*#*#*#*
Tiga hari berturut-turut Eltham tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Arhskyla mengetahui Eltham sakit setelah bertanya pada Seha--si sekertaris kelas di jam istirahat kemarin.
Tanpa ada niatan ingin menyangkal lagi, Arhskyla mengakui jika ketidakhadiran cowok itu membuat nya merasa kosong.
Rasa khawatir jelas ada mengingat Eltham tidak masuk sekolah sampai tiga hari berturut-turut. Parah kah?
Tanpa sadar ia kembali menghela nafasnya, dan hal itu tidak luput dari perhatian orang yang duduk di depannya.
Andini memutuskan menyudahi makan siang nya, dia menatap Arhskyla yang terlihat melamun sambil mengaduk-aduk mie ayam yang sudah mengembang.
"Lo kepikiran Eltham?" Arhskyla sedikit tersentak mendengar pertanyaan Andini, setelahnya dia mendorong mangkuk mie nya yang sudah mengembang itu ke samping. Arhskyla mengendikkan bahunya sebagai jawaban atas pertanyaan Andini sebelumnya.
Tanpa sadar Andini meremas botol minumnya sendiri. "Lo mulai goyah," gumam Andini lirih, suasana kantin yang ramai di tambah pikiran Arhskyla sedang bercabang membuat nya tak mendengar suara lirih Andini.
"Lo udah selesai?" Arhskyla bertanya setelah beberapa saat keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Udah," jawab Andini disertai anggukan. "Mau langsung ke kelas aja?" Tanyanya kemudian.
Arhskyla mengangguk. Keduanya lalu melangkah beriringan menuju kelas. Sejak Eltham tidak masuk sekolah, sejak itu pula mereka kembali makan hanya berdua di kantin, tanpa Eltham Ardianta tidak lagi bergabung dengan dua cewek itu.
*#*#*#*
Dengan posisi berbaring pada tumpukan bantal dia kembali memejamkan matanya. Rasa bosan akibat terus berbaring tanpa melakukan apapun selama dua hari belakangan ini terasa mencekiknya. Nenek nya bahkan dengan tega menyita satu-satunya alat untuk membunuh kebosanan nya, yaitu ponselnya sendiri, dengan dalih agar Eltham fokus pada penyembuhan nya.
Eltham meletakkan jari telunjuknya di bawah hidung nya sendiri, hawa panas dari pernapasannya tidak sepanas kemarin. Semoga saja itu pertanda baik untuk nya.
Eltham merubah posisi terlentang nya jadi miring, tangan yang tertancap jarum infus ikut tertarik hingga mulut nya spontan meringis.
Pikirannya mendadak tertuju pada Calila, gadis itu dirawat di rumah sakit sedari kecil, suntikan, infus, dan obat-obatan pahit sudah pasti menjadi makanan sehari-hari nya. Rasanya Eltham jadi ingin menghajar Fardan dan kedua orang tua Calila yang mengabaikan keberadaannya. Jujur saja Eltham sadar betul jika kehadirannya tidak lah cukup untuk menutupi luka hasil dari keegoisan mereka yang mengikis perlahan semangat hidup Calila, sampai-sampai gadis itu nekat ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Entah apa jadinya jika tidak ada Arhskyla yang mencegah aksi bunuh diri Calila.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPOCH ✓
Roman pour AdolescentsTentang Eltham yang jatuh cinta untuk pertama kalinya. Semuanya berawal dari rasa penasaran Eltham pada gadis bermata indah yang menggagalkan percobaan bunuh diri sepupu nya. Memenuhi rasa penasarannya Eltham nekad pindah sekolah, dia memanfaatkan s...