Berusaha

106 12 1
                                    

Swara, Sanskar dan Ragini ada di dalam restoran yang mereka kunjungi tadi. Tak disangka ternyata Zain sedang makan disana. Ragini yang melihat kakaknya ada disana lalu dia membuat rencana agar Swara dan Sanskar duduk berdua.

"Kalian berdua pesan makanan saja. Aku akan menemui kakakku dulu. Kalian harus tunggu disini sampai aku kembali," kata Ragini lalu pergi menemui Zain yang duduk di meja yang berbeda dan jauh dari meja mereka.

Pelayan pun datang, Swara dan Sanskar memesan minuman dan makanan sama. Pelayan lalu pergi dari sana setelah mencatat minuman dan makanan yang mereka pesan. Sanskar dan Swara hanya diam saja tanpa mengatakan sepatah kata pun. Sedangkan Ragini duduk disebelah Zain dan Zain terkejut saat melihat Ragini ada disebelah nya.

"Kamu ngagetin aja sih Ra. Kamu kesini sama Sanskar ya. Terus sekarang dimana Sanskar," kata Zain.

"Itu tidak penting Kak. Aku ingin menanyakan sesuatu yang penting. Tapi kakak jangan marah padaku," kata Ragini.

"Baiklah. Sekarang kau tanyakan saja dan mana mungkin aku bisa marah pada adikku ini," kata Zain.

"Kakak jika seandainya Swara mencintai orang lain, apa kakak akan membiarkan Swara meninggalkan Kakak dan mengikhlaskannya?" tanya Ragini ragu.

"Apa aku harus mengatakan pada Ragini kalau sebenarnya Swara mencintai Sanskar? Tapi waktunya belum tepat karena Ragini dan Sanskar baru saja menikah dan aku tidak ingin hubungan mereka renggang," batin Zain.

"Kakak jawab pertanyaanku dan kau tidak perlu banyak berpikir," kata Ragini.

"Ragini aku akan melakukan yang kau katakan itu karena cinta itu tak bisa dipaksakan," kata Zain.

"Berarti kakak bisa membantuku," kata Ragini.

"Apa maksudmu Ragini?" tanya Zain bingung.

"Aku ingin menyatukan Swara dan Sanskar karena mereka berdua saling mencintai. Tapi begitu bodohnya mereka karena tak sadar akan perasaan yang mereka miliki dan mereka juga tak saling jujur dengan mengatakan perasaan mereka secara langsung," kata Ragini.

"Berarti kau sudah tau Ragini. Tapi bukankah Sanskar mencintaimu," kata Zain.

"Kakakku tersayang sebenarnya Sanskar mencintai Swara sebelum aku mengenalnya dan dia juga masih mencintainya sekarang. Tapi entah mengapa dia itu tak membiarkanku untuk membatalkan pernikahan ku dengannya," kata Ragini kesal.

"Jadi kemarin kau benar-benar ingin membatalkan pernikahan," kata Zain.

"Iya Kak. Lihatlah Swara dan Sanskar yang sedang makan disana," kata Ragini menunjuk ke arah Sanskar dan Swara yang sedang makan.

"Tapi mereka diam saja dan tak mengatakan sepatah kata pun," kata Zain.

"Kakak sudah diam saja dan lihat mereka," kata Ragini kesal.

Zain dan Ragini melihat Swara dan Sanskar sampai selesai makan. Swara dan Sanskar saling menatap secara bergantian. Zain mulai yakin kalau mereka saling mencintai.

"Ragini tapi jika kita menyatukan mereka. Itu berarti kau akan bercerai dengan Sanskar," kata Zain.

"Itu lebih baik daripada melihat orang yang kucintai menderita dengan pernikahan ini karena aku yakin ada seseorang yang akan menjadi suami ku kelak nanti yang mencintaiku setulus hatinya. Aku juga tau kalau cinta tak bisa dipaksakan," kata Ragini sedih.

Zain lalu memeluk Ragini dengan penuh kasih sayang.

"Apa yang harus kakak lakukan sekarang?" tanya Zain.

Ragini kemudian melepaskan pelukan Zain. Ragini lalu membisikan sesuatu pada Zain tentang rencana yang akan mereka lakukan untuk menyatukan Swara dan Sanskar.

"Kemana sih, Ragini kok lama amat. Padahal dia bilang cuma mau bertemu dengan Zain," kata Sanskar yang tak mau jika dia terus berduaan dengan Swara karena dia sekarang sudah mempunyai istri.

"Mungkin sebentar lagi Ragini akan kesini," kata Swara.

"Iya, terus ngapain kamu enggak menemui kekasihmu Zain," kata Sanskar.

"Bukankah Ragini yang meminta kita untuk menunggu disini dan mana mungkin aku mengganggu kakak beradik yang sedang bertemu," kata Swara.

Zain dan Ragini lalu menghampiri Swara dan Sanskar.

"Maaf ya karena kalian nunggu lama," kata Ragini.

"Enggak papa Ragini. Ayo kita pulang sekarang," kata Sanskar.

"Sanskar tapi aku ingin Kak Zain yang mengantarku," kata Ragini.

"Tidak bisa Ragini. Lagi pula kau sudah bertemu dengannya kan. Jadi kita pulang sekarang dan Zain yang akan mengantar Swara pulang,"kata Sanskar.

" Sanskar benar Ragini. Aku akan pulang bersama Zain saja," kata Swara.

Sanskar lalu menarik tangan Ragini dan mereka keluar dari restoran. Ragini merasa kesakitan saat tangan Sanskar memang tangannya dengan saat erat.

"Sanskar tanganku sakit, cepat lepaskan tanganku," kata Ragini dan Sanskar melepaskan pegangan.

"Ragini aku benar-benar minta maaf. Aku tadi terbawa emosi karena kau melakukan semua ini padaku,"kata Sanskar minta maaf karena telah menyakiti Ragini.

"Kau sudah berlebihan Sanskar. Aku hanya ingin melihat mu menyadari tentang perasaan Swara padamu," kata Ragini.

"Sudah cukup Ragini. Aku tidak ingin mendengar ini lagi. Aku tak akan pernah menuruti permintaan mu lagi jika tentang Swara. Kau sekarang istriku dan aku tak mau menyakitimu Ragini. Tolong berhenti lah melakukan apa yang tidak mungkin terjadi. Sekarang masuklah ke dalam mobil," bentak Sanskar.

Ragini hanya bisa menangis karena Ragini tak pernah melihat Sanskar membentaknya seperti itu dan dia juga marah pada Ragini. Ragini lalu masuk mobil, begitu juga dengan Sanskar. Mereka lalu pulang ke rumah. Di jalan Sanskar dan Ragini hanya diam saja dan Ragini masih menangis. Sanskar tak memperdulikan itu karena Sanskar sangat marah pada Ragini.

"Aku berusaha untuk melupakan Swara. Tapi kenapa kau membuatku tak bisa melupakan nya Ragini dengan membuatku bertemu dengannya. Aku tak mengerti kenapa kau sangat keras kepala Ragini untuk menyatukanku dengan Swara," batin Sanskar sedih.

CINTA SEORANG SAHABAT  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang