10🌧

135 18 11
                                        


Happy reading!

🌧🌧🌧


"Arga tunggu!" panggil Dea segera menggendong tasnya dan menghampiri Arga sebelum cowok itu keluar dari kelas. Dan panggilannya berhasil membuat Arga menghentikan langkahnya dan berbalik. "Aku pengin pulang bareng sama kamu, bisa kan?"

Arga hanya diam menatapnya tanpa minat. Mengapa kehidupannya sejak awal di SMA Nusa sangatlah tidak tenang? Cewek ini selalu mengusik hidupnya yang tentu membuat Arga sangat merasa terganggu.

"Ayah lo bawa mobil,"

"Ya tapi aku pengin sama kamu, aku pasti aman kalau sama kamu, Arga."

"Sama ayah lo lebih aman, masih satu rumah kan?" Arga berbalik dan melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Masa bodo dengan Dea yang mungkin akan marah padanya.

Sedangkan Dea menatap kepergian Arga dengan mata sudah berkaca-kaca dan mengepal tangannya sekuat mungkin.

"Arghh BANGSAT!"

Brakk

Umpatan terlontar dari mulutnya yang ia tujukan pada keadaannya hari ini. Hari dimana ia mendapat beribu cercaan dari teman kelas dan sekelilingnya, mereka juga meremehkannya. Ini sungguh membuatnya merasa sangat jengkel.

Sama sekali tidak peduli jika meja dan bangku di kelasnya ada yang rusak karenanya. Mengacak kelas dan mengumpat saja tidak bisa membuat amarahnya sedikitpun mereda. Ditambah kejadian beberapa detik yang lalu.

Tiga teman Dea yang mendengar kegaduhan setelah melihat Arga keluar dari kelas pun segera menghampiri Dea yang masih ada di dalam kelas. Mereka kaget dengan keadaan kelasnya dengan meja kursi yang sudah berantakkan.

"Dea stop! Lo bisa kena marah ayah lo kalo lo gini!" peringat Diva. Namun, Dea tidak menghiraukannya. Dan kedua teman Dea lainnya membereskan bangku-bangku kelasnya agar terlihat seperti tidak terjadi apa-apa.

"Cari tahu siapa cewek itu!" perintah Dea.

"Afasya Pearly, 11 IPS 1." ujar Irene datar sambil mengambil duduk di atas meja dengan handphone yang tak lepas dari genggamannya.

"Itu doang?" tanya Elsa tidak percaya. Biasanya Irene bisa mencari tahu segalanya tentang seseorang hanya dengan bermodalkan handphone. Hanya butuh maksimal sepuluh menit untuk tahu itu semua.

"Akun Instagram, nomer Whatsapp, alamat rumah, biodata di da-"

"Cukup!" potong Dea membuat Irene menghentikan ucapannya. Dea menyeringai seperti singa yang telah menemukan mangsanya. Tentu Dea tidak akan meloloskannya begitu saja. Adik kelasnya itu sudah berani mengusiknya. Berani taruhan, bahwa cewek itu tidak akan tenang lagi setelah ini. "Awasi dia, kalau bisa mulai sekarang!"

"Sekarang?" ulang Elsa melebarkan matanya. Rasanya ingin menolak, namun tidak bisa karena ia juga berhutang budi dengan Dea karena sesuatu.

"Iya sekarang." ucap Dea memperjelas. Ia merapikan seragamnya, lalu keluar dari ruang kelas begitu saja meninggalkan ketiga temannya.

Berjalan dengan langkah agak terburu-buru menuju ke ruang kepala sekolah, tempat dimana ayahnya berada. Hari ini ia pulang bersama ayahnya lagi. Tapi tidak tahu besok, mungkin Dea akan mencoba membujuk Arga lagi untuk pulang bersamanya.

Langkahnya mulai pelan ketika tiba di depan ruang berkas. Mengapa pintunya terbuka? Biasanya selalu tertutup, kalaupun ada guru di dalam juga pasti pintu tetap tertutup karena memang ruangan itu harus terjaga karena banyak berkas dan soal-soal penilaian di sana. Lagipula tidak akan ada yang masuk ke sana saat keadaan sekolah sudah sepi begini.

Dea menolehkan kepalanya sedikit untuk melihat siapa yang ada di dalam sana. Matanya melebar saat menyadari seorang siswa yang ada di dalam. Dengan segera Dea mengeluarkan handphonenya dan mulai merekam.

Sedangkan di sisi lain, Arga yang sedang berjalan menuju ke parkiran tidak sengaja melihat Asya yang sedang berjalan sendirian. Arga hanya menatapnya dari kejauhan tanpa mau menghampirinya.

Perasaannya sedang tidak karuan. Arga sedang memikirkan apa yang harus ia lakukan lagi agar Dea lepas darinya. Hingga saat ini Arga masih belum paham di mana titik tahu diri yang Dea miliki.

Mungkin Arga akan melakukan sesuatu untuk bisa membuat Dea menjauh bahkan benci padanya. Bahkan jika harus membuat orang lain terlibat dalam masalah.

aiunda(4/10/20)

CRYING UNDER RAIN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang