14. Penyerangan

71 9 0
                                    

Hanya orang lemah yang menyerang saat musuhnya sedang terluka.

•••

Happy reading 💙

•••

Sesuai dengan kesepakatan mereka tadi siang Talia dan Intan menginap di rumah Aurel. Tidak ada hal yang penting, mereka menginap hanya untuk menonton drama Thailand bersama, karena kata Intan bersama itu lebih menyenangkan.

Talia menghela nafasnya, saat gojek yang ditumpanginya sudah berada di depan rumah Aurel yang megah. Entah kenapa perasaan Talia dari tadi tenang enak, seperti seseorang sedang mengikuti dirinya. Entahlah mungkin itu hanya perasaan takut, karena masih trauma dengan kejadian malam Selasa kemarin.

Setelah memberikan uang kepada tukang gojek, Talia langsung masuk ke halaman rumah Aurel. Dan ternyata disitu sudah berdiri dua orang yang telah menjadi sahabat baiknya, Intan dan Aurel.

"Lama banget lo Lia," ucap Intan sembari mencibikkan bibirnya.

"Lo enak sekompleks sama Aurel, lah gue jauh," sewot Talia.

"Santai aja napa, gak usah sewot."

"Ayok masuk Lia," ucap Aurel yang menghentikan adu mulut antara keduanya.

Ketiganya langsung masuk kedalam rumah Aurel yang megah itu. Di depan pintu sudah ada pelayan yang siap melayani mereka.

"Sumpah Rel, gue berkali-kali ketempat lo masih aja kagum." Intan berdecak kagum.

"Lo mah apa-apa dikagumi, jamet juga lo kagumi," cibir Talia.

"Iye jamet pas masih kecil, pas udah besar mah ganteng. Udah banyak artis KPop jadi contohnya," celetuk Intan yang sama sekali tidak menatap ke arah Talia.

"Itu mah karena keturunannya bagus, lah lu apaan." Talia kembali berucap .

Intan langsung menatap tajam ke arah Talia. "Please Lia, gue mau jaga image siapa tau ada pelayan Aurel yang cogan, terus kepincut sama gue."

"Jangan ngarep Meimunah," ucap Talia sembari mendorong pelan bahu Intan.

"Nih ya Rel, gue ngepet selama bertahun-tahun juga gak bakalan bisa sekaya ortu lo," ucap Intan yang lebih tepatnya memuji.

"Ngepet mulu pikiran lo. Cari yang halal kayaknya susah banget ya Tan?" tanya Talia.

"Ini hasil dari kerja keras nyokap sama bokap gue," sahut Aurel sembari tersenyum ramah.

"Gue tuh mau cepat kaya, biar bisa jadi fakgirl kayak lo sahabat," ucap Intan sembari menunjuk Talia.

Setelah kurang lebih 10 menit mereka berjalan, akhirnya sampai di kamar Aurel.

"Gila ya, ke kamar lo aja rasanya kayak joging keliling komplek!" seru Intan sembari mengatur nafasnya.

"Gak usah lebay, lo sendiri yang minta tadi, naik tangga aja biar cepat langsing," cibir Talia.

Intan menyengir sembari mengacukan kedua tangannya membentuk peach.

****

Arkel menghisap batang rokoknya, lalu menghembuskan asap rokok itu ke udara.

Semua anggota geng dead telah berkumpul di markas. Sesuai dengan apa yang telah dperintahkan oleh sang ketua yaitu Arkel, untuk menyerang balik Haikal dan kawan-kawan.

Arkel membuang putung rokoknya yang sisa sedikit, lalu menginjaknya.

"Udah siap semua?" tanya Arkel sembari menatap satu persatu anggotanya.

50 KG [PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang