Happy reading
🌧🌧🌧
Hari ini kantin tidak terlalu ramai. Sebagian siswa pasti membawa bekal untuk menghemat uang saku mereka. Apalagi hari ini akan pulang lebih lama dari biasanya. Namun, beda dengan Asya. Ia tetap ke kantin karena tidak sarapan tadi pagi, dan tidak juga menyiapkan bekal. Mamahnya yang jarang di rumah membuatnya harus melakukan semuanya sendiri.
"Kila, gantian lo yang ambil makanan sana! Gue tunggu di sini sambil jaga bangku." suruh Asya.
"Hm," balas Kila berdehem malas dan segera bangkit dan pergi ke stand mba Sumi.
Tidak perlu waktu lama, Kila kembali dengan dua mangkuk bakso dan dua gelas es teh di atas nampan. Memang menu andalan para siswa di sini. Selain itu, paling gorengan.
"Pake uang lo dulu kan, Kil?" tanya Asya cengengesan, kayak nggak punya dosa aja. Sambil menuang saus dan sambal ke dalam makanannya.
"Hm," lagi-lagi hanya dibahas dehaman oleh Kila.
Dahinya mengerut bingung. Asya merasa ada yang beda dengan sahabatnya itu. Kila terlihat muram hari ini dan Asya tidak tahu apa sebabnya. Dari pagi Kila selalu diam dan cuek, padahal biasanya bikin kesal.
"Lo nggak ikhlas gue pinjam uangnya? Kok cemberut?" Asya menyuap pelan baksonya ke dalam mulut. Tidak ada respon dari Kila, ia hanya diam sambil memainkan sendok dan garpunya saja. Asya bersiap untuk beranjak, "Ya udah deh kalau lo nggak ikhlas biar gue aja yang ba-"
"Gue ikhlas, Asya!" potong Kila menahan lengan Asya dan menyuruhnya untuk kembali duduk. "Najis sok-sokan mau bayar sendiri," cibirnya.
Asya hanya menyengir tanpa dosa, triknya ampuh! Asya kembali duduk dan menyantap baksonya lagi. Asya tahu Kila nggak mungkin sepelit itu, pake ngambekan segala. Liat komuknya bikin pengen nampol rasanya.
"Emang ada apa sih? Lo juga najis pake ngambek gajelas!"
Setelah Asya melontarkan pertanyaan itu, tiba-tiba saja Kila menggebrak meja kantin dengan keras. Membuat Asya melotot kaget. Gebrakannya udah kayak bekatan ngamuk tau nggak sih.
"Masa lo ngga tau? The Gifted Graduation nggak bisa dibuka di YouTube! Gue udah nunggu dari lama. Padahal gue pengin liat kegantengan mamas Nanon!" cerocos Kila menggebu-gebu mengutarakan kekesalannya.
Asya mengelap muncratan kuah bakso dari mulut Kila yang mengenai wajahnya. Memang sudah Asya duga, begini lah kalau Kila sedang kesal dengan sesuatu.
Fyi, Kila sangat menyukai series Thailand apalagi yang judulnya The Gifted, lebih tepatnya karena ada Nanon yang berperan sebagai Pang di series itu. Memang seharusnya The Gifted Graduation tayang di YouTube. Tapi Asya tidak tau pasti mengapa tidak bisa di putar.
"Terus gimana dong Sya, masa gue nggak nonton sih. Bisa aja sih gue nonton pake aplikasi lain tapi kan hp gue kentang. Penyimpanannya hampir habis pula!" ternyata Kila belum berhenti nyerocos. Padahal lumayan banyak yang liatin dia sekarang.
Sedangkan Asya sama sekali tidak mendengarkan Kila. Ia terfokus dengan Barra yang baru datang ke kantin bersama teman-temannya. Barra duduk di bangku kantin sebelah Asya. Jaraknya sangat dekat dengan posisinya sekarang.
Tidak mungkin Asya akan membiarkan kesempatan ini lolos begitu saja darinya. Asya segera bangkit dari duduknya.
"Sya! Lo mau kemana?" tanya Kila kebingungan ketika melihat Asya beranjak. "Lo nggak dengar keluh kesah gue dari tadi?" kekesalannya makin bertambah karena Asya mengabaikannya. Kila menyuapkan baksonya ke dalam mulut dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYING UNDER RAIN [Selesai]
Teen FictionDipaksa selesai sebelum dimulai. - - - 📌Jangan lupa voment & share! 📌Mau follback atau feedback, DM aja. #1 primily [26/10/21] #1 adikkelas [23/01/22] #1 barra [04/02/22]