Note:
Part awal balik lagi ke beberapa jam sebelum Arhskyla naik ke atas panggung.*#*#*#*
Nayla melangkah memasuki area sekolah setelah matahari tenggelam, dia sengaja datang terlambat karena tidak ingin di repotkan siapapun. Keadaan sekolah yang begitu ramai karena hari ini di adakan Pentas Seni, tidak lama lagi Arhskyla akan di buat malu di hadapan semua orang. Dia merasa senang karena pembalasan dendam nya akan segera terjadi, ditambah Nayla tidak perlu repot-repot mengotori tangannya karena semua telah di urus oleh Ratna.
Nayla melebarkan senyumnya saat melihat Ratna tengah berjalan sendirian sambil memainkan ponsel. Cewek itu memutuskan mengikuti Ratna. Meski Nayla terima beres dengan apa yang Ratna rencanakan, dia tetap ingin tahu lebih detail kesiapan rencana busuk untuk menyabotase suara Arhskyla.
Ponsel yang sedari tadi dia genggam bergetar menandakan ada pesan masuk, Nalya melambatkan langkahnya saat membuka pesan masuk.
*
RATNASatu jam lagi acara utamanya mau di mulai, lo dimana?
Gue udh di sekolah.
Langsung masuk ke GOR aja. Btw Arhskyla udah minum minuman yang gue campur sama obat nya.
*
Senyum Nayla melebar dia mengantongi ponselnya lalu kembali melangkah mendekati Ratna yang telah berbelok ke arah pintu belakang gedung olahraga, menurutnya akan lebih baik jika dia dan Ratna menyaksikan Arhskyla dipermalukan bersama-sama.
Belum sempat Nayla berbelok, suara dari orang yang dia benci terdengar di telinganya.
"Oh, Ratna."
Nayla lalu mengintip di balik tembok, dimana Arhskyla baru saja menutup pintu yang hendak Ratna masuki.
"Hai." Nayla mengerutkan keningnya mendengar sapaan canggung yang Ratna lontarkan pada Arhskyla. Dia memasang kupingnya baik-baik.
"Setelah Nayla di keluarkan dari sekolah maka gue anggap hutang lo lunas." Nayla melebarkan matanya, dia menutup mulutnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara apapun.
"Thanks, apa yang gue lakuin gak sebanding dengan pertolongan lo waktu itu," ucap Ratna dengan penuh rasa terima kasih.
"Seharusnya gue yang berterima kasih, karena gue lo harus ngorbanin waktu dan tenaga lo buat berteman sama Nayla."
Ratna terkekeh, "jangan berterima kasih karena gue juga menikmati peran gue berteman sama Nayla, hal itu yang bikin gue sering ketawain kebodohan dia."
Nayla sudah paham garis besar dari percakapan dua orang itu tanpa perlu lagi mendengarkan kelanjutan obrolan mereka. Nayla berbalik pergi dengan kebencian yang semakin menumpuk.
Orang yang selama ini dia anggap sebagai sahabat ternyata tidak lebih dari bidak yang Arhskyla pakai untuk mengontrol dirinya. Sialan! Dipikir-pikir dulu Ratna mendekati nya dengan tiba-tiba, saat dia dijauhi orang-orang karena mama nya di anggap wanita penggoda, Ratna dengan anehnya malah mendekat, betapa bodohnya Nayla tidak menyadari hal itu. Lucu sekali, Ratna yang selalu memanas-manasi nya ternyata bukan karena membenci Arhskyla melaikan sebuah kesengajaan, itu juga pasti perintah Arhskyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPOCH ✓
Teen FictionTentang Eltham yang jatuh cinta untuk pertama kalinya. Semuanya berawal dari rasa penasaran Eltham pada gadis bermata indah yang menggagalkan percobaan bunuh diri sepupu nya. Memenuhi rasa penasarannya Eltham nekad pindah sekolah, dia memanfaatkan s...