Kecewa

115 16 0
                                    

"Kak tolong kau ikut ke rumah Sanskar ya. Aku nanti akan pulang bersama Kakak," kata Ragini.

"Tidak Ragini. Aku yang akan mengantarmu pulang ke rumahmu nanti. Agar aku yang akan menjawab semua pertanyaan dari keluarga mu tentang penceraian kita. Lagi pula Kak Zain kan harus mengantar Swara pulang," kata Sanskar.

"Tapi aku ingin pulang bersama Kak Zain saja nanti," kata Ragini.

"Aku punya solusi dari kalian berdua. Bagaimana kalau aku mengantar Swara dulu dan setelah itu aku akan pergi ke rumah Sanskar untuk menjemputmu," kata Zain.

"Kalau kau ingin pergi ke rumah Sanskar. Aku akan pulang sendiri saja," kata Swara.

"Tidak bisa Swara. Aku kan tadi yang mengajakmu pergi dan aku juga yang harus mengantarmu pulang," kata Zain.

"Keputusanku adalah aku yang akan mengantar Ragini pulang ke rumahnya nanti. Jadi setelah Kak Zain pulang dari rumah Swara, Kakak pulang saja," kata Sanskar.

"Baiklah. Aku akan menunggumu di rumah Ragini," kata Zain.

Sanskar  dan Ragini berdiri, Sanskar menarik tangan Ragini dan mereka keluar dari restoran. Ragini lalu menghempaskan tangan Sanskar.

"Aku hanya ingin diantar pulang ke rumah oleh kakakku. Tapi kau selalu keras kepala dan tak pernah menghargai permintaanku," kata Ragini marah dan kesal.

"Kau itu masih tanggung jawabku karena kau masih ada dirumahku dan aku adalah orang yang harus mengantarmu pulang. Aku sahabatmu jadi kau harus menerima keputusanku ini," kata Sanskar.

"Terserah kau saja," kata Ragini yang masih kesal lalu masuk ke dalam mobil.

"Kau memang tak pernah berubah Ragini," kata Sanskar lau masuk ke dalam mobil.

Sanskar lalu melajukan mobilnya dan mereka menuju rumah Sanskar. Di perjalanan menuju rumah Sanskar, Ragini terus menatap Sanskar karena setelah ini Ragini tak bisa menatap Sanskar lama lagi. Sanskar tak memperhatikan tatapan Ragini, tapi dia fokus menyetir dan terpancar kebahagiaan dari wajahnya. Akhirnya Sanskar dan Ragini sampai di rumah. Ragini masih terus menatap Sanskar. Sanskar melihat ke arah Ragini dan membuat mereka saling menatap. Tapi Ragini tersadar dan berhenti menatap Sanskar.

"Seperti nya kau suka sekali ya menatap diriku. Tapi aku memang ganteng dan banyak wanita yang terpikat padaku," kata Sanskar membuat Ragini tertawa.

"Iya deh," kata Ragini berhenti tertawa lalu tersenyum.

"Aku lebih suka jika kau tersenyum seperti ini Ragini. Teruslah tersenyum dan janganlah ada air mata karena aku tak mau menjadi alasan kesedihanmu Ragini," kata Sanskar.

"Iya. Ayo masuk sekarang," kata Ragini.

"Ayo," kata Sanskar.

Mereka keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Tak disangka Ram dan Sujata sudah menunggu kedatangan Sanskar dan Ragini. Karena Ram tak sengaja melihat mereka berdua di kantor pengadilan. Ragini dan Sanskar sampai di ruang tamu dan mereka melihat ada orang tua Sanskar disana.

"Kau darimana saja Sanskar dan kenapa kalian pergi ke pengadilan tadi pagi?" tanya Ram.

"Kami memutuskan untuk bercerai karena kami tak bisa saling mencintai. Ini sudah menjadi keputusan kami berdua," kata Sanskar.

PLAKK

Ram menampar Sanskar karena dia sangat marah padanya. Mana mungkin ada Ayah yang menerima jika anaknya berbuat sesuatu hal yang besar tanpa memberitahunya.

"Tapi seharusnya kau mengatakan pada orang tua atas semua keputusan besar dalam hidupmu Sanskar. Ayah sangat kecewa padamu," kata Ram marah.

"Ayah sebenarnya aku yang meminta Sanskar untuk tidak bilang pada kalian karena aku tau jika kami memberitahu kalian pasti kalian tidak setuju tentang keputusan kami ini," kata Ragini.

"Ragini kenapa kau mau menceraikan Sanskar? Bukankah kau mencintai nya, ibu bisa lihat dari matamu itu Ragini," kata Sujata menangis karena dia tau apa yang dirasakan Ragini sekarang.

"Itu memang benar Bu. Tapi aku tak akan memaksa Sanskar untuk mencintaiku karena cinta tak bisa dipaksakan. Aku juga tau kalau Sanskar mencintai orang lain," kata Ragini meneteskan air matanya.

Ragini lalu berlari ke kamarnya dan menangis disana. Sedangkan Sanskar dan kedua orang tuanya ada disana.

"Siapakah wanita yang kau cintai itu dan kenapa kau memilih dia daripada istrimu sendiri?" tanya Sujata.

"Aku mencintai Swara dan aku mencintai nya dari dulu jauh sebelum aku mengenal Ragini," kata Sanskar.

"Sanskar lalu kenapa kau mau menikahi Ragini jika kau mencintai Swara," bentak Ram.

"Pada saat itu aku berpikir kalau Swara tak mencintaiku. Jadi aku memutuskan untuk menikahi Ragini. Tapi pada akhirnya aku tau kalau Swara juga mencintaiku saat aku dan Ragini sudah menikah. Ragini juga sudah tau tentang semua itu," kata Sanskar.

"Tapi jika kau mencintai Swara seharusnya kau memperjuangkannya bukan menyerah dan membuat Ragini tersiksa karena menikah dengan mu. Ayah tak mengharapkan semua ini darimu. Ayah juga ingat pada saat kalian akan menikah Ragini berusaha untuk membatalkannya. Tapi karena kau keras kepala, kau tetap memaksanya untuk menikah denganmu. Ayah sekarang tak tau apa yang harus Ayah katakan pada keluarga Ragini. Kau telah membuat Ayah malu atas perbuatanmu itu," kata Ram marah lalu pergi.

"Ibu sangat kecewa padamu Sanskar," kata Sujata lalu pergi.

"Kenapa orang tuaku tak mendukung keputusanku kali ini. Mereka malah menyalahkan diriku. Tapi Kak Zain dan Ragini malah mendukung keputusanku. Rasanya semua ini memang benar-benar aneh," kata Sanskar.

Ragini menghapus air matanya lalu dia pergi dengan membawa kopernya. Sanskar melihat Ragini yang membawa koper dan dia langsung menghampiri nya.

"Biar aku yang membawa koper mu Ragini," tawar Sanskar.

"Tidak perlu Sanskar. Aku bisa sendiri kok," tolak Ragini.

Tapi Sanskar tetap membawa koper Ragini walaupun Ragini menolak tawarannya itu. Mereka berdua lalu keluar dari rumah. Sanskar. Sanskar menaruh koper itu di bagasi. Sanskar melajukan mobilnya dan mereka menuju rumah Ragini.

"Ragini kenapa orang tuaku berpikir kalau perbuatanku untuk menceraikan dirimu itu salah. Mereka juga berpikir kalau aku membuat dirimu tersiksa atas pernikahan kita. Entah mengapa mereka tak memahami perasaan ku dan tak mendukung keputusanku ini," kata Sanskar bingung.

"Mungkin mereka hanya butuh waktu untuk memahami perasaan mu Sanskar," kata Ragini.

"Mungkin kau benar Ragini. Aku berharap orang tuaku akan merestui hubunganku dengan Swara," kata Sanskar.

"Orang tuamu pasti akan merestui hubunganmu dengan Swara karena kalian saling mencintai," kata Ragini.

"Kata-kata mu itu membuatku lebih lega Ragini," kata Sanskar.

"Sanskar apa kau tau? Kau memang membuatku tersiksa karena pernikahan ini. Kau membuatku selalu bersalah karena ada diantara kau dan Swara. Karena sifat keras kepala mu itu untuk menikah denganku membuat banyak pihak terluka. Tapi kau masih bersikap seolah-olah kau tak bersalah. Tapi walaupun kau tak meminta maaf padaku, aku sudah memaafkanmu Sanskar. Semoga tak ada lagi penghalang hubunganmu dengan Swara," batin Ragini sedih dan menatap Sanskar.

CINTA SEORANG SAHABAT  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang