5. Kantin

84 9 2
                                    

Happy reading 💙

•••

Semenjak pulang dari tempat tukang bakso Talia tak berhenti untuk tersenyum. Ia bahagia bisa menghabiskan waktu dengan Anwar, memang Anwar itu mood booster banget.

Talia terdiam, tiba-tiba saja ia teringat dengan ucapan Arkel tadi siang yang menyuruh Talia menaikkan berat badannya menjadi 50 kg.

Dengan cepat-cepat Talia menghampiri Tari--bunda Talia yang sedang asik menonton sinetron kesukaannya, yaitu 'suara hati istri'.

"Bun," panggil Talia. Ia duduk disamping Tari untuk ikut menonton sinetron.

Tari menoleh, "Iya?" tanyanya.

"Beliin obat penambah berat badan dong bun, Talia mau gendut," rengek Tali sembari memanyunkan bibirnya.

"Tumben," ucap Tari bingung. Tidak biasa-biasanya anaknya ingin menambahkan berat badan, padahal selama ini Tari tau kalau Talia sangat menjaga berat badannya agar tetap ideal.

"Bosen kurus Bun, pantat sakit kalau lagi duduk di tempat yang keras," ucap Talia memasang wajah melasnya. Derita mempunyai badan yang langsing ya seperti itu.

"Dari dulu kan Bunda udah nyuruh kamu naikin berat badannya, kamunya yang gak mau," cibir Tari.

"Sekarang mau!" seru Talia. "Jangan lupa juga beli susu ya bun," pinta Talia.

Tari hanya mengangguk'kan kepalanya. Ia selalu menuruti kemauan anak semata wayangnya ini asal'kan disertai alasannya.

Keadaan kembali menjadi hening, keduanya larut dalam sinetron.

"Selingkuh mulu suaminya," ucap Talia yang sudah mulai kesal dengan kelakuan semena-mena dari suami yang ada disuara hati istri.

"Namanya juga suara hati istri Lia," ucap Tari tanpa menoleh kearah Talia.

"Coba sekali-kali suara hati suami kek. Pengen liat kalau cowok disakitin tuh gimana? Nangis gak?" tanya Talia menggebu-gebu.

"Sutt Lia, jangan berisik," ucap Tari pelan sembari menempelkan jari telunjuknya dibibir.

Talia berdecak, selalu saja seperti ini kalau Tari sedang menonton sinetron kesukaannya, tidak bisa di ganggu. Padahal Talia juga ingin mendapatkan perhatian dari Tari, tapi ternyata sinetron lebih menarik dari pada dirinya. Menyedihkan sekali, terabaikan karena sinetron kesukaan bunda.

Karena sudah tidak tahan dengan sinetron yang menguras emosi, Talia kembali ke kamarnya untuk menonton series Thailand kesukaannya.

****

Hari ini Talia datang lebih awal dari biasanya dikarenakan si Intan memaksa agar mereka bertiga bisa makan bareng di kantin. Katanya sih biar sekaligus cuci mata di kantin, siapa tau ada cogan lewat. Kalau kesiangan rezeki liat cogan bakalan diembat sama cabe-cabean.

Intan menggebrak meja. "Lo tau tadi malam gue ketemu calon imam!" seru Intan heboh.

"Please ya Intan jodoh orang jangan lo anggap calon imam lo mulu," decak Talia. Hampir semua cogan yang lewat didepan Intan akan di-klaim sebagai calon imamnya. Kalau kalian ganteng jangan lewat didepan Intan, nanti hidup kalian tidak akan pernah bisa tenang.

"Ngaku-ngaku calon imam, kenalan aja belum," timpal Aurel.

"Hey forguso sekarang kan lagi trend nikung lewat doa persetiga malam," ucap Intan sambil tersenyum seperti orang gila.

50 KG [PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang