Kartu Undangan

70 12 0
                                    

1 minggu kemudian, Swara menyuruh Kavita tinggal di rumahnya. Kini Kavita sudah berada di rumah Swara. Swara lalu menunjukkan kamar untuk Kavita.

"Kavita ini kamarmu dan semoga kau betah tinggal disini," kata Swara.

"Tentu saja Swara," kata Kavita.

"Sekali lagi terima kasih karena mau membantuku dan Sanskar menyiapkan pernikahan. Tapi kok aku kayaknya enggak pernah lihat kamu sama Aditya," kata Swara.

"Aku sering bertemu dengannya, tapi kau hanya belum pernah melihatku dengan Aditya pergi bersama," kata Kavita berbohong.

"Oh. Kavita aku akan pergi bersama dengan Sanskar. Jadi jika kau perlu sesuatu bilang pada pelayan kalau tidak, kau bilang pada ibuku," kata Swara.

"Baiklah," kata Kavita.

"Swara ayo kita pergi," teriak Sanskar.

"Iya Sanskar," teriak Swara.

"Swara pergilah, seperti Sanskar sudah tak sabar menunggumu," kata Kavita.

Swara lalu pergi dari sana, sedangkan Kavita masuk ke dalam kamarnya.  Swara dan Sanskar pergi untuk mengundang teman-temannya.

Siang harinya, Swara dan Sanskar memutuskan untuk makan di restoran karena sudah waktunya makan siang. Sanskar lalu memesan makanan dan minuman. Swara melihat Aditya ada disana dengan seorang wanita.

"Sanskar bukankah itu Aditya, tapi dia bersama dengan siapa. Kavita itu kan kekasih nya, bagaimana dia bisa jalan dengan wanita lain," kata Swara.

"Lebih baik kita menghampiri mereka dan tanyakan langsung saja pada Aditya. Bukankah kita juga harus memberikan undangan padanya," kata Sanskar.

"Kau benar Sanskar," kata Swara.

Swara dan Sanskar lalu menghampiri Aditya dengan wanita itu. Swara dan Sanskar sangat terkejut ketika tau wanita itu tak lain adalah Ragini.

"Ragini," kata Swara dan Sanskar bersamaan.

"Iya ini aku memang siapa lagi," kata Ragini.

"Bagaimana bisa kalian selalu bersama," kata Sanskar bingung.

"Aku dan Aditya sudah berteman. Tadi Aditya mengajakku untuk makan siang bersama disini. Jadi tentu saja aku akan datang," kata Ragini.

"Apakah yang dikatakan Ragini benar Aditya?" tanya Swara.

"Benar Swara," kata Aditya.

"Aditya aku ingin bicara sebentar denganmu. Tapi kita bicara diluar," kata Sanskar.

"Baiklah," kata Aditya.

Sanskar dan Aditya pergi keluar restoran. Mereka sampai diluar restoran.

"Sanskar cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan denganku," kata Aditya.

"Aku sudah tau siapa orang yang membantuku dan Swara, dia adalah Kavita kan," kata Sanskar.

"Siapa Kavita, aku sama sekali tak mengenalnya. Aku baru pertama kali mendengar nama itu," kata Aditya.

"Sudahlah Aditya, aku sudah tau semuanya. Oh iya, jika kau ingin menemui kekasihmu. Dia sekarang ada di rumah Swara. Aku harap kau tak akan membuat nya kecewa atau menghianatinya karena dia adalah teman masa kecilku," kata Sanskar.

"Sanskar aku benar-benar tak mengenal Kavita dan dia juga bukan kekasih ku. Dia juga bukan orang yang membantumu dan Swara," kata Aditya.

"Baiklah. Jika kau tak mau mengakuinya karena pasti dia kan yang memintamu untuk tidak mengatakan semua ini padaku dan Swara. Sekarang ayo kita masuk ke dalam," kata Sanskar lalu masuk ke dalam duluan.

"Seperti nya ada yang mengaku-ngaku menjadi kekasihku dan dia juga bilang kalau dia yang sudah membantu Swara dan Sanskar. Pasti dia mempunyai niat untuk menggagalkan pernikahan Swara dan Sanskar. Sekarang dia ada di rumah Swara dan dia pasti akan lebih mudah menjalankan rencananya. Aku harus segera memberitahu Ragini tentang ini," kata Aditya.

Aditya lalu memberi pesan pada Ragini untuk keluar dan juga pergi dari sana. Ragini pun membaca pesan dari Aditya.

"Swara aku harus pergi sekarang karena baru saja Kak Zain menyuruhku untuk segera pulang," kata Ragini berbohong lalu pergi.

Sanskar lalu duduk dan menanyakan kenapa Ragini pergi buru-buru. Padahal Ragini dan Aditya belum memesan makanan ataupun minuman.

"Kenapa Ragini pergi buru-buru?" tanya Sanskar.

"Entahlah, tapi dia bilang kalau Zain menyuruhnya untuk segera pulang ke rumah," kata Swara.

"Oh, kirain ada apa. Lalu apa kau sudah memberikan kartu undangan pernikahan kita pada Ragini," kata Sanskar.

"Aku lupa memberikannya, nanti kita ke rumah Ragini saja setelah ini," kata Swara.

"Aku setuju dengan mu," kata Sanskar.

"Aditya ada dimana? Kenapa dia tidak kesini lagi?" tanya Swara.

"Mungkin dia melihat Ragini pergi dan dia pasti juga ikut pergi," kata Sanskar.

"Lalu bagaimana dengan kartu undangan untuk Aditya," kata Swara.

"Kau tinggal meminta Kavita untuk memberikannya pada Aditya. Secara Kavita sekarang adalah kekasih nya," kata Sanskar.

Ragini menghampiri Aditya yang ada di parkiran. Aditya menyuruh Ragini masuk ke dalam mobil dan Ragini menuruti apa yang dikatakan Aditya.  Aditya masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya.

"Sebenarnya ada hal penting apa yang ingin kau bicarakan padaku?" tanya Ragini.

Aditya lalu menceritakan semuanya pada Ragini. Ragini sangat terkejut ketika mengetahui itu.

"Seperti nya  ada orang yang berniat menggagalkan pernikahan Swara dan Sanskar. Dan dia sekarang ada di rumah Swara. Aku harus menggagalkan rencananya. Sebaiknya kita harus membongkar kebohongannya itu sebelum hari pernikahan Swara dan Sanskar," kata Ragini.

"Aku setuju dengan mu Ragini dan aku akan membantumu," kata Aditya.

"Terima kasih Aditya," kata Ragini.

Tiba-tiba ada 2 mobil yang menghadang mobil Aditya. Aditya langsung menghentikan laju mobilnya.

"Ragini kau tunggu di mobil dan aku akan menghadapi mereka," kata Aditya.

"Tidak Aditya, lebih baik kita di dalam mobil saja," kata Ragini.

"Kau meragukan kemampuanku Ragini. Aku pasti bisa mengalahkan mereka semua," kata Aditya.

Aditya keluar dari mobil  dan menantang orang yang ada di dalam dua mobil itu. Beberapa preman keluar dari sana.

"Kalian berani menantangku," kata Aditya.

Aditya melawan para preman itu. Tapi salah satu preman itu mengambil pistol lalu mendekati mobil Aditya. Aditya masih sibuk melawan para preman. Salah satu preman itu membuka pintu mobil Aditya dan menarik paksa Ragini keluar dari mobil. Preman itu menodongkan pistol ke kepala Ragini.

"Jika kau berani melawan aku akan membunuh wanita ini," kata Preman yang menodongkan pistol ke kepala Ragini.

Aditya berhenti melawan dan para preman menghajarnya sampai dia pingsan. Preman lalu berhenti menodongkan pistol ke kepala Ragini. Ragini lalu berlari ke arah dimana Aditya pingsan.

"Aditya bangunlah, Aditya," kata Ragini berusaha membangunkan Aditya.

Salah satu preman mendekati Ragini lalu membius Ragini dengan menggunakan sapu tangan yang sudah di beri obat bius. Ragini kemudian pingsan. Para preman lalu membawa mereka berdua ke tempat persembunyian  mereka. Setelah sampai disana, Ragini dan Aditya diikat di kursi. Salah satu preman lalu menelpon bos  mereka.

"Bos kami sudah menculik mereka berdua dan kami harus apakan mereka," kata Preman.

"Kalian jaga saja mereka sampai aku menyuruh kalian untuk melepaskan nya atau menghabisi mereka berdua. Tapi jangan sampai mereka berdua kabur. Kalian harus tetap memberi mereka makan," kata bos mereka.

"Baik bos," kata preman.

Bos mereka langsung mengakhiri panggilan karena akhirnya rencana nya sudah berhasil.

CINTA SEORANG SAHABAT  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang