01. Bonus chapters

16.6K 1.1K 424
                                    

8 bulan sebelum Epilog.

Arcy keluar dari dalam mobil, di susul Lily beberapa saat kemudian, mata gadis itu terarah kepada seorang wanita yang mengintip dirinya dari sebalik tirai jendela kaca.

Arcy mengangkat tangannya, beberapa saat setelahnya wanita yang mengintip dari sebalik kaca membuka pintu. Wanita yang tampak sebaya dengan Arcy itu turun ke teras, wajahnya datar, tak memasang ekspresi apapun.

"Pergilah, Luke tidak ada dirumah." Usir wanita itu, namun bukannya mendengar, Arcy malah menaiki tangga. Sebuah senyum kecil terpasang di wajahnya, "apa Luke menghidupimu dengan benar, Viola?"

Wanita itu tak menjawab, ia mengarahkan pandangannya kepada Lily selama beberapa saat sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Arcy, "tolong Arcy, kali ini saja ... Ku mohon pergilah, Vale sedang dirumah---"

"Aku ingin menghantar mayat Luke dan Thomas." Potong Arcy pada perkataan Viola, tak ada jawaban, Viola tertegun, pandangan wanita itu menjadi kosong, "... Dia mati?" tanyanya pelan, beberapa saat kemudian, Viola tertawa miris, "aku tahu kalau suatu hari hal ini akan terjadi jika dia terus bersamamu, Arcy!" Viola menatap tajam wajah Arcy. Jelas sekali melalui matanya, kalau ia tak menyukai sosok Arcy.

Lily terdiam, ia terus mengunci sosok Viola yang tampak frustrasi, berselang beberapa saat, wanita itu masuk ke dalam rumah.

"... Arcy, sebaiknya kita pergi dari sini." Lily menjangkau lengan besar Arcy, pria itu tersenyum kecil, "tenanglah Lily tidak ada hal bur---"

Dorrr!

Darah segar memercik di wajah Arcy, pria itu mematung. Tangan Lily yang beberapa saat lalu menggengam pergelangan tangannya terlepas, sosok gadis itu hilang dari pandangan matanya. Di ambang pintu berdiri Viola dengan sebuah pistol di tangannya, perlahan pandangan Arcy turun ke bawah, menatap Lily yang tersungkur di samping sepatu pantofelnya, darah mulai keluar dari kepala Lily, gadis itu pergi tanpa sempat mengucapkan kata perpisahan pada Arcy. Perlahan, pupil mata Arcy bergetar, air mata menganak sungai di matanya.

"... Lily?" panggilnya dengan suara yang tercekat.

Vale berjalan keluar sambil memeluk sebuah buku gambar di dada, "ibu?" gumam anak itu, pandangannya tertuju pada sosok Lily yang terbaring diatas lantai kayu terasnya, "ibu membunuh orang?"

"Tutup matamu Vale!" bentak Viola. Vale menurut, ia menutup matanya segera. Suara tembakan kembali terdengar, Viola ikut tumbang setelah menembak kepalanya sendiri. Vale membuka mata, pria kecil itu mematung tak percaya, ia menatap ibunya yang sudah tak bergerak di atas lantai.

Arcy terdiam, beberapa saat kemudian, ia berjalan menghampiri Vale, memeluk anak itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"... Paman, kau adalah teman ayah, bukan? cepat beritahu ayahku kalau ibu mati."

"Shhhhhhh," respons Arcy, "ayahmu juga sudah meninggal Vale, sekarang hanya tersisa kita."

"A,ayah juga meninggal?" ulangnya tak percaya, "ya ... Ayo ikut denganku."

Vale mendongak, "kemana?"

Arcy melepas pelukannya, pria itu menyeka air mata yang keluar tanpa tangisan di pipi Vale.

"Ke rumahku, aku tinggal sendiri, jadi aku akan sangat senang jika kau bersedia ikut denganku ..." Arcy tersenyum kecil, Vale tak langsung menjawab, ia menatap wajah Arcy selama beberapa saat.

"Maaf paman, tapi aku harus mengurus mayat ibu, di mana ayah?" tolaknya secara halus.

"Kau tak usah khawatir, aku akan mengurusnya untukmu. Ikutlah bersamaku, Vale."

THAT MAN ARCY! ✔ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang