Senyum tipis nya tidak pernah luntur dalam setiap langkahnya. Dengan tangan penuh berbagai macam cemilan, mulai kripik, hingga cemilan sehat untuk Calila-- yang tentunya telah Eltham konsultasi kan terlebih dahulu pada dokter sepupu kesayangannya itu.
Begitu sampai di depan ruang rawat Calila, Cowok jangkung itu tidak langsung masuk. Ia mengintip terlebih dahulu dari kaca pintu, dua dari empat perempuan terspesial dalam hidupnya saat ini masih mengobrol serius. Tak ingin mengganggu, Eltham memilih duduk menunggu di depan ruangan itu.
'Dua dari empat terspesial?' batinnya bertanya geli. Iya, Eltham sudah mengakui jika memiliki perasaan lebih pada Arhskyla——
Jika di tilik lebih dalam, cukup banyak perasaan aneh yang telah lama ia rasakan. Mulai dari debaran menyenangkan, rasa penasaran berlebihan, sampai cemburu pun sudah pernah Eltham rasakan, hanya saja sebelumnya Eltham selalu mengelak perasaan nya sendiri, hingga membuatnya bertanya-tanya. Seperti remaja pada umumnya, Eltham memiliki sedikit gengsi. Apalagi ia mengetahui dengan pasti jika orang yang ia sukai tidak memiliki perasaan apapun padanya. Menyebalkan baginya.
——Suatu hari nanti Eltham akan membuat ke empat perempuan itu saling mengenal dan berada di satu ruangan yang sama.
Mereka pasti akan cepat akrab. Neneknya yang heboh, maminya yang baperan, Calila yang manja, dan Arhskyla yang dingin, perpaduan bertolak belakang-- yang entah ilham dari mana Eltham mencocok an ke empatnya.
Eltham kembali mengintip, ekspresi Calila tidak seserius sebelumnya. Cowok itu memutuskan untuk langsung masuk, membuat perhatian kedua cewek itu teralih padanya.
Eltham menaruh semua cemilan itu di meja. Lalu berdiri di samping Arhskyla, tangannya mengusap lembut puncak kepala Calila. "Ngobrol berduanya udah selesai? Kakak tadi keluar lumayan lama loh." Calila mengulum senyumnya, dia mengangguk. "What do you think about her?"
Tanpa ragu Calila menjawab, "sangat realistis, dan keren."
*#*#*#*
Cewek dengan pakaian terbuka itu menatap nyalang dart board yang di tengah-tengahnya terdapat foto orang yang dibencinya. Dia menerima enam jarum dari temannya. Tanpa ragu ia melemparkan jarum itu ke sasaran satu persatu. Senyum kepuasan terbit di wajahnya melihat semua lemparannya mengenai foto itu.
"Nay, gue ada kabar bagus buat lo!" Seru seseorang di belakangnya.
Nayla berbalik, ia melangkah mendekat dan duduk di sampingnya cewek yang sebelumnya berseru. "Kabar baik apaan?" tanyanya.
"Lihat deh!" Cewek berambut keriting itu meyerahkan ponselnya yang menampilkan sebuah artikel pada Nayla.
"Apaan heboh bener lo?" tanya Dewi yang baru saja duduk.
"Eltham, dia cucu dari Mr. Abraham sama Jasmi Kartobi!" jawab Ratna heboh.
"Emang mereka berdua siapa?"
Ratna mentoyor kening cewek berkulit pucat itu. "Kepala yayasan sekolah sendiri masa lo gak tahu?! Dua orang yang gue sebutin tadi itu crazy rich alias konglomerat."
"Lah, terus hubungan nya sama Nayla apaan?" Tanya Dewi heran. Tangannya mengusap bekas toyoran tak berperasaan Ratna.
"Gue harus dapetin Eltham supaya bisa manfaatkan kekayaan dan koneksi nya buat bisa hancurin Arhskyla." Bukan Ratna yang menjawab, melainkan Nayla.
"Nah iya, itu maksud gue! Lo harus tebelin muka lo buat ngejar tuh cowok songong. Lo itu cantik Nay, gue yakin lama-kelamaan juga si Eltham bakal luluh," papar Ratna. Perkataan nya berhasil mengobarkan api semangat dalam diri Nayla. Senyum licik muncul di kedua sudut bibir kedua cewek itu. Sedangkan Dewi masih berusaha mencerna rencana dari kedua temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPOCH ✓
Teen FictionTentang Eltham yang jatuh cinta untuk pertama kalinya. Semuanya berawal dari rasa penasaran Eltham pada gadis bermata indah yang menggagalkan percobaan bunuh diri sepupu nya. Memenuhi rasa penasarannya Eltham nekad pindah sekolah, dia memanfaatkan s...