EPOCH ~ 33

154 10 0
                                    

Arhskyla sampai di rumahnya saat matahari telah tenggelam sepenuhnya. Setelah selesai melakukan kewajiban nya sebagai umat beragama, yaitu sholat Maghrib, Arhskyla menghempaskan tubuhnya ke ranjang.

Dia merasa ketidak nyamanan setelah perdebatan nya dengan Eltham, Arhskyla merasa seperti ada yang hilang.

Tidak seharusnya dia sebimbang ini. Inikan apa yang dia mau, mungkin nanti akan sedikit terganggu dengan Eltham yang menjauhinya, tapi dia yakin dia akan kembali terbiasa hidup tanpa Eltham yang selalu merecoki nya.

Arhskyla mengguling kan badannya, tangannya terulur hendak meraih ponsel di nakas. Arhskyla mengurungkan niatnya mencabut kabel pengisian daya, matanya tertuju pada dua benda yang menggantung di lampu tidurnya.

Arhskyla mengambil salah satu dari kedua benda itu. Dia berdecak melihat wajah nya sendiri. "Ekspresi gue menggelikan, sedangkan dia malah terlihat manis."

Arhskyla menyentil permukaan foto yang terlapisi plastik laminating itu, lalu meletakannya kembali di samping bungkus permen yang juga ia laminating dan beri gantungan.

Entah apa yang mendorongnya melakukan kedua hal itu. Yang jelas semuanya terasa menyebalkan sekarang mengingat tidak akan lagi ada hiasan tambahan di lampu tidurnya.

*#*#*#*


Lagi-lagi dia merubah posisi tidurnya. Kasur empuk dan nyaman yang biasanya membuat dia tidur nyenyak, seolah kehilangan fungsinya. Sejak satu jam lalu dia membaringkan tubuhnya, mata nya tak kunjung terpejam.

Tanpa bangun dari tidurnya, dia melepas kaos yang melekat di tubuh nya lalu melemparkannya ke sembarang arah. Matanya memang tertuju pada jam dinding tapi pikirannya terus mengarah pada perdebatan nya dengan Arhskyla tadi sore di depan ruang musik.

Ekspresinya memang datar, tapi pikirannya tidak bisa berhenti meruntuki dirinya sendiri.

'Kenapa gue main pergi aja ninggalin Arhskyla sih?! Bodoh! katanya bakal selalu ada buat Arhskyla, tapi digituin dikit aja ngerasa seperti di sakiti banget,' batinnya menggerutu, dia memejamkan matanya menahan kekesalan pada tindakannya tadi sore ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Kenapa gue main pergi aja ninggalin Arhskyla sih?! Bodoh! katanya bakal selalu ada buat Arhskyla, tapi digituin dikit aja ngerasa seperti di sakiti banget,' batinnya menggerutu, dia memejamkan matanya menahan kekesalan pada tindakannya tadi sore yang pergi begitu saja. Eltham merasa jika tadi sore dia seperti bocah pundungan. Lalu bagaimana dengan besok? Eltham sudah kehilangan muka untuk bertemu dengan Arhskyla karena tidak bisa memegang perkataan nya sendiri.

Dengan mata yang masih terpejam, dia membuang nafas perlahan. Matanya kembali terbuka dengan jari telunjuk yang bermain di permukaan kasurnya.

Sudahlah, tidak ada gunanya terus menyesali apa yang telah terjadi, lebih baik dia tidur saja dari pada terus-terusan meruntuk dalam hati. Dan mengenai besok, Eltham akan bersikap tidak tahu diri seolah tadi sore dia tidak pernah melakukan perdebatan apapun dengan Arhskyla.

Eltham meraih ponsel yang ia letakan di bawah bantal. Dia memainkan benda pipih itu agar bosan, sampai akhirnya tertidur dengan sendirinya. Itu hal Eltham harap kan, tapi sayangnya yang terjadi malah sebaliknya. Eltham tidak bisa tidur semalaman! Dia masih membuka mata bahkan sampai adzan subuh berkumandang.

EPOCH ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang