CRYING UNDER RAIN [Selesai]

31🌧

Happy reading!

🌧🌧🌧

Berjalan sendirian dengan langkah di hentak-hentakkan kesal. Asya bingung dan masih bertanya-tanya siapa yang mengirim pesan dan mencoret bangkunya.

Selain bikin kepikiran juga meresahkan Asya. Karenanya, Asya jadi dihukum bersihkan toilet. Bodo amat, hanya satu toilet yang Asya bersihkan. Dan kini ia sedang berjalan ke... Entah..

Asya bingung akan kemana cuma muter-muter lewat koridor. Jelasnya Asya malas kembali ke kelasnya karena masih pelajarannya bu Intan.

"Asya,"

Panggil seseorang dari arah belakangnya dan Asya membalikan badan ke sumber suara. Ada Arga yang sedang berdiri tidak jauh darinya.

Desiran aneh menerjang dirinya. Aneh sekali, Asya merasa canggung ketika berhadapan dengan Arga kali ini. Biasanya nggak kaku kayak gini.

Arga Jio

Anjir... Eh Astaghfirullah
Tuh kan gue jadi kelepasan. Dalam hati gue ngumpat terus heran. Soalnya aneh banget waktu gue dekat-dekat Asya, nggak kayak biasanya.

Eh iya, ngapain gue panggil dia sih. Mulut emang sering nggak sinkron sama pikiran. Gue nggak tahu gue mau ngapain eh mulut tiba-tiba manggil.

Waktunya pakai otak buat mikir dan untungnya otak gue langsung nemu pertanyaan. "Sendirian?"

1 detik...

2 detik...

3 detik...

Asya mengedarkan pandangannya ke sekeliling lalu menghadap ke gue lagi. "Nggak, sama kak Arga." jawabnya sambil nunjuk gue.

"Oh.. Hehe" Gue cuma bisa cengengesan nahan malu sambil garuk tengkuk yang sama sekali nggak gatal. Seketika gue ngerasa bego, harusnya gue nggak nanya itu karena gue juga bisa tahu tanpa nanya.

"Mau kemana? Nggak pelajaran?" tanya gue lagi. "Kantin yuk."
***

"Gue habis dihukum." jawab Asya nampak kesal sambil menyuap nasi goreng ke dalam mulutnya dengan kasar. Demi apa, Arga kangen liat raut kesalnya Asya yang bikin gemas.

"Karena?"

"Coret-coret bangku, padahal bukan gue yang ngelakuin itu."

Arga merubah ekspresi wajahnya menjadi bingung, ia pun mendekatkan wajahnya. "Siapa yang ngelakuin?"

"Gue nggak tahu, emangnya kenapa? Kak Arga mau ngehajar orang itu?" tanya Asya menaruh sendoknya di atas piring lalu menatap Arga.

"Nggak juga,"

"Gue nggak suka kalau kak Arga kasar kayak gitu."

Arga hanya mengangguk memahami dan melanjutkan makannya lagi. Arga tahu yang dilakukannya kemarin memang salah. Tapi Arga nggak suka lihat orang yang dia sayang nangis karena seseorang.

Apalagi Arga sudah tahu kalau orang yang nyakiti dia adalah orang yang Asya cinta. Iya tahu kok Arga bukan siapa-siapanya cuma pengin jaga dia aja. Tapi kayaknya salah.

"Kak Arga nggak pelajaran?" tanya Asya menyeruput es jeruk di hadapannya.

"Bolos"

Jawaban yang singkat, padat, dan Jelas. Asya hanya tersenyum mendengar kata itu. Dari dirinya kelas sepuluh, sifat Arga yang bandel nggak pernah berubah.

Asya dulu sering lihat Arga dihukum ya entah itu terlambat atau apapun. Sekolah udah nggak kaget kalau dia berulah. Biasanya juga kabur lewat belakang cuma sekarang kayaknya udah nggak kabur-kaburan lagi deh.

"Mm.. Gua mau nanya sesuatu, boleh?" tanya Arga yang lalu dibalas Asya dengan mengangkat kedua bahunya. "Lo cinta banget sama Barra?"

"Lagi nggak mau bahas itu."

"Maksud gue bukan gitu, lo nggak mau terima gue?"

Asya hanya bisa menundukkan kepalanya. Banyak sekali yang ada di pikirannya sekarang. Dan akan ia jawab apa orang di hadapannya ini?

"Kan gue nggak pacaran." ucap Asya mendapat tatapan tidak percaya dari Arga.

"Terus lo PDKT sama Barra buat apa?"

"Gue cuma pengin dekat, pengin akrab, dan kalau bisa komitmen aja sama Barra tapi Barra-nya yaa kayak gitu deh." Asya memelankan kata-kata terakhir yang ia ucapkan barusan.

"Memang sih perasaan nggak bisa dipaksa, sama halnya lo ke gue."

"Maaf."

"Gakpapa, santai aja." jawab Arga tetap tenang. "Gue ke kelas duluan ya." pamitnya lalu beranjak dari kantin.

Seketika Asya tersadar beberapa menit lagi bell istirahat akan dibunyikan. Jadi ia memutuskan untuk tetap di kantin sambil menunggu Kila.

🌧🌧🌧
Jangan lupa voment
Makasihhhhh

aiunda(02/11/20)