7. Fakta Baru

76 8 0
                                    

Happy Reading 💙

•••

Hari ini adalah hari ke-6 yang mana artinya besok Talia akan mendapatkan uang 10 juta rupiah dari Aurel, lalu ia bisa bahagia bersama dengan Anwar.

Setelah pertemuan mereka yang anti mainstream itu, Talia tidak pernah melihat Arkel lagi di lapangan basket ataupun di lingkungan sekolah. Sebenarnya Talia juga bodo amat dengan keberadaan cowok itu. Ia hanya bingung mereka itu satu sekolah, tapi kenapa tidak pernah bertemu atau mungkin Talia yang tidak melihat keberadaan Arkel, entah'lah.

Saat upacara hari ini juga, Talia tidak bertemu dengan Arkel saat barisan sudah bubar. Talia masih melihat barisan kelas 12 yang bubar berharap bisa melihat seseorang yang tengah ia cari, tapi hasilnya nihil.

"Hayo lagi nyari siapa?" tanya Aurel yang menepuk pundak Talia.

"Eh," kagetnya.

"Nyari kak Arkel?" tanya Aurel sambil menaik turun alisnya.

"Inget pak ketos woy," timpal Intan.

"Apaan sih, lo berdua aneh," kilah Talia dengan langkah cepat ia buru-buru meninggalkan kedua sahabatnya itu.

"Woy Ali jangan tinggalin kita!" teriak Intan.

"Ali saha Tan?" tanya Aurel.

"Calon masa depan gue," ucapnya sekenanya.

"Pengen ditampol?" tanya Aurel yang sudah siap untuk menampol mulut Intan.

"Ampun Nyai, saya tau kesalahan saya tidak seberapa, maka ampuni lah saya," ucap Intan dramatis dengan tangan yang ia satukan, persis seperti seorang bawahan yang meminta maaf kepada seorang atasan.

"Semua jantan lo anggap calon masa depan lo padahal semua itu jodoh orang," ucap Aurel dengan menekan semua kata yang ia ucapkan.

"Sakit, aku sakit, saat mendengarkan ucapan mu Nyai," ucap Intan dramatis.

"Udah gak waras ni anak," gumam Aurel.

Talia duduk dikursi dan nafasnya terengah-engah karena berlari menghindari kedua sahabatnya. Bagaimana bisa Talia terkangkap basah oleh kedua sahabatnya tengah mencari keberadaan Arkel.

"Lia, lo baik-baik aja?" tanya Asep.

Talia mengacukan jempolnya, mengantarkan kalau ia baik-baik saja sekarang.

"Mau gue beliin minum?" tanya Asep lagi.

"Gak usah repot-repot Sep," tolak Talia.

"Woy mbak Malaikat kok ninggalin kita?" tanya Intan yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Malaikat siapa lagi Intan?" tanya Aurel.

"Eh Tan, malaikat siapa? Ada malaikat maut disini?" tanya Asep dengan tampang ngeselinnya.

"Lo malaikat mautnya," sewot Intan.

"Bisa kalem dikit gak, udah kayak preman pasar aja lo," cibir Asep.

"Angel'kan malaikat."

"Lia teh awewe Tan," ucap Aurel yang sok-sokan pakai logat bahasa Sunda.

"Tumben lo bahasa Sunda Nyai? Abis ngemil kertas apaan tadi malam?" tanya Intan penuh selidik.

"Gue habis baca google translate ke bahasa Sunda tadi malam, soalnya ada kenalan orang Sunda."

"Ganteng kagak? Bisa gue embat?"

"Mau gak gue nafkahi lagi peliharaan didalam perut lo?" ancam Aurel dengan mata melotot.

50 KG [PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang