Trust me, he's crazy!
•••
"Dan Wendy." Chanyeol diam sejenak, "Aku memberikanmu satu kesempatan terakhir."
Wendy tampak bingung dengan maksud Chanyeol, "Kesempatan terakhir?"
"Kau boleh pergi dan melaporkan semuanya ke polisi."
"Eh?"
Wendy masih tak percaya dengan apa yang telinganya dengar. Hendak memastikan apa yang ia dengar benar atau hanya imajinasi belaka. Pria itu sudah terlebih dahulu memutuskan kontak mata, memapah Mark dan pergi keluar dari rumah, menghilang dari pandangannya.
Detik demi detik terlewatkan. Duduk diam di tepian ranjang dengan keheningan yang begitu erat menyelimuti dirinya. Wendy dihadapankan dengan pilihan yang sulit.
"Apa yang harus aku lakukan?" Wendy menunduk, memainkan jarinya guna menyalurkan rasa gugup dan kebingungan yang sedang ia alami.
Chanyeol memberikannya satu kesempatan untuk mengakhiri semuanya dengan pergi dan melaporkan semuanya ke polisi. Dan jika ia mengambil kesempatan itu dan melakukan semua yang dia katakan. Semua kegilaan ini akan berakhir dengan indah. Dia bisa bebas dan Chanyeol mendapatkan ganjaran yang sudah sepantasnya ia dapatkan.
Dan setelah itu, hidup yang akan dia jalani akan menjadi lebih mudah baginya. Tapi, apa dia memiliki kekuatan untuk melakukan itu semua?
Tubuhnya bergetar, Wendy tenggelam dalam kesedihan yang seolah-olah tak pernah lelah datang menghampirinya. Berkali-kali dia mengusap air mata yang jatuh dari pelupuk matanya. Wendy mengangkat wajahnya dan melihat sebuah bingkai foto di atas sana.
Wendy berdiri, berjalan menghampirinya dan menggapai benda itu. Bibirnya sedikit terangkat. Ia mengelus permukaan kaca yang melapisi foto itu.
Sepasang muda-mudi yang tengah menghabiskan waktu bersama di antara rerumputan tinggi. Tersenyum manis menghadap kamera. Ah, gadis di dalam foto itu sepertinya tidak dapat menahan rona merah yang begitu jelas terpancar dari kedua belah pipinya.
"Mereka berdua tampak bahagia, ya?" ucapnya entah kepada siapa. Wendy berucap dengan nada bergetar, berusaha menahan dirinya untuk tidak kembali meneteskan air mata.
Foto ini ...
Ini adalah foto dimana mereka berdua menghabiskan waktu liburan bersama.
"I'm not a crazy people, darling. I just wanna to protect you, my beloved one."
"Semua orang diluar sana mengkhawatirkanmu. Sementara kau ada disini, terkurung bersamanya. Dirantai seperti binatang. DAN KAU MASIH BISA BERKATA, DIA TIDAK SEBURUK ITU?"
"Semua ini gara-gara ibuku. Dia jahat, Wendy. Dia yang membuat aku seperti ini. Ayahku meninggal dan dia ... Wanita jalang itu ... Dia bahagia! Dia menari-nari di atas makam ayahku!"
"Kau tidak tahu apa-apa tentangnya."
Foto di genggamannya terlepas dan jatuh menyentuh lantai. Tidak terlalu keras. Hanya meninggalkan sedikit retakan pada permukaan kacanya. Wendy memegang kepalanya saat isi kepalanya kembali berdengung, di penuhi oleh suara-suara aneh yang terus saja berputar, berulang-ulang seperti kaset rusak. "Hiks ... Hiks ... Hentikan ... Aku mohon ... Hiks ..."
Gadis itu hanya menginginkan kebahagiaan. Dia menginginkan cinta. Dan Chanyeol memberikan semua yang ia inginkan kepadanya. Dengan kedua tangannya, merangkai kenangan indah di dalam hatinya. Tetapi, di saat yang bersamaan, ia juga merangkai mimpi buruk bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Faces ✔
ФанфикWENYEOL VERSION | Mungkin sekilas, dia tampak seperti kebanyakan orang pada umumnya. Tapi, percayalah. Dia tak seperti yang kalian kira. COMPLETED | Started at, 16-06-2020