Happy reading!
🌧🌧🌧
Berdiri di depan bar. Asya belum yakin akan masuk ke tempat yang berada di hadapannya saat ini. Sebuah bar lumayan besar yang sudah Dea kirim lokasinya tadi.Asya melangkahkan kakinya memasuki tempat itu. Matanya menangkap pemandangan yang tidak pernah Asya lihat sebelumnya karena ini baru yang pertama kali ia menginjakkan kaki di bar.
Banyak laki-laki yang berada di sana, ada juga yang perempuan namun hanya ada beberapa saja. Ia mulai masuk-masuk menelusuri sampai ia menemukan Dea dengan teman-temannya yang duduk di sebuah sofa besar yang tersedia di sana.
Tidak hanya ada Dea dengan teman-teman satu gengnya saja, namun ada Kila ditengah-tengah mereka yang sedang memalingkan wajahnya tidak mau memandang Asya. Namun Asya mencoba bersikap sebiasa mungkin, ia hanya ingin tahu apa sebenarnya yang akan diberi tahu oleh Dea.
"Apa sebenarnya yang mau lo jelaskan?" tanya Asya to the point karena ia tidak mau berlama-lama di tempat seperti ini.
Dea mendekati Asya, "Jangan serius banget gitu deh, dibawa santai aja biar gue juga jelasinnya enak." ucapnya mengalungkan lengannya di bahu Asya.
Dea membawanya duduk di sofa bersama yang lainnya dan Asya hanya menurut saja tanpa merasa curiga sedikitpun. Dea menuangkan suatu minuman ke dalam gelas di depannya.
"Minum dulu,"
"Nggak" tolak Asya mentah-mentah karena Asya tahu itu bukan minuman biasa. "Jadi menyampaikan sesuatu atau nggak? Kalau nggak gue pulang!"
"Santaiii... Penghianat itu juga masih diam." sarkas Dea sambil menunjuk kepada Kila.
"Gue bukan penghianat!" ujar Kila tidak terima. "Please, Sya! Percaya sama gue, gue ju-" ucapannya terpotong.
"Diam! Gue nggak nyuruh lo buat ngomong!" bentak Dea membuat Kila langsung menutup mulutnya rapat. Pandangannya mengarah kepada Asya lagi, "Lo beneran nolak? Ini enak loh!"
Asha menggelengkan kepalanya sebagai syarat bahwa ia benar-benar tidak ingin meminum minuman di hadapannya. Sorry ya nggak bisa dibodohi gitu aja.
"Mm kayaknya gue harus paksa lo deh, karena ini enak banget!"
Tak lama beberapa teman Dea mencekal kedua tangannya erat sampai Asya tidak bisa berkutik sedikitpun. Ia hanya bingung kenapa Dea menyuruh temannya untuk melakukan ini kepadanya.
Semakin memberontak justru semakin erat dan terasa sakit pada lengannya. "Maksudnya apaan sih!" teriak Asya sampai beberapa orang yang berada di sana pun menoleh menghadap dirinya dan menatapnya aneh.
"Kil, lakukan sekarang." perintah Dea kepada Kila.
Kila bangkit dari duduknya dan meraih gelas berisi minuman itu. Ia tidak yakin dengan yang akan dilakukannya. Namun kembali teringat perjanjian waktu itu.
Flashback on
Waktu itu keadaan sekolahnya sudah sepi. Guru-guru juga sudah mulai pulang dan sebentar lagi gerbang akan ditutup.
Namun, Kila masih berada di area sekolahnya. Tepatnya di sebuah ruangan yang biasa digunakan untuk menyimpan berkas milik sekolah.
Ia sedang berusaha membuka sebuah loker yang masih terkunci rapat.
"Ngapain lo di situ?"
Sial! Mengapa ia lupa menutup pintunya dulu. Kila berbalik menghadap orang yang menyebut namanya barusan. Ia sedang memegang handphone dengan kamera mengarah dirinya. Kila sudah berusaha merebut handphonenya. Tapi ia tidak mendapatkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CRYING UNDER RAIN [Selesai]
Novela JuvenilDipaksa selesai sebelum dimulai. - - - 📌Jangan lupa voment & share! 📌Mau follback atau feedback, DM aja. #1 primily [26/10/21] #1 adikkelas [23/01/22] #1 barra [04/02/22]