EPOCH ~ 01

902 48 0
                                    

"Kamu semakin tampan saja Eltham." Wanita tua dengan senyum meneduhkan itu bersender pada pintu kamar cucunya yang terbuka.

Eltham menatap neneknya melalui pantulan cermin dengan senyum hingga lesung pipinya terlihat jelas, "cetakan ku bagus, jadi wajar saja aku tampan."

Nenek Jasmi menggeleng jengah dengan tangan yang memukul udara, "astaga bahasa mu itu El."

Eltham memutar badannya-- berjalan ke arah sang nenek lalu memeluknya. "Ya Allah Eltham sayang banget sama gadis ini, panjang umur dan sehat selalu."

"Ya Allah Eltham ucapanmu itu! Sudah menikah dan punya anak, bahkan memiliki cucu-cucu tampan dan cantik, bisa bisanya kamu sebut nenek gadis!" Tak urung senyum tetap terbit diwajah tuanya.

Pemuda itu menguirai pelukannya, ia terkekeh saat melihat Jasmi tidak bisa menyembunyikan senyumnya, berbanding terbalik dengan protesan sebelumnya, "hahaha, mulut bilangnya gak terima, mukanya kelihatan senang banget tuh aku sebut gadis."

"Jujur saja nenek merasa lebih muda dari biasanya saat kamu sebut gadis." Ia mencubit pinggang Eltham sampai sang empu meringis- untuk menyalurkan sedikit kekesalannya.

"Ahs...Nek sakit!"

"Rasain! Sudah sana berangkat, jangan sampai buat Calila menunggu lama!"

"Baiklah, aku berangkat nek." Eltham menarik tangan Jasmi, mencium punggung tangannya, "assalamualaikum cantik."

"Walaikumsalam ganteng."

Setelah mendapat jawaban, pemuda itu langsung melesat pergi keluar kamarnya-- meninggalkan sang nenek yang terus memandangi punggungnya hingga hilang.

*#*#*#*


Angin berhembus kencang menerpa wajah pucatnya yang terlihat tirus, gadis dengan banyak bekas suntikan ditangannya itu memandang pemandangan langit dari atap rumah sakit dengan pandangan kosong.

Perlahan kakinya mulai naik ke pagar pembatas, bekas luka operasi di bagian dadanya terlihat mengintip saat bajunya bergerak karena hembusan angin yang kencang.

Dia terlalu lelah menanti kesembuhan yang bagai fatamorgana untuknya.

"Calila capek Tuhan," air matanya keluar tanpa bisa dicegah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Calila capek Tuhan," air matanya keluar tanpa bisa dicegah.

Hanya tinggal satu langkah lagi maka kematian akan menjemputnya.

"Huuuhhhh." Suara hembusan nafas membuat gadis yang hendak melangkah menuju kematian itu menghentikan aksinya.

"Hidup itu lucu yah," tiba-tiba saja gadis berseragam SMA dengan pin golden star di bagian lengan kirinya itu muncul-- dia berdiri dengan tangan bertumpu pada pagar pembatas.

EPOCH ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang