Chapter 30

419 57 5
                                    

Trust me, he's crazy!

•••

Charis menghela nafas, menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, "Tapi, sebelumnya. Kita urus dulu mayat 2 cecenguk sialan itu. Aduh, mau buang dimana ya? Aku jadi bingung."

'Terlalu banyak menyita waktu. Kalau begini terus, perbuatanmu bisa tercium oleh polisi. Kau hubungi saja mereka.' Chandra berujar dengan nada malas.

'Mereka? Maksudmu, orang-orang mengerikan suruhan ibu itu?' Chanyeol menyela dengan tatapan tak percaya pada Chandra. Bisa-bisanya seorang Chandra yang dalam kesehariannya bersikap apatis berpikir seperti ini.

'Ya, tentu saja. Siapa lagi orang yang mau berurusan dengan hal menyebalkan ini kalau bukan mereka?' balas Chandra.

'Hah, kau benar juga.' Chanyeol menunduk lesu, ia menyerah.

"Mereka? Oooh!" Charis menjentikkan jarinya sembari memamerkan senyum lebar, "Ide yang bagus Chandra. Untukmu Chanyeol, tenang saja, kalau denganku semuanya pasti aman terkendali!"

'DASAR ORANG GILA!' secara bersamaan, Chandra dan Chanyeol memaki Charis yang kelewat santai dengan situasi yang mencekik mereka saat ini. Salah-salah, perbuatan mereka bisa saja tercium oleh pihak kepolisian.

Mendapat makian dari keduanya, Charis hanya tertawa.

Charis lantas mengeluarkan ponselnya, menghubungi orang yang Chandra maksud. Orang-orang yang tergabung dalam sindikat gelap, mau melalukan apapun asalkan dengan bayaran yang sepadan. Ia mendapatkan nomor ini dari seseorang yang bekerja untuk ibunya secara tidak sengaja. Terjadi pembicaraan singkat di antara mereka. Tapi, yang jelas. Masalah utama sudah beres.

"Hai, apa kau sibuk?"

"..."

"Ah, tidak. Maafkan aku. Aku bukannya ingin mencari masalah denganmu. Aku hanya ingin meminta sedikit bantuan."

"..."

"Panggil saja, Chanyeol. Ah, ada hal penting yang harus kau lakukan untukku."

"..."

"Tenang saja, biayanya akan langsung aku kirim malam ini via transfer." Charis memasukkan pisau ke dalam saku jaketnya. Melangkah santai, melewati mayat-mayat yang bergelimpangan di sepanjang langkahnya.

Pandangannya turun, ia berjongkok, menyibak anak rambut yang menutupi wajah cantik Wendy yang sudah tak sadarkan. Charis mengusap lembut pipi pualam gadis itu.

Charis menghela nafas, sepertinya kekasih cantiknya ini sangat syok dengan apa yang ia perbuat tadi.

"Ada 3 orang. Dua orang sudah mati. Terserah mayatnya mau kau apakan. Aku tidak peduli. Tapi, aku minta pada kalian yang masih hidup. Tolong di bawa ke gudang tua di tengah hutan, lokasi gudangnya ada di area Hongdongjang."

"..."

"Ya, gudang tua. Satu-satunya bangunan tua yang ada disana."

"..."

"Ikat saja dia di tiang." mata Charis menggelap.

"..."

"Aku akan kirimkan lokasi mayatnya. Baiklah, senang berkerjasama denganmu."

Dan panggilanpun berakhir.

Charis kembali memasukkan kembali ponselnya. Dia membawa kantung belanjaan yang ia jatuhkan sembarang di atas tanah lalu menggendong tubuh mungil Wendy ala bridal style. Hari sudah larut malam. Mungkin untuk malam ini, tidak ada salahnya jika dia membawa Wendy untuk menginap di rumahnya.

Three Faces ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang