Semilir angin malam yang dingin melintas di antara leher Lily, gadis itu menatap ke luar jendela, menatap pekat malam yang di temani cahaya rembulan. Suara jangkrik serta suara burung hantu yang sayup saling bersahutan itu tak mampu ia temukan.
Keadaan di dalam rumah yang saat ini ia tempati begitu sunyi, tampaknya, selain dirinya dan Arcylic tak ada orang lain lagi di sana.
Sreek! sreeek!
Lily menolehkan pandangannya ke samping kanan dan kiri secara bergantian, menatap tembok batu bata yang beberapa detik yang lalu terdengar seperti sedang di cakar seseorang. Lily terdiam, ia menajamkan pendengarannya untuk memastikan kalau sebelumnya ia memang mendengar suara cakaran.
Sreeek!
"Arcy? kaukah itu?" ucap Lily sedikit berteriak, ia terus menatap ke arah kanan tembok, tak ada siapa pun di luar sana.
"...selamat malam."
Sontak Lily mengarahkan pandangannya ke belakang, di ambang pintu berdiri Arcylic yang sedikit menyembulkan kepalanya ke dalam ruangan.
"Arcy?" respons Lily, ia berjalan mendekati sosok Arcylic yang kini mendorong pintu agar terbuka lebar, pria itu lalu berjalan menuju jendela yang di buka Lily, "kelelawar akan masuk jika kau membuka jendela di malam hari..." Ucap Arcylic sambil menutup jendela tersebut. Lily tak menjawab, di tengah mendengar perkataan Arcylic, dirinya masih memasang telinga agar kembali mendengar suara cakaran tersebut.
Arcylic yang sadar kalau fokus Lily sedang terbagi terdiam sejenak, ia menyandarkan tubuhnya ke tiang penyangga rumah, "kau dengar sesuatu, ya?"
Pertanyaan yang terdengar seperti tebakan itu membuat Lily menatap wajah Arcylic, "...bagaimana kau bisa tahu kalau aku mendengar sesuatu?"
Arcylic tak langsung menjawab, ia ikut menatap wajah Lily yang jelas menuntut jawaban, "ini rumahku, tentu aku tahu... Kalau kau mendengar suara cakaran atau suara yang terdengar seperti rintihan atau apapun itu di saat malam, abaikan saja... Itu hal biasa di sini." Jelas Arcylic dengan nada tenang, ia melipat kedua tangannya ke dada.
"H,hal biasa, maksudmu?" Lily menelan ludah.
Ekspresi yang saat ini terpasang di wajahnya membuat Arcylic tersenyum kecil, "kau tentu tahu maksudku, kau cukup mengabaikannya jika nanti kembali mendengar suara-suara aneh, karena kalau kau mencoba mencari tahu dari mana suara itu berasal, maka..." Arcylic melepas lipatan tangannya, ia membawa langkah untuk mendekati Lily yang mematung di tempatnya berdiri, "mereka akan mengganggumu setiap malam." Lanjutnya lalu melenggang keluar.
Selama beberapa saat Lily tak bergerak, ia mencoba mencerna perkataan yang baru saja di katakan Arcylic padanya. Sempat berlalu beberapa menit sebelum akhirnya Lily mengejar sosok Arcylic yang kini tak lagi terlihat oleh matanya. Di seberang tempat Lily berada, terdapat seorang wanita tua yang tengah menata makanan di atas meja dengan senyap. Hal itu membuat langkah Lily terhenti, ia terus menatap pergerakan wanita itu dengan lekat, sampai akhirnya pergerakan wanita tua itu berhenti, perlahan ia menoleh ke belakang, membalas tatapan Lily pada dirinya.
Lily sempat memundurkan langkah kecil saat pandangannya dan wanita tua itu bertemu, aura kebencian yang di terimanya lewat tatapan dingin itu membuat rasa takutnya bangkit.
Tanpa tersenyum atau mengatakan sepatah katapun, wanita itu kembali melanjutkan pekerjaannya. Menyusun sendok di atas meja dengan sangat hati-hati, seolah ia akan di bunuh kalau sampai garpu dan sendok yang ia alasi dengan serbet itu mengeluarkan suara. Setelah selesai menata makanan dan peralatan di atas meja, wanita itu melangkah pergi, masuk ke sebuah ruangan tanpa pintu seolah dirinya tak menemukan sosok Lily sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT MAN ARCY! ✔ (SUDAH TERBIT)
Gizem / GerilimPart lengkap! Juga tersedia di Shopee Rank #1 di Thriller (14 Des 2021) Rank #1 di Misteri (02 Jan 2022) Rank #1 di Mystery (24 Jun 2022) "Kau takkan bisa lepas dariku sekalipun jika kau mati, Lily." - Arcylic Darel Tristan. THAT MAN ARCY, August 2...