TMA! 33

9.5K 1.1K 156
                                    

Hening.

Pelukan Arcy sudah terlepas beberapa saat lalu, Thomas dan Luke yang saat itu juga berada dalam ruangan membatu, tak berani mengeluarkan sepatah katapun. Lily menundukkan kepalanya setelah menolak ajakan Arcy untuk menikah, sedangkan Arcy, pria itu berdiri tegap, tak melanjutkan perkataannya yang terpotong ataupun menjawab penolakan Lily.

Suasana menjadi canggung, dada Lily berdebar tak karuan, kata-kata yang dikatakan Arcy barusan adalah kalimat yang paling membuatnya senang, namun ada sesuatu yang mengganjal hatinya.

Setelah beberapa detik, tangan Arcy bergerak, ia mengelus rambut Lily dengan lembut, "yah ... Aku tahu kau memang perlu waktu, kalau begitu untuk sekarang, aku cukup mengatakan kalau aku juga menyukaimu, 'kan Lily?"

"Perlu waktu ... Perlu waktu, katamu!" Lily mengangkat kepalanya, memamerkan wajahnya yang memerah di sertai mata yang berkaca, "kenapa kau tidak mengerti? aku benar-benar tidak ingin! kau, kau membohongiku tentang dua laki-laki bajingan itu! k,kalian berkomplot, hari itu, hari di mana kau datang untuk membantuku, itu semua sudah di rencanakan, kan?!"

Retina mata Lily bergetar, air matanya mengalir, namun dengan tatapan yang rapuh seperti itu, ia masih menantang tatapan Arcy.

"Ya, kau benar ..." Jawab Arcy begitu saja, "cepatlah sembuh, aku akan ceritakan semuanya, jangan main-main dengan luka tembak di perutmu, aku memang tidak menembak rahim, tapi kalau kau terus membuat lukamu mengeluarkan darah, kau mungkin akan merusak tempat anak kita terbentuk ..." Tangan Arcy bergerak untuk mengusap jejak air mata di pipi kanan Lily, "jangan menangis lagi, aku jadi ingin menciummu." Arcy segera berbalik setelah menyelesaikan kalimatnya.

"Luke, Thomas ... Ikut aku."

Lily terdiam, ia masih dengan posisi duduknya, ingatan gadis itu mengingat kejadian di mana mayat gadis-gadis yang bersamanya di seret dengan kejam lalu di lontarkan ke dalam bak truk.

TMA!

Teras rumah Josseph mulai ramai, malam tanpa bintang serta angin yang tenang menghiasi pekatnya. Beberapa mobil memenuhi halaman, di salah satu pilar teras, terdapat Warren yang bersandar, ia menatap gerbang, menunggu kedatangan seseorang.

"Apa Malik sudah datang, Kei?"

Kei yang duduk tak jauh dari tempatnya berdiri tak menggubris, ia masih sibuk memainkan ponselnya.

"Kei?" panggil Warren lagi, "kau dengar aku?"

"Aku tidak lihat, kemungkinan dia di dalam bersama ayah, Warren ..." Jawab Kei kemudian, ia lalu berdiri beberapa saat setelahnya, "ini lihat," Kei menyodorkan layar ponselnya ke arah wajah Warren, sebuah artikel yang ia cari di internet itu memuat foto keluarga beranggota empat orang.

"Apa?" Warren tampak bingung.

Melihat respons Warren, Kei jadi mencebikkan bibir, ia kembali menarik ponselnya, "masa kau tidak kenal? ini Oris, Arcy dan kedua orang tua mereka ..." Jelas Kei dengan nada setengah berbisik, "di sini dikabarkan kalau kedua orang tua Arcy di bunuh oleh warga Desa karena ketahuan memasak daging manusia, tck, tck, mereka keluarga kanibal katanya ..." Lanjut Kei.

"Darimana kau dapat situs itu?" tanya Warren kemudian.

"Dari tiga orang Latin di rumahmu, mereka terus mengatakan satu kalimat, aku tidak mengerti jadi aku iseng mencarinya di internet, ternyata itu nama Desa ..." Jelas Kei, "dan peristiwa terkenal dari desa tersebut adalah kejadian pembunuhan ayah dan ibu Arcy." Kei menghentikan kalimatnya selama beberapa detik, "tapi ... Ada yang aneh, alamat Desanya, sama dengan alamat Desa paman Baron."

THAT MAN ARCY! ✔ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang