Matanya tidak bisa berhenti memperhatikan cewek yang duduk di samping kirinya. Eltham merasakan perbedaan sikap Arhskyla pada dirinya setelah hari itu, hari dimana Arhskyla tidur di pangkuannya.
"Gue ada salah atau gimana sih? Kok gue ngerasa lo lagi berusaha jauhin gue," paparnya langsung pada sang empu. Alisnya menukik tajam mandapat pengabaian Arhskyla. "Gue nanya sama lo Arhskyla."
Cewek itu menoleh padanya, meski ekspresi nya tetap datar, Eltham dapat menemukan lirikan sinis didalamnya.
"Lo gak lihat gue lagi ngapain? Gue gak lagi senggang buat jawab pertanyaan lo itu."
Entah kenapa Eltham menyimpulkan jika jawaban Arhskyla adalah kebohongan, "lo gak bakat jadi pembohong." Eltham menatap lurus netra coklat terang itu.
Arhskyla memutuskan pandangan nya terlebih dahulu, dia kembali membaca catatan di bukunya.
"Lo diam, berarti apa yang gue omongin barusan itu bener," dengusnya kesal. Eltham mengedarkan pandangannya kesekitar, 98% teman sekelasnya tengah fokus pada buku di tangannya masing-masing.
Pemandangan seperti itu bukanlah hal asing lagi di kelas elite setiap ujian.
"Gue gak suka di abaikan," ucap Eltham lirih yang masih bisa terdengar jelas di telinga si pemilik golden pin star itu.
Arhskyla mengeratkan pegangannya pada buku, dia bisa merasakan pandangan lurus Eltham padanya.
"Padahal lo gak ngelakuin apapun, tapi lo selalu berhasil buat gue kepikiran."
*#*#*#*
Benda besi dengan roda empat itu melaju dengan kecepatan tinggi. Menyalip kendaraan di depannya tanpa memperdulikan klakson protesan dari kendaraan lain.
"Kenapa malah jadi kaya gini sih!" Dia mencengkeram kuat stir mobilnya. Eltham menurunkan kecepatan mobilnya saat melihat pemandangan laut dari samping kaca mobilnya.
Dia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Eltham menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi kemudi, dia kembali menoleh ke arah laut.
"Arhskyla lo kenapa sih?" Eltham bertanya pada pada orang yang entah sekarang ada dimana. Sejak hari pertama PTS, Arhskyla semakin menjaga jarak dengannya. Cewek itu selalu langsung pulang setelah selesai mengerjakan ulangannya. Tidak ada lagi istirahat bersama, tidak ada lagi waktu berdua setelah pulang sekolah, setiap kali mengajak nya bicara Arhskyla lebih banyak mengabaikan nya dari pada meresponnya.
Arhskyla benar-benar___
"Sialan!" Umpatnya pada diri sendiri, Eltham mengacak-acak rambutnya frustasi. "Jago banget sih bikin gue kepikiran, jago banget sih bikin gue gak karuan gini."
Setelah beberapa menit terdiam, Eltham kembali melajukan mobilnya. Dia membawa benda besi itu menuju cafe milik saudaranya. Semoga saja setelah meminum coffe latte favoritnya, pikiran Eltham tidak sekacau saat ini.
*#*#*#*
"Lancar.... Hari ke dua PTS gue lancar.... Besok pelajaran Inggris, matematika, sama biologi. Dan gue yakin itu juga bakal lancar." Gadis yang tidak pernah betah berlama-lama di ikat rambutnya itu menarik ikatan kuncir kudanya.

Dia memakai ikatan rambutnya ke pergelangan tangannya. Pandangan matanya memang tertuju pada Arehsky, tapi meski begitu pikirannya melayang entah kemana. Tanpa sadar, Arhskyla mengusap keningnya sendiri. Dia berdehem menetralkan kecanggungan yang ia ciptakan sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
EPOCH ✓
Teen FictionTentang Eltham yang jatuh cinta untuk pertama kalinya. Semuanya berawal dari rasa penasaran Eltham pada gadis bermata indah yang menggagalkan percobaan bunuh diri sepupu nya. Memenuhi rasa penasarannya Eltham nekad pindah sekolah, dia memanfaatkan s...