Trust me, he's crazy!
•••
Chanyeol meletakkan sebuah mug berisi bubur kacang di atas meja makan. Aroma khas kacang hijau yang mengundang selera dan uap panas yang masih membumbung dari atas sana sejenak menarik perhatian gadis yang sedari tadi hanya diam membisu dengan salah satu telapak tangan menyangga dagunya. Dalam hening mengamati bagaimana gerak-gerik pria itu di dapur.
"Mungkin kelihatannya sederhana. Tapi, percayalah, rasanya enak." ujar Chanyeol dengan nada yang teramat percaya diri. Sangat yakin dengan kemampuannya dalam hal memasak.
Wendy terkikik geli. Kalau dibayangkan, Chanyeol sudah seperti seorang suami siap siaga yang tengah memasakkan sesuatu untuk istrinya yang tengah mengidam di tengah malam. Dia lalu menarik mug itu dan menggapai salah satu sendok yang sudah terletak manis di atasnya.
"Benarkah? Awas ya kalau rasanya enggak enak." Wendy mulai menyendoki bubur kacang itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Mengunyahnya perlahan. Rasa manis gula yang berpadu dengan sari kacang hijau dan susu kental manis berpadu ria di dalam mulutnya. Hangat dan manis. Rasanya cukup enak. Tidak terlalu buruk.
"Bagaimana?" Chanyeol nampak tak sabar menanti seperti apa reaksi pacarnya.
Wendy meletakkan sendoknya, "Lumayan."
"Hm, apa cuma lumayan?" pria itu mempoutkan bibirnya. Gadis itu terkikik geli melihat ekspresi yang tercetak di wajah tampan Chanyeol. Wajahnya lucu mirip seperti anak anjing yang tengah merajuk pada tuannya.
Wendy bangkit dari kursinya. Menghampiri Chanyeol yang duduk di seberang meja dan mencubit kedua pipi Chanyeol. Chanyeol mengerang tak terima saat kedua pipinya menjadi sasaran empuk gadis itu. Chanyeol bangkit dari kursinya dan membalas perbuatan Wendy dengan melancarkan jurus gelitik pada perut rampingnya.
"Ahahahah! Geli, Oppa! Geli! Hentikan!"
Chanyeol menyeringai, "Inilah akibatnya kalau berani mencubitku! Rasakan ini!"
"Oppahh! Ahahahaha! Sudah-sudah! Aduh, perutku sakit~"
Chanyeol menghentikan gelitikannya saat melihat gadis itu mengeluhkan perutnya yang kesakitan, "Eh, kau tidak apa-apa?"
Wendy memukul pelan lengan Chanyeol, "Perutku kram gara-gara kau tahu!" keluhnya dengan wajah mengembung dengan rona merah yang tercetak di kedua pipinya.
Kedua manik hitamnya tak henti-hentinya mengagumi kilau yang terpancar dari wajahnya. Begitu menggemaskan. Chanyeol tak mampu lagi untuk menahan dirinya untuk tidak menarik tubuh mungil itu dalam pelukannya dan mendaratkan bibirnya di dahi lebar gadis itu.
"Oppa?"
Chanyeol semakin mengeratkan pelukannya, "Kenapa pacarku ini begitu menggemaskan, hm?"
Wendy membalas pelukan Chanyeol, mengusap lembut punggung kokohnya, "Karena aku memang terlahir menggemaskan." sahutnya dengan nada bangga.
Chanyeol tersenyum, "Ya, kau benar." ia menyembunyikan wajahnya di balik ceruk leher Wendy, "Terimakasih."
"Terimakasih? Untuk apa?"
"Terimakasih karena rela untuk menemani manusia yang menyedihkan seperti aku."
Wendy melepaskan pelukannya, tangan mungilnya terangkat, mengusap lembut pipi pria itu, "Oppa, jangan berkata seperti itu. Aku juga senang bisa menghabiskan waktu bersamamu."
"Benarkah?"
Wendy mengangguk antusias, "Yap! Oppa adalah orang yang paling berharga ketiga dalam hidupku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Faces ✔
FanfictionWENYEOL VERSION | Mungkin sekilas, dia tampak seperti kebanyakan orang pada umumnya. Tapi, percayalah. Dia tak seperti yang kalian kira. COMPLETED | Started at, 16-06-2020