32. Mensive

40 7 0
                                    

Jangan marah bila suatu saat nanti apa yang kamu milik, tiba-tiba saja menjadi milik orang lain. Karena kalau kamu bisa menjaganya dengan baik, dia tidak akan pernah bisa menjadi milik orang lain.

•••

Happy Reading 💙

•••

Dari hari ke hari rasa sakit hati Talia akibat perkataan Arkel sudah berangsung membaik, bahkan sangat baik sekarang. Semua itu berkat seseorang cowok yang selalu menemaninya, memeluknya saat ia sedang menangis, dan selalu bisa membuat senyumannya merekah setiap hari.

Dia adalah, Anwar. Seseorang cowok yang berhasil membuat Talia jatuh cinta setiap hari, atau bahkan setiap saat ia bertemu dengan Anwar. Ia kembali jatuh cinta untuk kesekian kalinya dengan orang yang sama.

Hanya satu harapan Talia semoga ia tidak salah untuk berlabuh lagi karena ia sangat mencintai Anwar sekarang, apalagi saat kehadiran Sora dan Ai yang tambah melengkapi kebahagiaannya.

Ia bersenandung merdu saat sedang berjalan di koridor sekolah, sesekali ia membalas sapaan hangat dari beberapa siswa dengan senyuman indahnya.

Dengan langkah riang Talia memasuki ruang kelas.

"Pagi semuanya," sapa Talia yang sukses membuat seluruh orang yang ada di dalam kelas menoleh ke arahnya.

"Pagi Lia cantik."

"Makin cantik aja tiap hari Neng."

"Kapan bisa jalan sama Aa?"

"Beruntung banget gue bro masuk kelas 10 IPA 1 dapat teman sekelas yang visualnya menghipnotis mata."

"Makasih semuanya," kekeh Talia.

Saat langkah Talia melewati cowok-cowok itu dengan sengaja ia mengedipkan sebelah matanya genit. Sesekali memberikan semangat lewat kedipan mata dan senyuman, gak salah kan?

"Aww ambyar saya!" seru para cowok itu bersamaan.

"Bawa gue ke rumah sakit tolong," ucap Asep sembari memegang dadanya, seolah-olah kedipan Talia adalah serangan jantung untuk Asep.

"Duh gak kuat aku neng," ucap Narzi-teman sekelas Talia sembari menutup kedua matanya.

"Semangat Aa!" seru Talia dengan senyumannya.

Detik berikutnya terdengar teriakan frustrasi dari para cowoknya. Mereka frustasi karena tidak bisa memiliki Talia sebagai ceweknya.

"Udah neng udah masih pagi!"

"Gak kuat nih!"

"Pengen mimisan anjir."

Setelah berhasil menggoda para kaum adam, Talia kembali ke kursinya agar bisa duduk dengan nyaman. Dan situ sudah menunggu kedua sahabatnya, yang dari tadi melihat tindakan Talia yang bar-bar. Sudah punya pacar masih saja doyan menggoda iman kaum adam.

"Ingat pak ketos!" seru Intan.

"Asik juga ya godain cowok, soalnya gue udah lama gak godain mereka," ucapnya sembari melihat ke arah cowok tadi yang masih saja senyum-senyum kayak orang gila.

"Liat tuh semenjak lo godain saraf otak mereka udah gak berfungsi, tak terkecuali si Asep yang gak ada kasep-kasepnya itu," cerocoh Intan dengan mata yang terfokus ke arah cowok-cowok tadi.

"Gila mereka operdosis senyuman dan kedipan mata lo Lia," gumam Aurel.

"Gue tau gue cantik, dan gue menyadari itu," ucapnya angkuh sembari mengibaskan rambutnya yang dibiarkan tergerai.

50 KG [PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang