TMA! 18

11.6K 1.3K 58
                                    

Lily terus mengurung dirinya didalam kamar, gadis itu tampak gelisah, ia mondar-mandir mengelilingi ruang kamarnya sambil sesekali menatap daun pintu.

"Dasar Lily, kau bodoh sekali!" umpat Lily pada dirinya sendiri, ia menghentikan langkah, kepalanya kembali memutar perkataan Arcylic yang berhasil membuat wajah gadis itu memerah. Tak lama kemudian, ia mendengar suara derum mesin mobil, lekas Lily membawa langkahnya kearah jendela, dengan sedikit tergesa ia membuka kunci jendela lalu menyembulkan kepalanya keluar.

Sebuah mobil berjalan pergi, namun itu bukan mobil milik Arcylic.

"Hei,"

Lily terkejut saat mendengar sapaan yang datang dari arah belakangnya, ia memutar tubuhnya agar dapat menatap wajah Arcylic yang memusatkan pandangannya kepada Lily.

"A,Arcy ..." Lily tersenyum masam, wajahnya kembali merah.

Melihat perilaku aneh Lily tak membuat Arcylic memasang ekspresi yang berarti, "aku akan pergi keluar, mungkin sampai besok, tetaplah di rumah, jangan keluar walau hanya di teras, jangan membuka pintu meski ada yang bertamu. Dan yang terpenting, jangan bicara pada siapapun." Arcylic berucap serius.

Lily yang mendengar perkataan Arcylic tak langsung menjawab, ia terdiam selama beberapa detik, "pergi? pergi kemana?"

"Itu bukan urusanmu, turuti saja perkataanku, nanti akan aku bawakan hadiah ketika pulang." Arcylic langsung membalik tubuhnya sedetik setelah ucapannya selesai, namun baru melangkah beberapa jengkal, ia kembali memutar tubuhnya.

"Satu lagi, Lily ..." Ucap Arcylic, "jendela itu, jangan pernah membukanya kalau aku tidak ada dirumah."

Lily terdiam ditempatnya berdiri, pandangannya menatap wajah Arcylic dengan tatapan kosong, "kau dengar aku?" Arcylic kembali mengeluarkan suara.

"Iya ..." Jawab Lily masih dengan tatapannya yang kosong. Arcylic yang menangkap hal itu mengerutkan dahinya samar, "kenapa wajahmu begitu?"

Hening, Lily tak langsung menjawab pertanyaan Arcylic, "... tidak," jawabnya, gadis itu berpaling menuju jendela, "pergilah, aku menunggu hadiahmu besok." Lily berucap dingin.

"Kau melakukannya lagi, Lily." Arcylic berjalan masuk, mendekati sosok Lily yang mengarahkan pandangannya keluar jendela, tanpa mengatakan hal lain, tangan Arcylic bergerak untuk menutup daun jendela yang sempat Lily buka. Gadis itu tak bereaksi meski kini ia hanya bisa menatap kayu jendela.

Melihat perilaku Lily membuat Arcylic menghela nafas pelan, ia menggerakkan kedua pundak Lily agar menghadap dirinya, "kenapa kau marah? kau melarangku untuk pergi besok?"

Perlahan Lily mendongakkan kepalanya saat kalimat Arcylic sudah selesai, gadis itu tersenyum kecut, "memangnya kau akan mendengarkan jika aku melarangmu?"

"Tidak." Jawab Arcylic langsung. Jawabannya membuat Lily berdecih, "yasudah pergi sana!" rajuk gadis itu. Arcylic terkekeh pelan, "mau ikut?" ajaknya.

Ajakan tersebut berhasil membuat mata Lily berbinar, "ikut? kau mengajakku?" ulangnya memastikan, Arcylic mengangguk, "itupun kalau kau ma---"

"Mau!" potong Lily cepat, sebuah senyuman lebar terpasang diwajahnya.

"Kau yakin? tempat yang akan aku kunjungi adalah tempat yang kau lari darinya," ucap Arcylic, alis Lily bertaut samar, "tempat yang aku lari darinya?" ulang gadis itu, ia tampak berpikir, "apa maksudmu, tempat tinggalku?"

Arcylic tersenyum ia memasukkan kedua tangannya ke saku celana lalu mengangguk pelan, "benar." Jawabnya.

"Apa yang akan kita lakukan disana?" tanya Lily heran, Arcylic tak menjawab, ia hanya tersenyum kecil lalu berjalan keluar, tindakan yang paling menyebalkan bagi Lily.

THAT MAN ARCY! ✔ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang