Malam harinya, Swara sedang ada di kamarnya dan menangis. Swara mengambil ponselnya dan melihat foto Sanskar.
"Sanskar aku memang bodoh. Aku tak pernah menyadari cintaku padamu. Tapi sekarang aku sangat menyesal karena aku terlambat menyadarinya. Apa kau selama ini juga mencintaiku Sanskar? Tapi rasanya itu tidak mungkin, karena kau tak pernah mengatakan perasaanmu padaku," kata Swara.
Swara mengingat kenangan indah bersama dengan Sanskar. Sedangkan disisi lain Sanskar juga sedang menangis dan dia juga melihat foto Swara diponselnya.
"Mulai besok aku tak akan menemuimu lagi dan aku akan mulai menjauh darimu. Aku melakukan itu agar aku bisa melupakanmu dan aku akan belajar mencintai Ragini. Lagi pula sekarang kau juga sudah menjadi milik Zain. Aku juga sudah terikat dengan perjodohan ini dan aku akan segera menikah. Semoga kau bisa bahagia dengan Zain, karena dia adalah pria yang baik dan juga mencintaimu," kata Sanskar.
Sanskar mengingat kenangan indahnya dengan Swara. Membuat Sanskar tersenyum lalu dia teringat dengan Ragini.
"Sanskar seharusnya kau itu berusaha untuk melupakannya. Bukan mengingat kenangan dengannya dan membuat kau tak bisa melupakannya. Sadarlah Sanskar, kau itu akan segera menikah dengan Ragini. Kau harus selalu ingat kalau Swara sudah menjadi milik Zain," kata Sanskar pada dirinya sendiri.
Beberapa hari kemudian, Sanskar dan Ragini pergi ke rumah Swara untuk memberikan kartu undangan. Mereka berdua sudah sampai dirumah Swara.
"Sanskar ini bukan ide yang bagus. Seharusnya kau titipkan undangan pernikahan kita pada Kak Zain saja," kata Ragini yang tak mau melihat Sanskar sedih.
"Tidak bisa Ragini. Aku dan dia sudah bersahabat dari dulu. Rasanya tak pantas jika aku tak memberikannya secara langsung," kata Sanskar.
"Terserah kau saja," kata Ragini.
Sanskar membunyikan bel dan Swara yang mendengarnya langsung membukakan pintu. Swara yang melihat Sanskar langsung memeluknya dan menghiraukan keberadaan Ragini disana. Sedangkan Ragini yang melihat itu diam saja.
"Sanskar aku sangat merindukanmu karena beberapa hari ini kau tak menemuiku," kata Swara.
"Maaf Swara, seharusnya kau tak memelukku. Kau lihatkan Ragini bersamaku, jadi aku harus menjaga perasaannya," kata Sanskar melepaskan pelukan Swara dan membuat Swara menyadari keberadaan Ragini.
"Tidak papa Sanskar. Aku paham kok," kata Ragini.
"Ragini Sanskar ayo masuk," kata Swara.
Mereka lalu masuk ke dalam rumah. Mereka kemudian duduk di ruang tamu. Swara menatap Sanskar dengan penuh cinta. Sedangkan Sanskar sudah tak berani lagi menatap Swara karena pasti rasa cintanya akan kembali seperti dulu. Walaupun sebenarnya Sanskar belum bisa melupakan Swara.
"Swara aku ingin memberikan undangan pernikahan ku dengan Ragini. Aku berharap kau bisa datang di pernikahanku karena kau adalah sahabatku," kata Sanskar.
"Sanskar kenapa sekarang kau menjauh dariku. Setidaknya kau harus bisa bersahabat denganku seperti dulu walaupun kau akan segera menikah," batin Swara.
"Swara kenapa kau diam saja,"kata Sanskar membuat Swara berhenti menatapnya.
"Tidak papa. Oh iya, kalian mau ngapain kesini," kata Swara.
"Aku hanya ingin mengundangmu ke pernikahan ku dan ini kartu undangannya. Aku berharap kau bisa datang," kata Sanskar memberikan kartu undangan.
"Tentu saja aku akan datang," kata Swara dengan berat hati dan mengambil kartu undangan.
"Swara seperti nya aku harus pergi sekarang. Karena kami harus mengundang yang lainnya," kata Sanskar.
"Kalian tidak mau minum, aku akan membuatkannya untuk kalian. Kita kan bisa ngobrol-ngobrol setelah itu," kata Swara yang tak mau Sanskar pergi secepat itu karena Swara masih merindukannya.
"Maaf sekali Swara. Kami benar-benar tak bisa karena hari ini kami sangat sibuk," kata Sanskar.
"Aku mohon Sanskar," kata Swara.
"Maaf Swara kami benar-benar tak bisa. Kami pergi dulu," kata Sanskar.
Ragini dan Sanskar lalu pergi dari sana walaupun Swara meminta mereka untuk tidak pergi.
"Swara sebenarnya aku ingin selalu di dekatmu. Tapi aku tak bisa melakukan itu dan aku bahagia karena kau tadi memelukku. Mungkin pelukan itu adalah pelukan terakhir kita," batin Sanskar sedih.
Swara sangat sedih karena Sanskar benar-benar sudah tak peduli lagi padanya. Swara mengira kalau Sanskar benar-benar sudah melupakannya dan dia bahagia bersama Ragini. Swara lalu melihat kartu undangan Ragini dan Sanskar.
"Seharusnya undangan ini adalah undanganku dengan Sanskar. Tapi aku sudah tak bisa berbuat apa-apa. Mungkin ini adalah takdirku. Aku harus menerima semua ini walaupun rasanya berat untuk menerimanya," kata Swara sedih.
Sanskar dan Ragini sudah ada diluar rumah Swara. Ragini bingung dengan sikap Swara yang berubah dan dia mulai curiga kalau Swara sudah jatuh cinta pada Sanskar.
"Sanskar apa kau lihat sikapnya tadi. Aku rasa Swara sudah jatuh cinta padamu. Kau batalkan pernikahan kita lalu kau menikah dengannya karena kalian saling mencintai," kata Ragini.
"Ragini itu tidak mungkin, kau tau dari mana kalau dia mencintaiku," kata Sanskar yang tak percaya.
"Dari cara dia memelukmu, cara dia menatapmu dan dia juga merindukanmu," kata Ragini.
"Ragini kenapa kau bisa berpikir seperti itu. Jika itu benar-benar terjadi apa yang akan kau lakukan," kata Sanskar.
"Sanskar jika itu tak bisa dipaksakan karena cinta itu berasal dari hati. Jika kau benar-benar ingin menikah dengannya. Aku terima semua itu karena aku tau sampai detik ini kau belum bisa melupakannya. Persahabatan kita tak akan berubah walaupun kau menikah dengan Swara," kata Ragini.
"Kenapa kau berkata seperti itu Ragini? Aku tak mungkin membatalkan pernikahan kita. Aku dan kamu tau kalau Swara dan Zain saling mencintai. Aku mohon kau jangan bicara seperti itu lagi,"kata Sanskar.
" Sanskar aku hanya ingin melihatmu bahagia dengan orang yang kau cinta," tegas Ragini.
"Sudahlah Ragini. Aku mohon kau jangan bahas itu. Lebih baik kita membagikan kartu undangan lagi," kata Sanskar.
"Baiklah," kata Ragini.
Ragini dan Sanskar masuk ke dalam mobil, setelah itu Sanskar melajukan mobilnya.
"Sanskar apa aku boleh mengatakan sesuatu," kata Ragini.
"Tentu saja Ragini, katakan saja," kata Sanskar.
"Lebih baik kau katakan saja perasaan mu pada Swara. Setelah itu terserah kau mau mengambil keputusan apa," saran Ragini.
"Ragini sudah beberapa kali aku bilang, kalau Swara itu tak mencintaiku," tegas Sanskar.
"Sanskar, perasaan itu bisa berubah seiring waktu. Mungkin dia baru saja menyadari cintanya padaku jadi dia bersikap seperti tadi padamu," kata Ragini.
"Ragini sudahlah. Aku tak mau mendengar itu lagi darimu," kata Sanskar.
"Baiklah," kata Ragini.
"Ragini sebenarnya aku ingin percaya dengan apa yang kau katakan. Tapi itu semua tak mungkin tetjadi," batin Sanskar.
"Sanskar aku hanya ingin melihat mu bahagia karena cinta itu tak harus memiliki. Tapi jika melihat orang yang aku cintai bahagia, aku akan bahagia Sanskar," batin Ragini menatap Sanskar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEORANG SAHABAT [TAMAT]
FanficSanskar Maheswari mencintai sahabat nya sendiri dia adalah Swara Gadodia. Tapi Swara hanya menganggap Sanskar sebagai sahabat. Sanskar juga tau itu dan dia memendam rasa cintanya pada Swara. Akankah Sanskar mengungkapkan rasa cintanya? Atau Swara m...