Trust me, he's crazy!
•••
Sehari kemudian
Beberapa pengendara mobil di jalanan kembali mengeluh saat sebuah motor sport melaju, menyalib jalan tanpa memperdulikan eksistensi mereka. Mark Tuan, pria itu tampak tidak peduli jika tindakannya ini membuat orang lain kesal setengah mati. Yang dia pikirkan saat ini hanyalah keadaan gadis itu.
Dia memarkirkan motornya di sebuah minimarket. Tempat terakhir dimana dia dan juga Wendy menghabiskan waktu bersama tanpa ada tembok yang membatasi mereka berdua.
Mark termangu, hanya menatap kosong bangku yang tersedia di depan minimarket. Bayang-bayang dimana dia dan gadis itu saling tatap muka dan mengobrol layaknya teman dekat. Berterimakasih pada anjingnya yang telah mempertemukan mereka berdua di waktu yang tidak terduga. Tapi, semuanya sudah berubah menjadi angan-angan di masa lalu. Terakhir kali mereka berbicara saja, mereka berdua sudah jatuh dalam pertengkaran yang sangat hebat.
"Apa yang aku pikirkan?" Mark kembali menggerutu. Dia teringat tujuan awalnya yaitu mencari pria bernama Park Chanyeol. Sasaran utamanya. Tapi, Mark teringat kalau mansion mewah yang dulu dia tinggali kini sudah tidak ada lagi. Dia juga tidak punya satupun orang yang kenal dekat dengan pria itu. Mark bingung, dia harus mulai mencarinya darimana?
Di tengah rasa bingung yang melanda. Kedua matanya tak sengaja bergulir ke arah pintu minimarket yang terbuka lebar. Yang tengah menampilkan wajah orang yang tengah dia cari-cari saat ini.
'Loh, bukannya itu Chanyeol?'
Pria itu tampak terburu-buru sembari membawa 2 kantung belanjaannya. Beruntung Mark masih menggunakan helm. Jadi, kemungkinan besar Chanyeol tidak dapat mengenali dirinya.
Chanyeol hanya berjalan kaki, tak ada satupun kendaraan yang dia bawa. Pemberhentian bus juga dia lewati dan Mark bisa mengansumsikan kalau Chanyeol tengah menuju sebuah tempat yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sini. Mark turun dari motornya, memakai masker hitam dan memakai jaketnya. Tak menyia-nyiakan peluang emas, Mark mengikuti langkahnya dari arah belakang.
Beberapa langkah berhasil ia ikuti. Mark hampir saja lengah, hampir saja ia tertangkap basah oleh Chanyeol yang tiba-tiba menoleh ke arahnya. Mark segera bersembunyi di balik tembok dan menahan deru nafasnya sekuat mungkin.
"Sepertinya tadi ada orang." Chanyeol bergumam sendiri. Matanya menyisir area sekitarnya dengan tatapan curiga.
"..."
"Tidak, aku yakin sekali tadi ada orang yang mengikuti kita."
"..."
"Huh, kalian tidak percaya padaku ya?"
Mark mengernyit heran saat mendengar percakapan yang tercipta di luar sana. Dengan siapa Chanyeol berbicara? Bukankah dia hanya pergi seorang diri?
"..."
"Ah, sepertinya kau benar, Chandra. Aku terlalu banyak pikiran." Chanyeol memutuskan untuk kembali ke tujuan awalnya. Pulang ke rumah dan bertemu kekasihnya yang cantik. Senyum tipis tercipta di bibirnya. Ah, pasti Wendy sangat kesepian. Dia pasti sangat merindukannya saat ini.
Langkah kakinya sudah semakin jauh. Bersamaan dengan eksistensinya yang perlahan menghilang termakan jarak, Mark memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Pandangannya tertuju pada punggung orang yang tak pernah dia sangka setelah sekian lama ia hadapi kembali.
Park Chanyeol, dia yang dulunya pernah menjadi siswa teladan, terpuruk dan menjadi korban bully sekaligus orang yang berhasil membuat seorang preman seperti Jackson Wang harus mendekam di rumah sakit selama 1 minggu. Orang itu, dia penuh kejutan. Dia tidak bisa dianggap remeh.
![](https://img.wattpad.com/cover/229504580-288-k843447.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Faces ✔
FanfictionWENYEOL VERSION | Mungkin sekilas, dia tampak seperti kebanyakan orang pada umumnya. Tapi, percayalah. Dia tak seperti yang kalian kira. COMPLETED | Started at, 16-06-2020