13🌧

106 16 7
                                    

Happy reading!
🌧🌧🌧

Asya sedang duduk di bangku yang memang tersedia di depan kelasnya dengan Kila yang sibuk mendengar musik dengan headset yang tersambung ke hp nya. Kebetulan kelasnya sedang jamkos jadi Asya memutuskan untuk berdiam diri di depan kelas. Pandangan Asya tertuju pada objek yang menarik di matanya.

Dambaannya sedang berolahraga di lapangan rupanya. Siapa lagi kalau bukan Barra! Terlihat Barra sedang bermain basket dengan teman kelasnya. Mungkin memang materinya tentang bola besar, basket.

Mata Asya memang terus memandangi Barra. Tapi pikirannya mengarah ke hal lain. Apa yang terjadi pagi tadi tidak mau lepas dari ingatannya, dan ucapan Dea terus memutar di kepalanya. Ancaman-ancaman itu mengganggu hidupnya. Asya merasa tidak aman semenjak pagi tadi.

Namun kejadian di depan matanya membuat ia tersadar. Seorang cewe yang ia yakini siswi baru di sekolahnya dapat dilihat dari seragam olahraga yang berbeda itu jatuh karena terkena lemparan bola dari Barra. Siswi itu satu kelas dengan Barra.

Barra pun langsung menolong siswi itu dan membantunya berdiri. Terlihat mereka sedang berbincang sesuatu sambil menepi dari lapangan. Mungkin Barra sedang meminta maaf dengan siswi itu.

"Kil!" Panggil Asya menggoyang-goyangkan pundak Kila. Dan Kila pun langsung melepas headsetnya untuk mendengar apa yang Asya ucapkan.

"Apa?" Tanya Kila sedikit ketus karena Asya sudah mengganggunya.

"Dia siapa?"

"Mana?" Tanya balik Kila mengedarkan pandangannya ke depan, belakang, kanan, dan kiri.

"Ituh!" Asya memutar kepala Kila untuk melihat ke arah yang dimaksud.

Kila menyipitkan matanya, "ohh siswi baru dari SMA Galaxy." Jawabnya. Kila emang sumber informasi. Apalah daya Asya yang kurang update. "Bhaksss!!"

Tiba-tiba Kila tertawa terbahak-bahak membuat Asya mengerutkan dahinya kebingungan. Kila masih sehat kan, Kil? Apa lupa minum obat?

"Ihh ngapain sih? Kok ketawa?"

"Lo jealous kan ngeliat Barra sama cewe lain! Mampus haha!" Ledek Kila dibarengi tawanya yang semakin menggelegar.

"Apaan sih! Bukan gitu, maksud gue Barra baik mau nolongin siswi itu padahal kan dia siswi baru." Elah Asya malah memuji Barra. Kila hanya menunjukkan raut jijik disertai gestur muntah. Ia memasang headsetnya lagi.

Haha.. Tau aja Kil. Dalam hati Asya memang ada sedikit rasa cemburu. Apalagi Barra nampak akrab dengan cewek itu. Cewek itu memang terlihat cantik dengan rambut panjang yang diikat menjadi satu.

Tapi Asya tetap senang ternyata Barra tidak seburuk yang Asya kira. Dibalik dingin, cuek, dan masa bodonya seorang Barra masih ada kehangatan juga. Tentu hal itu membuat Asya semakin.... Suka mungkin.

Asya kembali memandang Barra dari kejauhan sambil senyum-senyum sendiri. Rasa ini memang aneh, seringkali membuat Asya senang dan kesal secara bersamaan.

"Ihh gila! Senyum-senyum sendiri!" Sarkas Kila mendorong muka Asya.

"Apa sih Kil! Syirik aja lo!"

Sedangkan Barra dengan cewek itu sedang duduk di pinggir lapangan. Mereka sedang berbincang ringan. Baru kali ini mereka yang ada di sana dibuat heran dengan Barra yang berbicara biasa saja dengan cewek itu. Namanya Rara.

"Ra, lo ingat nggak dulu waktu kecil lo kena bola yang gue tendang?" Tanya Barra mengingatkan pada masa kecil mereka.

Barra dan Rara adalah sahabat dari kecil. Rumah mereka dulunya bersebelahan, itu mengapa mereka sering bermain bersama waktu kecil.

"Gue ingat semua tentang kita waktu kecil, Barr." Ucapnya disertai senyuman. "Sejak gue pindah rasanya semua jadi berubah, nggak asik."

Rara pindah rumah karena pekerjaan ayahnya yang dipindah alihkan ke luar kota. Mereka berdua terpaksa terpisah karena itu.

Tapi sekarang? Rara kembali meski tempat tinggalnya sudah tidak bersebelahan dengan Barra lagi. Akankah mereka kembali seperti dulu lagi setelah sekian lama sejak kelas 3 SD berpisah?

Entahlah..

🌧🌧🌧

Jangan jadi siders, ok?

aiunda (7/10/20)

CRYING UNDER RAIN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang