Pesta kelulusan sekolah membuat anak-anak SMA Tunas Harapan hanyut dalam kegembiraan. Semua keluh kesah dan perasaan sedih selama menempuh pendidikan di SMA ini menjadi hilang saja karena akhirnya mereka dapat menyelesaikan juga dan jadilah pesta kegembiraan.
Banyak dari mereka yang mencorat coret baju seragam mereka dengan spidol atau pun dengan cat semprot.Berbagai warna cat dan coretan spidol ada di baju mereka, beserta tawa kebebasan.
Bebas dari tugas-tugas sekolah yang terus menumpuk, bebas dari kemarahan guru-guru sok galak juga PR yang tiada henti.
Begitu pula yang terjadi di kelas XII IPA 1, begitu riuh tawa kebebasan nya. Kelas ini akan mengadakan perpisahan kelas di rumah Terry. Berbagai persiapan untuk acara perpisahan kelas ini. Asya adalah perancang acara ini.
"Hey teman-teman gimana nih dengan rencana perpisahan kelas kita?" Teman-temannya saling pandang dan langsung setuju, akan usul Asya.
"Iya Sya kapan? Aku mau diajak ke Surabaya sama tanteku sekolah disana," kata Danty dengan gaya sombongnya.
"Iya terserah kalian mau siang atau malam yang penting Terry bersedia. Ya gak Terry?" Yang ditanya hanya mengangguk dan senyum manis.
Mulailah teman-teman Asya mengeluarkan usulan-usulan. Hingga Asya perlu mempertimbangkan lagi.Asya berpikir gimana kalau acaranya siang saja. Kan bisa banyak acaranya.
Kalau malam banyak sumbangan seperti hiburan nanti kemalaman pulangnya. Karena banyak temannya akan menyumbangkan suara emasnya.
Tetapi banyak pula yang sependapat dengan Asya kalau pestanya malam tapi hanya ada acara penting saja. Mereka gak diijinkan orang tua kalau pulang sampai larut.
Akhirnya Asya memutuskan acara perpisahan kelasnya malam saja tapi acaranya hanya yang penting saja. Cuma ada doa bersama agar mereka selalu dilindungi oleh-Nya, makan bersama hiburan dengan menyanyi bersama serta tukar kado dan bercerita tentang tujuan setelah mereka tamat ini.
Agar perpisahan ini menjadi kenangan terindah bagi mereka sebagai murid kelas XII IPA 1 SMA Tunas Harapan.
"Eh Sya kita masing-masing bawa kado yang dibungkus dengan kertas minyak warna coklat ya, dan isinya jadi kenangan kita nantinya. Gimana?" Sekali lagi teman-teman mengangguk setuju dengan usul Susan.
"Okey Terry sebagai tuan rumah apa setuju juga serta ikhlas ya?" kata Asya sambil senyum.
Terry yang ditanya akhirnya mengangguk setuju. Ia mengacungkan jempolnya dua-duanya sampai teman-temannya ketawa.
"Iya aku setuju banget, nanti aku buat dokumentasinya ya, yang penting kalian satu kelas hadir ya di rumahku?" Dengan gaya mata dikedip-kedip dan tangan dikepal Terry memohon pada teman-temannya untuk datang. Semua jadi senyum -senyum karena ulahnya itu.
"Nah sekarang aku mau pulang, aku mau pesta kelulusan sama keluargaku sendiri," kata Asya sambil melambaikan tangan.
Dan pada akhirnya semua teman-teman Asya mengikuti jejaknya untuk segera pulang. Dengan pakaian seragam yang penuh coretan tidak putih lagi seperti datang ke sekolah tadi pagi.
Sesampainya di rumah, Asya senang sekali karena ia akan mengabarkan pada ayahnya kalau dia sudah lulus SMA.
Dengan mengendap-endap dia membuka pintu gerbang rumahnya yang kecil. Yah kira-kira lebar pintu itu 1 x 1 meter. Tapi yah dasar kurang perawatan pintu itu berderik juga hingga ayah dapat melihat kalau dirinya sudah pulang. Lewat jendela ruang tamu.
Ayah segera membuka pintu ruang tamu yang juga sudah berbunyi.
Ayah melihat wajah putrinya begitu ceria dari biasanya."Asya kamu sudah pulang ya, kok ceria sekali? Ada apa nak, coba cerita sama ayah," Ayah mengajak duduk Asya menuju kursi ruang tamu dengan menggandengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Cinta
General FictionAsya seorang gadis yang cantik sedikit manis sedikit manja dan periang sampai akhirnya bertemu dengan Aryan, seorang pemuda yang tegas dan bertanggung jawab. Aryan merubah semua sifat bawaan Asya yang lembut dan sedikit keras kepala. Namun Asya mal...