Setiap orang punya cara tersendiri untuk menunjukkan kepeduliannya.
•
•
•Happy reading 💙
Talia memegang perutnya yang dari tadi sudah berbunyi, ini akibat karena Talia tidak sarapan tadi pagi ia terburu-buru.
"Sampai disini materi kita. Silahkan tugasnya dikumpulkan di depan," ucap Bu Hani.
"Gue nitip ya Rel," lirih Talia.
Aurel menganggukkan kepalanya sembari mengambil buku Talia.
Talia menelungkupkan kepalanya di atas meja. Kepalanya tiba-tiba saja pusing apalagi perut Talia sedang kosong sekarang.
"Siap-siap yang cewek katanya hari ini kita bakalan ngelawan kelas 12 IPS 1 main basket," ucap Abai.
"Gue males kalau panas-panas gini," keluh Aurel.
"Semangat dong kita kan mau ngelawan kelas 12 IPS 1 yang rata-rata isinya cogan semua!" seru Intan dengan semangat 45.
"Lia, lo gak papa?" tanya Aurel yang dari tadi melihat Talia hanya diam.
"Gak papa." Talia menggeleng kepalanya lemah.
"Ayok yang cewek cepat ganti bajunya!" seru Abai.
Talia mendongakkan kepalanya menatap kearah Abram.
"Lia muka lo pucat," ucap Aurel .
"Gua gak papa." Talia mencari baju olahraganya di dalam ransel. Ah sial, baju olahraganya masih ada di atas kasur.
Mampus kali ini ia akan dihukum keliling lapangan 10 kali oleh pak Ryan.
"Baju olahraga gue ketinggalan." Talia mendesah.
"Yaudah kalau gitu, kita juga gak paket baju olahraga biar sama-sama dihukum," ucap Intan lalu meletakkan kembali baju olahraganya ke dalam ransel.
"Eh jangan," tolak Talia cepat. Mana mungkin ia memberikan teman-temannya dihukum padahal mereka membawa baju olahraga.
"Lo pucat Lia." Intan kembali berucap
"Intan, Aurel, Talia cepat ganti baju kalian!" Abai menatap tajam ke arah ketiganya.
"Sabar Bai gue santet juga lo nanti," sungut Intan kesal.
"Abaikan saja aku pada ibuku atau ayahku." Intan mulai bernyanyi dengan suara yang cetar membahana.
"Pulang kan saja," ralat Abai, menatap jengah ke arah Intan.
"Lo izin aja Lia," ucap Aurel.
"Iya bener," timpal Intan.
Talia mengangguk kepalanya sembari berusaha untuk tersenyum agar kedua sahabatnya yakin, bahwa ia baik-baik saja.
"Udah ganti baju aja, biar gue yang temenin Lia ke lapangan." Asep berdiri di samping Intan sembari menatap wajah Talia yang terlihat pucat.
"Jagain ya Sep." Aurel menepuk pelan pundak Asep lalu pergi untuk mengganti baju.
Asep menganggukkan kepalanya. "Ayok Lia sini gue bantu," ucap Asep.
Talia berdiri dari kursinya sembari sebelah tangannya di pegang oleh Asep. Bukan karena modus, tapi Asep hanya takut Talia kenapa-kenapa nanti.
Dengan perlahan Asep dan Talia berjalan ke arah lapangan basket. Keduanya sontak jadi pusat perhatian karena semua orang tahu Talia itu pacar Arkel, tapi kenapa ia berpegangan tangan dengan laki-laki lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/238688394-288-k558149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
50 KG [PO]
Humor^^ Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan^^ Talia Angelysta, siapa yang tidak mengenal dirinya. Ia adalah cewek yang terkenal dengan gelar fakgirl. Hampir setiap minggu Talia menggandeng cowok yang berbeda. Talia bukan cewek murahan yang...