lagi,"kata Kavita.
" Iya aku memaafkanmu," kata Swara.
"Sanskar apa kau juga memaafkanku?" tanya Kavita.
"Iya," kata Sanskar.
Sanskar kemudian menarik tangan Swara dan sampai keluar kantor polisi. Melihat Swara dan Sanskar pergi, Kavita menghapus air mata.
"Kalian memang bodoh, setelah aku keluar dari penjara ini. Aku tak akan pernah membiarkan kalian berdua bahagia," batin Kavita.
Sanskar melepaskan pegangannya setelah mereka sampai diluar kantor polisi.
"Kenapa kau menarikku Sanskar? Aku kan belum selesai bicara dengan Kavita," kata Swara sedikit kesal.
"Aku rasa dia tak akan berubah Swara. Aku masih sangat meragukannya," kata Sanskar.
"Tapi aku yakin dia akan berubah menjadi lebih baik. Jika kau tak mau membantuku tidak papa karena aku bisa melakukan itu sendiri," tegas Swara.
Swara lalu masuk ke dalam mobil dan kemudian Sanskar juga masuk ke dalam mobil. Sanskar lalu melajukan mobilnya menuju ke rumah.
"Sayang apa kau marah padaku?" tanya Sanskar.
"Tidak," kata Swara.
"Lalu kenapa kau diam saja. Katakan apapun yang ingin kau katakan padaku. Tapi kau jangan diam seperti ini sayang," kata Sanskar.
"Sudah jangan banyak bicara, fokus saja menyetir," tegas Swara membuat Sanskar diam.
Akhirnya mereka sampai di rumah. Swara langsung keluar dari mobil dan meninggalkan Sanskar yang masih ada di dalam mobil. Sanskar lalu keluar dari mobil dan Sanskar yakin kalau Swara memang sedang marah padanya walaupun Swara mengatakan tidak marah padanya. Sanskar pergi ke dapur untuk membuatkan teh untuk Swara. Setelah selesai membuat teh, Sanskar membawa nampan yang berisi 2 cangkir teh ke kamarnya. Sanskar sampai dikamar dan dia melihat Swara yang menatap foto Vishal diponselnya. Sanskar menaruh nampan itu dimeja lalu dia duduk disamping Swara.
"Sayang aku buatkan teh untukmu. Sekarang minumlah teh buatanku," kata Sanskar.
"Aku sedang tidak haus, jadi kau saja yang minum," kata Swara yang masih menatap foto kakaknya.
Sanskar lalu membuat Swara melihat ke arahnya dan menatap dirinya.
"Swara aku minta maaf jika aku telah membuat kesalahan. Aku akan tetap membantumu membebaskan Kavita. Tapi tolong jangan bersikap seperti ini lagi," kata Sanskar.
"Baiklah aku memaafkanmu dengan syarat kau tak boleh menuduh Kavita seperti itu lagi," kata Swara.
"Iya aku berjanji," kata Sanskar.
Swara lalu memeluk Sanskar dan itu membuat Sanskar lega karena Swara sudah tak marah lagi padanya. Sanskar kemudian melepaskan pelukan nya.
"Swara aku sudah membuatkan teh untukku dan dirimu. Sekarang kau minumlah teh buatanku," kata Sanskar mengambil satu cangkir teh lalu memberikannya pada Swara.
"Baiklah aku akan meminumnya," kata Swara mengambil cangkir teh dari Sanskar.
Sanskar mengambil satu cangkir teh yang masih ada dimeja. Lalu mereka berdua bersulang. Mereka kemudian minum teh itu tapi hanya setengahnya saja. Setelah itu mereka menaruh cangkir itu di meja.
"Bagaimana rasanya?" tanya Sanskar.
"Enak, tapi seperti nya lebih enak teh buatanku," kata Swara.
"Itu artinya lain kali kau harus membuatkan teh untukku," kata Sanskar.
"Iya Sanskar," kata Swara.
Swara menjatuhkan ponselnya dan menyuruh Sanskar untuk mengambil ponsel nya yang jatuh. Sedangkan Swara menukar cangkir nya dengan Sanskar.
"Ini ponselmu sayang," kata Sanskar memberikan ponsel pada Swara.
"Terima kasih Sanskar," kata Swara mengambil ponsel dari Sanskar.
"Swara sepertinya aku mendengar kalau ada yang mengetuk pintu kamar kita. Sekarang kau lihatlah siapa yang datang," kata Sanskar.
"Sanskar tapi aku tak mendengar ada yang mengetuk pintu," kata Swara.
"Tapi aku mendengarnya Swara. Sekarang kau lihatlah siapa yang datang," kata Sanskar.
"Baiklah," kata Swara.
Swara berjalan menuju pintu dan membukakan pintu. Disaat itu juga Sanskar menukar cangkirnya dengan Swara. Membuat cangkir itu kembali ke posisi semula.
"Sanskar tidak ada yang ada. Mungkin itu hanya perasaanmu saja," kata Swara menutup pintu lalu menghampiri Sanskar dan duduk disamping nya.
"Mungkin itu memang perasaanku saja. Sekarang habiskan tehmu dan aku akan menghabiskan tehku," kata Sanskar.
Sanskar dan Swara meminum teh mereka. Mereka saling menatap satu sama lain. Setelah itu mereka menaruh cangkir itu dimeja. Swara dan Sanskar lalu senyum-senyum.
"Rasa tehnya lebih enak setelah aku benar-benar menikmatinya," kata Swara.
"Iya kau benar sekali Swara," kata Sanskar.
"Rasanya lebih enak karena itu teh milikmu Sanskar karena aku sudah menukarnya," batin Swara menatap Sanskar.
"Apa kau tau Swara? Sebenarnya aku sudah menukar cangkirku dengan milikmu," kata Sanskar menatap Swara.
Swara dan Sanskar saling menatap lalu mereka kembali saling tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEORANG SAHABAT [TAMAT]
FanfictionSanskar Maheswari mencintai sahabat nya sendiri dia adalah Swara Gadodia. Tapi Swara hanya menganggap Sanskar sebagai sahabat. Sanskar juga tau itu dan dia memendam rasa cintanya pada Swara. Akankah Sanskar mengungkapkan rasa cintanya? Atau Swara m...