TMA! 28

8.5K 1K 73
                                    

Hujan yang turun di luar membuat ruang bawah tanah yang ditempati Arcy semakin lembab, udara tidak sedap juga menguap memenuhi ruangan tempat ia membuat patung. Dengan memakai peralatan lengkap, Arcy berkutat dengan sebalok semen basah di hadapannya, layar proyektor yang menyala memamerkan foto Lily yang sedang ia coba tiru.

Alunan piano dari gramofon beralun cukup berisik, menyamarkan suara derasnya tetesan hujan diluar rumahnya. Setelah cukup lama mengukir bentuk muka dari patung tersebut, Arcy tiba-tiba menghentikan pekerjaannya. Ia melepas sarung tangan serta apron yang ia gunakan lalu mematikan layar proyektor. Tanpa mengatakan hal apapun, Arcy lalu naik keatas, menuju dapur untuk meminum segelas air putih.

Setelah segelas air itu ia minum sampai habis, Arcy lalu menghela nafas dalam, ia membawa langkahnya untuk menuju kamar Oris, namun belum sempat ia melangkah masuk, ditengah lebatnya hujan. Ia mendengar kalau pintunya di ketuk dengan keras, hal itu membuat Arcy mengurungkan niatannya untuk masuk, ganti membawa langkah untuk menuju pintu depan.

Begitu ia membuka pintu, sosok Lily yang kedua tangannya terikat segera menyambut matanya, "Arcy!" panggil Lily mencurahkan semua rasa takutnya lewat tatapan mata, selama beberapa saat mereka saling bertatapan sampai akhirnya Arcy membawa pandangannya untuk menatap pria yang berdiri di samping Lily.

" ... Ayah?" ucapnya pelan.

Joseph tersenyum, "sudah lama sekali kita tidak bertemu Arcy, apa kabarmu baik?"

Arcy terdiam, ia kembali membawa matanya kepada Lily, "kenapa kalian bisa bersama, Lily? apa yang sudah kalian---"

"Tidak Arcy, semuanya tidak seperti apa yang kau pikirkan, aku---" Lily berucap panik.

"Aku tidak memikirkan apapun, lagipula aku tidak peduli ... Sekalian saja, jangan kembali, toh aku sudah menyuruhmu pergi, kan?"

Lily tak langsung menjawab, ia menatap wajah dingin Arcy dengan tatapan sedihnya, tak percaya kalau Arcy sama sekali tidak mengkhawatirkan kepergiannya, "Arcy, aku tidak pergi darimu ... Malik! pria yang kemarin kita jumpai di teras itu yang membawaku pergi, aku tidak tahu bagaimana kejadiannya tapi yang pasti, dia yang membawaku, aku tidak pergi darimu ..." Isak tangis Lily keluar saat kalimatnya selesai, Arcy tak menjawab, begitu pula Joseph, kediaman keduanya membuat keadaan menjadi senyap.

"... Kenapa Malik membawamu?" tangan Arcy bergerak untuk menyangkutkan rambut Lily yang menutup wajah gadis itu ke belakang daun telinga.

Lily tak menjawab, ia mengangkat kepala, mencoba menghentikan tangisannya.

"Masuklah, kita bicarakan ini nanti ..." Nada bicara Arcy melembut, ia menarik tangannya dari rambut Lily yang terurai, ganti melepas ikatan yang membelenggu kedua tangan Lily, Gadis itu mengangguk, ia berjalan melewati sosok Arcy lalu hilang di sebalik pintu. Kepergiannya menyisakan Arcy dan Joseph dalam keheningan, hanya hujan yang jadi sumber kebisingan diantar keduanya.

"Kabarku baik, ayah ..." Jawab Arcy setelah cukup lama menggantungkan pertanyaan Joseph.

Joseph tak lagi mengeluarkan suara, ia hanya mengangguk sambil terus tersenyum kecil, membuat pipi keriputnya tertarik keatas, "kau sedikit kurus dari dua tahun terakhir, Arcy ..."

Arcy mendengus saat mendengar perkataan Joseph, "kau punya banyak anak lain selain aku, ayah. Aku sudah setuju untuk tidak akan menikahi siapapun, tapi kenapa kau datang kesini?" tatapan dingin milik Arcy mengunci Joseph.

"Arcy ... Apa yang kurang dari perlakuan ayah padamu selama ini? ayah sudah memberimu semua hal yang tidak mungkin didapat oleh yang lain, tapi kenapa kau masih saja menolak?"

Angin dingin yang berhembus membawa percikan air hujan, Arcy sempat terdiam beberapa saat sebelum menjawab, "tidak, ayah salah ... Ayah tidak pernah memberikan apa yang aku inginkan."

THAT MAN ARCY! ✔ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang