EPOCH ~ 23

170 10 0
                                    

Note:Part awal lanjutan Flashback di chapter 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note:
Part awal lanjutan Flashback di chapter 18.

*#*#*#*


Cewek dengan wajah sembab itu menatap haru ayahnya yang tengah terbaring di brankar pasca operasi pengangkatan tumor otak di balik kaca ruang rawat intensif.

Dia mengalihkan pandangannya pada orang yang menjadi penanggung jawab atas biaya operasi itu. Arhskyla lah orang yang membiayai operasi ayahnya. Dia tidak menyangka bisa mendapatkan pertolongan sebesar itu dari orang yang bahkan tidak pernah bertegur sapa dengannya meski mereka satu kelas. Arhskyla memakai uang tabungannya sendiri untuk membayar biaya operasi ayahnya.

"Gue sangat berhutang budi sama lo. Gue janji setelah bokap gue sembuh sepenuhnya, kita pasti bisa lunasi biaya operasi."

"Lo gak perlu ganti," jawab Arhskyla, dia menatap cewek berambut keriting itu dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Jangan khawatir, gue gak semiskin yang lo pikirin, gue pasti bisa lunasi. Kalau ayah sembuh, gue yakin usaha keluarga yang sebelumnya gak keurus, pasti bakal bangkit lagi," ucapnya meyakinkan.

"Gue gak butuh duit gue balik, yang gue butuhkan adalah balas budi lo Ratna dalam bentuk jasa."

Cewek bernama Ratna itu meneguk air liurnya dengan susah payah, dia cukup terintimidasi dengan tatapan Arhskyla. "Gu-gue akan lakukan a-apapun yang lo mau."

"Good." Arhskyla melepaskan ikatan rambutnya. Dia melangkah -- mendudukkan dirinya ke kursi besi dekat ruangan itu, tentunya Ratna mengikuti.

"Lo tahu Nayla yang sekelas sama kita?" Ratna mengangguk. Ya, dia tahu Nayla yang di maksud Arhskyla. Semua orang di SMA De Hoogste pasti tahu siapa cewek bernama Nayla itu. Cewek itu mendadak jadi terkenal setelah tersebarnya fakta jika ibunya lah yang telah merusak ke harmonis an keluarga si nomor satu. Cewek yang sejak kabar itu tersebar langsung di jauhi semua orang.

"Temenan gih sama dia, setelah itu lo tusuk dia dari belakang. Buat dia jadi iri dan dengki sama gue. Dan saat dia ngelakuin hal bodoh buat jatuhin gue, saat itulah lo harus bisa buat serangan itu malah kena dirinya sendiri." Arhskyla menyinggung kan senyum yang membuat bulu kuduk Ratna berdiri. "Selama lo gak bocorin rencana ini kesiapapun, lo bakal aman. Jangan takut ketahuan, gue punya akses sepenuhnya di setiap sudut De Hoogste."

*#*#*#*


Arhskyla mendengarkan pertengkarannya hebat papanya dan wanita itu dengan senyum tipisnya. Sambil merebahkan tubuhnya di ranjang, ia memejamkan matanya menikmati sensasi dingin dari sleeping mask di permukaan wajahnya.

Dua orang itu tidak pernah berhenti bertengkar sejak kabar kecurangan Nayla saat ujian sampai ke telinga Dinathama. Dan yang membuat amarahnya semakin memuncak adalah Nayla terus menuduh Arhskyla yang memfitnahnya, Nayla bahkan berusaha menyerang putri kebanggaannya itu terang-terangan, padahal jelas-jelas itu perbuatannya sendiri.

EPOCH ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang