1. Debaran

330 22 0
                                    

Apa benar salah satu pertanda dari jatuh cinta, jantung kita akan berdetak kencang saat berdekatan dengan dia?


Happy Reading 💙

Hari ini suasana sangat mendukung, terlihat dari cuaca yang cerah. Talia tersenyum saat kakinya masuk ke dalam lingkungan sekolah. Banyak pandang mata yang tertuju padanya, ada yang menatapnya dengan tatapan kagum karena kecantikannya dan ada juga yang menatapnya dengan tatapan iri.

Talia sudah terbiasa dengan semua jenis tatapan yang orang-orang layangkan pada dirinya. Talia juga tak ambil pusing dengan apa yang mereka pikirkan tentang dirinya, karena ini hidup Talia. Ia yang mengetahui semuanya bukan mereka, yang hanya tahu dari orang lain, hanya tahu dari apa yang mereka lihat dan hanya tau dari apa yang mereka dengar.

Talia duduk di bangkunya karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

"Talia, mau makan bareng gue?" tanya Asep, teman sekelas Talia yang selalu berusaha untuk mendekatinya.

Talia menoleh ke arah Asep, entah sejak kapan Asep sudah duduk di sampingnya sembari tersenyum manis.

"Lo gak capek apa Sep, tiap hari ngajak gue makan bareng mulu?" tanya Talia heran. Hampir setiap pagi Asep selalu mengajak Talia untuk makan bareng di kantin, kecuali di hari Minggu atau hari libur Asep tidak akan mengajak Talia makan bareng.

Sebenarnya tanpa perlu sarapan pagi-pagi di rumah pasti Talia akan mendapatkan makanan gratis di sekolah, karena para kaum adam akan dengan senang hati mentraktir Talia, tapi Talia tidak sejahat itu. Ia tidak memanfaatkan orang-orang yang sudah baik kepadanya.

"Gak ada kata capek buat cewek cantik kayak lo," gombal Asep di sertai kekehan kecil.

"Asep buaya."

"Buat lo doang kok Lia," ucap Asep lagi sembari mengedipkan sebelah matanya, genit memang.

"Gue curiga lo anak CEO, Sep," ucap Talia dengan nada menyelidiki.

"Gue ayah dari anak-anak lo," jawab Asep yang sukses membuat Talia tertawa.

"Setiap hari, makin pinter anak bunda ngegombalnya."

"Serius nih gak mau makan bareng?" tanya Asep lagi.

Talia menggangguk kepalanya, "Iya Sep, entar uang lo habis loh gara-gara gue, mau?" tanya Talia menakut-nakuti Asep.

"Porsi makan lo mah gak banyak Lia, gak sampe satu panci juga," ucap Asep. Lagian juga mana mungkin badan sekurus Talia makan banyak paling-paling cuman satu piring, jadi Asep tak masalah kalau setiap hari harus mentraktir Talia, sekalian bersedekah untuk anak yatim.

"Pacaran mulu," tegur Intan yang entah datang dari mana.

"Ganggu aja Tan," gerutu Asep dengan raut wajah tak suka.

"Serah gue lah, situ kali yang ganggu suasana," sewot Intan.

"Cowok setampan gue ganggu suasana?" tanya Asep dengan kepedean tingkat dewa.

"Tampan? Heh, dari mananya samping, belakang, gak ada menariknya, apalagi dari depan," cibir Intan yang melihat wajah Asep dari berbagai Arah.

"Asep punya senyuman yang manis Tan, hati-hati lo suka entar sama Asep, mampus," timpal Aurel. Wajah Asep bisa terbilang masuk katagori ganteng apalagi kalau dia sedang senyum atau tertawa matanya langsung menyipit seperti bulan sabit, sangat manis menurut Aurel.

"Amit-amit," ucap Intan sembari mengelus-elus perutnya.

"Ngapain lo ngelus-ngelus lemak Tan," celetuk Aurel.

"Sialan lo Rel!"

Talia menatap malas ke arah ketiganya, selalu tidak pernah akur kalau bertemu dan si biang keroknya adalah Intan, ia selalu mencari masalah dengan siapapun, tidak pernah ingin mengalah itulah Intan.

Talia mengambil handphonenya, lalu mengetik balasan pesan untuk seseorang.

Talia Angelysta
Semangat!

Setelah mengetik pesan singkat itu, Talia langsung memasukan kembali handphonenya ke dalam ransel, karena Pak Hamid juga sudah berada di depan.

"Assalamualaikum anak-anak," sapa pak Hamin.

"Waalaikumsallam Pak."

"Kita lanjutkan materi yang sempat tertunda kemarin ya," ucap pak Hamid yang kemudian sibuk menjelaskan materi.

Talia menatap tanpa minat ke arah pak Hamid, biasanya Talia paling suka dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, tapi berbeda dengan hari ini, tiba-tiba saja rasa kantuk menyerang Talia. Mungkin ini adalah efek dari tadi malam ia begadang untuk menonton series Thailand sampai episodenya habis.

Beberapa kali juga Talia sudah menguap, rasa kantuk yang makin lama makin menjadi, membuat Talia benar-benar tidak memerhatikan apa yang tengah di jelaskan oleh pak Hamid.

Talia berdiri dari kursinya. "Pak izin ke toilet," ucap Talia.

Setelah mendapatkan izin dari pak Hamid, Talia langsung buru-buru menuju toilet. Kalau tidak, bisa-bisa Talia akan tertidur saat pelajaran sedang berlangsung.

Brukk...

Badan Talia hampir terhuyung ke belakang kalau tidak tangan kekar memeluk pinggangnya.

Talia sempat terdiam, tapi sedetik kemudian ia tersadar, lalu menunduk'kan kepalanya. "Maaf," ucap Talia tulus.

Pria yang ditabrak langsung melenggang pergi, tidak menjawab pernyataan maaf Talia.

Talia yang kesal langsung pergi menuju ke toilet, melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda gara-gara cowok aneh itu.

"Sialan tu cowok. Lagian tadi kenapa juga gue gak liat muka dia, kalau tau mukanya bisa tuh gue guna-guna," celoteh Talia asal.

"Astaghfirullah, orang cantik gak boleh main guna-guna, mainannya gak elite banget," ucap Talia pada dirinya sendiri.

Tanpa pakai guna-guna juga Talia bisa langsung menggandeng 5 cowok sekaligus hari ini, jadi buat apa harus datang ke orang pintar kalau dengan fisik menawan saja sudah lebih dari cukup.

Setelah selesai menuntaskan panggilan alam Talia langsung kembali ke kelasnya, tapi saat di tengah perjalanan menuju kelas langkah Talia terhenti.

Talia tersenyum menatap cowok yang berada tidak jauh dari dirinya, ternyata cowok itu menyadari kalau Talia sedang memperhatikan dirinya, terlihat dari ia yang membalas senyuman Talia.

"I love you," ucap Talia tanpa suara.

Cowok itu mengangguk sembari melambaikan tangannya, seolah-olah tau apa yang sedang Talia ucapkan.

Talia memegang dadanya, detak jantung Talia sudah di atas batas normal sampai-sampai rasanya Talia kesulitan untuk menghirup nafas.

Di depan sana Talia dapat melihat cowok itu sedang tertawa melihat ekspresi wajah Talia yang sedang menahan malu.

"Anwar tanggung jawab!"

Bagaimana suka?
Jangan lupa tinggalkan vote+comment ya.

Bersambung....

50 KG [PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang