Chapter 38

389 53 8
                                    

Trust me, he's crazy!

•••

"O-Oppa?"

Tubuh mungil Wendy bergetar hebat saat kedua hazel madunya bertemu dengan manik gelap milik kekasihnya. Dia tidak mampu bergerak. Kakinya berdiri kaku layaknya patung. Rasa takut yang sama, di malam itu, disaat kekasihnya tanpa rasa kasihan menghabisi 3 orang preman dengan tangannya sendiri.

Mark menarik tubuh mungil Wendy, menyembunyikan tubuh ringkih itu di balik punggungnya seraya mengangkat kapak besi di tangannya. Tak menghiraukan rasa sakit yang mendera tengkuk lehernya.

Charis menyeringai seraya mengeluarkan pisau dapur di saku celananya, "Aku tidak menyangka kau masih bisa berdiri dengan luka seperti itu. Hm, tidak buruk."

"Apa kau sadar, apa yang kau lakukan ini salah, Park Chanyeol?" Mark berusaha untuk tetap tenang.

"Salah?" Charis mendecih, "Bagaimana denganmu, Mark Tuan? Masuk ke rumah orang tanpa izin dan berusaha menculik kekasihnya? Apa tindakanmu itu bisa dikatakan benar?"

"Bajingan tengik, seharusnya aku menyeretmu ke penjara dari dulu." rahang Mark mengeras. Berbicara dengan pria segila dia benar-benar menguji akal sehatnya.

"Aku yang seharusnya berkata seperti itu, Mark Tuan." Charis menatapnya tak kalah sengit, "Seharusnya aku menghabisimu sejak awal aku tahu kau tertarik pada gadisku!"

Wendy meremas pelan jaket hitam milik Mark. Air matanya kembali mengalir dari pelupuk matanya saat menyadari dua hal. Pertama, Wendy sadar jika pria dihadapannya ini adalah Charis. Yang kedua, kondisi Mark yang sangat memperihatinkan. Dari sini, Wendy bisa melihat bagaimana luka yang tercipta di atas tengkuk leher Mark.

Mark, dia tidak akan menang melawannya.

"Mark, aku mohon jangan melawannya. Pergilah dari sini." bisiknya.

"Diamlah! Aku tidak akan lari!" Mark tidak memperdulikan permintaan Wendy, "Cepat! Pergi dari sini!"

Dia lantas memasang kuda-kuda dan berlari ke arah Chanyeol, hendak menebas iblis itu dengan kapaknya yang dapat dengan mudah dihindari olehnya.

Tangis kembali membanjiri pelupuk matanya. Apa Mark hendak bertarung sampai mati? Apa dia hendak membunuh Chanyeol?

"Aku mohon kalian berdua! Hentikan!" Wendy memekik keras, tak kuasa menahan dirinya saat melihat pertarungan sengit diantara mereka berdua. Mark yang terus saja mengayunkan kapaknya ke arah Chanyeol dan Chanyeol yang tak henti-hentinya menghindari tebasan kapak Mark.

Bak!

Charis mundur beberapa langkah. Menjauh dari kamarnya dan berlari ke arah lorong. Bersamaan dengan Mark yang tak kalah cepat mencabut kapaknya yang sempat tertancap pada tepian pintu.

Hampir saja ia terkena tebasan kapak sialan itu. Berterimakasih pada reflek tubuhnya yang cukup tangkas.

"Hanya segitu kemampuanmu, huh? Dasar pengecut." ejek Mark dengan nada merendahkan. Dia berjalan angkuh dengan memangku kapak besinya itu di atas bahunya.

"Pengecut? Kita lihat siapa yang sebenarnya pantas menyandang gelar itu." Charis menyeringai, memegang erat pisau di tangannya. Jengah dengan metode bertahan kini ia mulai melancarkan serangan. Serangannya sangat cepat hingga membuat Mark kewalahan dalam menghindari serangannya.

Tanpa pandang bulu, Charis terus mengayunkan pisaunya ke arah Mark. Mengincar area yang sangat vital, perut dan wajahnya. Hingga membuat Mark terpojok di sudut lorong.

Three Faces ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang