Angin malam berhembus masuk ke dalam ruangan yang di tempati Lily, gadis itu menatap sendu cahaya bulan yang tampak redup. Sinar lentera yang berdiri di atas laci menjadi satu-satunya cahaya di dalam sana.
Tok, tok, tok ...
"Boleh aku masuk, Lily?"
Lily mengarahkan pandangannya ke arah pintu yang diketuk beberapa saat yang lalu, "silakan Kei," jawabnya. Segera suara decitan pintu terdengar, sosok Kei yang menenteng sebuah lentera di tangannya menghiasi mata Lily, "kakimu tidak apa-apa?" tanya Kei setelah dekat.
Lily tersenyum kecil, "aku rasa begitu, terimakasih, Kei ..."
Kei tak membalas, ia duduk di ujung ranjang yang ditempati Lily, angin kembali masuk dengan hembusan yang cukup kencang, membuat rambut hitam Kei tersapu.
"Ah, jendelanya---"
"Biarkan saja, Kei ..." Potong Lily langsung saat menyadari kalau Kei hendak beranjak dari duduknya.
"Anginnya cukup kencang, kalau jendelanya terus dibiarkan terbuka, kau bisa sakit." Kei memandang wajah Lily yang sangat jelas terlihat kalau perasaan gadis itu sedang tidak baik, keadaan menjadi senyap selama beberapa detik, Lily sedikit menundukkan pandangannya, menghindari kontak mata yang diciptakan Kei.
"Apa kau memikirkan Arcy?"
Hening.
Lily tak menjawab pertanyaan Kei, hal itu berhasil membuat Kei menghela nafas, ia menaruh lentera yang dibawanya dari luar di ujung sepatunya, "aku sebenarnya heran dan terkejut, saat melihatmu ada disini Lily, tempat ini jauh dari Kota, jarang yang ada tahu tempat ini selain kami," ucap Kei, "di tambah kau malah tinggal bersama Arcy ..."
Lily mengangkat kepalanya, ia memandang Kei yang saat ini menatap ujung sepatunya, "Arcy itu anak yang aneh, sejak kedatangannya ke sini dulu, dia jarang sekali tersenyum, kecuali ketika bersama Oris, Malik dan Omar. Dia tidak menyukai orang lain selain ketiga orang tersebut, tapi anehnya, mereka semua mati, dari Oris, disusul Omar kemudian Malik. Kau mungkin tidak akan percaya jika aku mengatakan kalau Arcy itu adalah pembunuh,"
"Tidak, aku percaya, dan aku tahu itu ..." Sahut Lily pelan. Ia menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya karena tertiup angin dari jendela, Kei menoleh Lily, "kau tahu?" ulang Kei memastikan.
Lily mengangguk, "dia pernah membunuh seseorang di depanku, aku tidak heran karena sejak awal bertemu dengan Arcy, aku yakin kalau dia adalah orang yang bisa saja dengan mudah membunuh orang jika ingin," jelas Lily, ia menghela nafas pelan kemudian, "namun ... Setelah menghabiskan banyak hari bersamanya, aku sadar walau tidak banyak, sepertinya aku sudah merubah dirinya. Beberapa hari sebelum hari ini, senyumnya terasa hangat, pandangannya terasa sedikit bersinar," Kei menangkap senyum kecil yang terpasang di wajah Lily.
"... Kau menyukainya?" tanya Kei kemudian.
Lily tak menjawab, ia terus memandang wajah Kei, "bohong kalau aku tidak menyukainya," jawab Lily kemudian, "aku---"
Bruuuk!
"Adiuva me!"
Sontak perhatian Lily dan Kei mengarah ke pintu saat mendengar suara teriakan.
"Ah, kenapa mereka?" tanya Kei pelan.
"Siapa, Kei?" tanya Lily. Kei menjangkau lenteranya lalu berdiri, "orang latin yang Warren bawa dari tempat Arcy, tunggu disini sebentar, Lily aku lihat dulu ..." Jawab Kei, ia langsung berbalik tanpa menunggu jawaban dari Lily.
Sinar di ruangan kembali meredup saat Kei menghilang di sebalik pintu. Lily menghela nafas, ia menatap kakinya yang membengkak, lalu menutupnya dengan selimut.

KAMU SEDANG MEMBACA
THAT MAN ARCY! ✔ (SUDAH TERBIT)
Misterio / SuspensoPart lengkap! Juga tersedia di Shopee Rank #1 di Thriller (14 Des 2021) Rank #1 di Misteri (02 Jan 2022) Rank #1 di Mystery (24 Jun 2022) "Kau takkan bisa lepas dariku sekalipun jika kau mati, Lily." - Arcylic Darel Tristan. THAT MAN ARCY, August 2...