Happy reading 💙
•••
Karena perintah dari Tari, Talia harus mengobati memar di wajah Arkel dengan terpaksa. Jujur saja Talia masih gondok dengan Arkel. Talia tak habis pikir bagaimana bisa Tari dengan mudahnya memboleh'kan Arkel menginap di rumahnya.
"Shhh," ringgis Arkel saat Talia dengan sengaja menekan memarnya.
"Rasain," ucap Talia yang bersorak gembira di dalam hatinya, bisa membalas kekesalannya dengan membuat Arkel merasa lebih sakit, adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Talia.
"Pelan-pelan."
"Ngapain Lo narik gue tadi? Dan juga, dari mana lo tau itu gue?" tanya Talia lalu mengompres memar Arkel dengan es batu.
"Kalau gue gak narik lo, entar Lo bakalan diperkosa rame-rame sama mereka. Gue tau kalau itu lo karena kelihatan gendut dari belakang," ucap Arkel dengan santai.
Pantasan saja tadi tenaga Talia cepat terkuras, karena berat badan Talia juga naik dan Talia merasa'kan perubahan pada badannya itu.
"Aws," ringgis Arkel karena merasa sakit di sekitar tulang pipinya yang ditekan dengan sengaja oleh Talia.
"Ngomong gak bismillah dulu, gue tabok tu mulut lo," ancam Talia, matanya melotot seolah-olah memberikan kesan garang di wajahnya.
Bukannya takut Arkel malah tertawa melihat tingkah mengemaskan Talia, seseorang yang berani menembak Arkel di depan umum.
"Terus apa hubungannya? Kan mereka ngincer lo," ucap Talia sambari membereskan peralatan untuk mengobati luka Arkel.
"Loh gak pake obat merah?"
"Gak perlu," sahut Talia ketus.
Arkel mendesah pelan. "Cowok bakalan berhenti nyari sesuatu saat dia bertemu dengan hal yang lebih menarik," ucap Arkel.
Baru saja Talia ingin membuka mulut, tapi Arkel lebih dulu berucap, "Tidur sana, besok bakalan jadi hari spesial." Arkel yang mengusap pelan rambut Talia, lalu pergi menuju kamar tamu.
Talia mematung di tempat, ia memegang kepalanya yang tadi diusap dengan lembut oleh Arkel. Bagaimana bisa cowok brengsek itu, bersikap manis kepala Talia.
Karena perlakuan Arkel tadi, membuat Talia menjadi insomnia.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 00.00 Wib, tapi tanda-tanda matanya akan tertutup pun tidak ada. Talia memaki-maki Arkel dalam hati, karena sudah dipastikan besok Talia akan telat dan penyebabnya adalah perlakuan manis dari si brengsek Arkel.
****
Tari masuk kedalam kamar anaknya, menyingsing gorden agar cahaya sang surya bisa masuk ke dalam kamar anaknya.
Talia menggeliat saat sinar matahari mengusik tidur nyenyak. Ia membuka matanya, mengerjapkan matanya berkali-kali berusaha menetralkan cahaya yang masuk ke dalam Indra pengelihatannya.
"Jam 06. 15 menit," ucap Tari sembari tersenyum.
Talia hanya menganggukkan kepalanya, nyawanya belum sepenuhnya kembali. Sampai menit berikutnya Talia tersadar akan ucapan Tari.
"Jam 6.15 menit?" tanya Talia dengan mulut terbuka.
Tari mengangguk sebagai jawaban, lalu tersenyum.
"Shia." Talia yang langsung berlari ke arah kamar mandi.
Setelah 20 menit Talia bersiap, ia keluar dengan langkah tergesa-gesa tanpa menghiraukan teriakan Tari.

KAMU SEDANG MEMBACA
50 KG [PO]
Humor^^ Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan^^ Talia Angelysta, siapa yang tidak mengenal dirinya. Ia adalah cewek yang terkenal dengan gelar fakgirl. Hampir setiap minggu Talia menggandeng cowok yang berbeda. Talia bukan cewek murahan yang...