Malam begitu pekat, cahaya lentera yang ditenteng seorang pria di tengah hujan deras itu tak begitu membantu dirinya dari terkaman malam yang tampak mengerikan, kakinya terus melangkah mendekati sebuah rumah.
"Malik!" seru pria itu sembari menggedor pintu dengan keras.
"Malik!" ulangnya lagi karena tak ada jawaban dari sang pemilik rumah, "Malik!" pintu terbuka, menampilkan sosok pria yang hanya menggunakan celana dalam, "Arcy, ada apa?"
Dada pria yang tak lain adalah Arcylic itu naik turun, ia menatap lekat wajah Malik dengan emosi yang tersulut, "dimana Oris?"
Wajah Malik tampak heran saat mendengar pertanyaan Arcylic, "apa maksud---"
"Aku tanya, dimana kau sembunyikan Oris!" potong Arcylic pada kalimat Malik, keadaan menjadi hening setelahnya, merasa kalau pertanyaannya tak terjawab, Arcylic mendorong tubuh Malik lalu masuk kedalam rumah, menghiraukan keadaan tubuhnya yang basah menyeluruh.
"Oris!" panggil Arcylic sambil terus mengawasi setiap sudut ruangan, "Oris!"
"Ada apa, Arcy? kau membuat keributan malam-malam dirumah orang ..." Pandangan Arcylic sontak mengarah ke belakang, menatap seorang pria yang memakai piyama tidur didepan sebuah pintu.
"Dimana Oris, Omar!" ucap Arcylic geram.
Pria bernama Omar itu tak langsung menjawab, ia tersenyum miring lalu melipat kedua tangannya didada, "dia di meja makan, sudah tidur ..." Jawab Omar santai, Arcylic tak lagi menjawab, ia terus menatap wajah Omar dengan wajah yang menekuk kesal.
"Mari, ikut aku Arcy, kebetulan sekali kau datang ke sini." Kaki Omar bergerak, pria tersebut menuntun Arcylic untuk menuju dapur.
"Lihat, dia bahkan tidak menghabiskan makan malamnya."
Tubuh Arcylic mematung ditempatnya berdiri, mata pria itu membulat tak percaya, lentera kaca yang ia tenteng dari tadi, terhempas dan pecah begitu saja.
TMA!
Lily terbangun dari tidurnya saat merasakan kalau pergelangan tangannya digenggam dengan kuat, ia membawa pandangannya kesamping kiri, di sana, ia berhasil menemukan sosok Arcylic yang terlelap, pria itu tampaknya tak sadar kalau saat ini ia tengah menggenggam pergelangan Lily dengan kuat. Lily tersenyum kecil saat melihat Arcylic benar-benar menjaganya hari ini.
Meski pergelangan tangan kirinya sakit karena digenggam Arcylic, Lily sama sekali tidak berniat untuk membangunkan Arcylic dari dunia mimpinya.
"... Oris," gumam Arcylic pelan. Keringat dingin mulai mengembuni wajahnya, "Oris," ucapnya lagi.
Lily mengerutkan dahinya saat melihat ekspresi yang terpasang diwajah Arcylic, meski pria itu mungkin hanya bermimpi buruk, namun raut wajah sedih yang ditunjukkan Arcylic itu membuatnya sedikit khawatir.
"Arcy?" panggil Lily kemudian, tangan kanannya bergerak untuk mengguncang bahu Arcylic.
"Arcy ..." Panggil Lily, secara tiba-tiba Arcylic membuka matanya, pria itu tampak terkejut, ia langsung mengangkat kepalanya yang sempat ia senderkan di atas matras kasur. Lily terdiam, begitu pula Arcylic, ia tampak mengatur nafasnya.
"... Arcy?" panggil Lily pelan, "kau mimpi buruk?" sambungnya.
Arcylic tak menjawab, ia menelan ludah beberapa kali sembari terus mengatur nafasnya yang terengah, tanpa mengatakan hal apapun ia melepas tangannya dari pergelangan tangan Lily lalu bangkit dari posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT MAN ARCY! ✔ (SUDAH TERBIT)
Misterio / SuspensoPart lengkap! Juga tersedia di Shopee Rank #1 di Thriller (14 Des 2021) Rank #1 di Misteri (02 Jan 2022) Rank #1 di Mystery (24 Jun 2022) "Kau takkan bisa lepas dariku sekalipun jika kau mati, Lily." - Arcylic Darel Tristan. THAT MAN ARCY, August 2...